Green & Waste Management, WATER-TECH

Siram Tanaman dengan Limbah Pencakar Langit

ShareSiram tanaman dengan limbah pencakar langit  tentu setelah mengalami proses pengolahan. Bekas air mandi yang berasar dari shower dan bathtube serta air...

Written by Jurnalis Industri · 2 min read >
Siram Tanaman dengan Limbah Pencakar Langit

Siram tanaman dengan limbah pencakar langit  tentu setelah mengalami proses pengolahan. Bekas air mandi yang berasar dari shower dan bathtube serta air bekas pencuci pakaian dapat diolah menjadi air bersih untuk menyiram stroberi, tomat, selada, dan sebagainya.

Siram Tanaman dengan Limbah Pencakar Langit
Gambar kiri proyek Shoaiba 3 Water Transmission dengan pipa air sepanjang 340 km untuk mengalirkan air dari laut sebagai air tawar kebutuhan kota Jeddah, Ta’if, dan Mekkah, Arab Saudi (foto: Alston). Sedangkan gambar kanan merupakan sumber air secara alami yang mengalir di sebuah sungai di kaki gunung Pangrango, desa Pancawati, Ciawi, Bogor. Siram tanaman dengan limbah pencakar langit (Foto: Rayendra L. Toruan)

Hampir semua gedung perkantoran—termasuk bangunan pencakar langit—menghasikan limbah yang dapat dimanfaatkan-ulang. Bagaimana cara mengolah limbah gedung-gedung?

Jawabannya terdapar pada contoh proyek Roof water-farm hasil pekerjaan para peneliti di Fraunhofer Institut for Enviromental, Safety, and Energy Technology UMSCHIT di Oberhausen, Jerman.

Tim ahli mengembangkan sistem yang menggunakan air limbah gedung untuk menyuplai tanaman dengan cairan dan nutrien.

Sistem pengujian awal dibangun di Berlin. Air buangan berasal dari dari shower dan bathtub—ketika orang habis mandi. Demikian juga mesin cuci menghasilkan air berwarna kelabu.

Limbah yang sudah dimurnikan itu dapat digunakan untuk menyuburkan tanaman stroberi, tomat, selada, dan lainnya. Air limbah dari toilet yang tadinya berwarna hitam juga digunakan dalam produksi larutan pupuk untui hidrokultur.

Para ahli bekerja di proyek Transition of Water InfraSTructure System (TWIST ++) dengan menginvestigasi bagaimana infrastruktur air dapat beradapatasi—merupakan tantangan pada masa depan.

Di bawah arahan Fraunhofer ISI di Karlsruhe, proyek TWIST ++ menarik bagi 15 partner yang mewakili institusi penelitian, otoritas pemerintahan lokal, operator bangunan air, manager air limbah, dan perusahaan industri lainnya—untuk bekerja sama.

Tim kerja sama itu mengembangkan solusi teknis yang terintegrasi secara pintar untuk mengombinasikan manajemen air limbah dan suplai air.

Mengambil tiga model daerah sebagai basis, tim menemukan pendekatan yang jelas sebagai pionir solusi sistem infrastruktur air. Proyek ini juga mengembangkan dua perlengkapan software.

Perangkat lunak pertama merupakan sistem pendukung perencanaan yang membantu para ahli dalam mendesain dan mengimplementasikan solusi sistem yang inovatif.

Sedangkan perangkat kedua adalah hasil pekerjaan di komputer yang bertujuan untuk pembuat dan pendukung kebijakan. Aplikasi ini mengilustrasikan kebutuhan konsep infrastruktur air yang berkelanjutan dan opsi lainnya.

Alternatif yang terpilih dan ramah lingkungan untuk sistem pembersihan air limbah konvensional sukses dikembangkan oleh tim peneliti Fraunhofer IGB dan mitranya di ISI.

Proyek Decentralized Urban Water Infrastructure System atau disingkat DEUS 21 secara khusus menarik bagi komunitas yang belum terhubung dengan bangunan pusat pengolahan kotoran buangan, dan negara berkembang lainnya.

Air limbah domestik secara biologis diproses dalam sistem membran performa tinggi anaerob. Hal yang membuat sistem ini disusun terpisah adalah karena bioreaktor mengkonversi senyawa organik ke biogas, campuran metana, dan karbon dioksida.

“Sistem ini dapat diterapkan di kawasan yang langka air. Sistem ini juga dapat secara khusus beradaptasi terhadap kebutuhan air di daerah gersang dan semi kering,” jelas Profesor Dieter Bryniok Direktur Manajerial SysWasser.

Manusia membutuhkan air untuk minum, memasak, mencuci, membersihkan, proses manufaktur dan agrikultur. Kita juga menggunakannya sebagai tenaga sumber kelistrikan atau energi.

Badan International Energy Agency pernah memperkirakan (tahun 2010), bahwa 583 miliar m3 air digunakan sebagai pembangkit listrik. Sebagian besar listrik digunakan untuk mendinginkan bangunan tenaga termal.

Listrik jelas dapat dihasilkan secara langsung dengan membangun hidropower. Metode generasi energi terbarukan memiliki satu kelemahan yakni: konstruksi bangunan hidropower biasanya diasosiasikan dengan perubahan substansial pada lingkungan dan landscape.

Meski kekurangan tersebut telah diketahui, namun China menginvestasi dananya untuk  membangun tenaga hidroelektris lebih dari sumber energi lain. Tujuan utama adalah untuk mengurangi konsumsi bahan bakar fosil (sumber minyak).

Satu program pemerintah melibatkan pembangunan 1000 bangunan hidropower kecil di area pedesaan pada tahun 2015. Proyek penelitian yang dikerjakan bersama Jerman-China.

Tim ahli dari IOSB dan ISI mengembangkan cara pendekatan baru untuk mengevaluasi keberlanjutan perencanaan, pembangunan, dan pengoperasian bangunan hidropower berukuran kecil.

Di seluruh dunia, komunitas dan ahli dari pihak industri mengerjakan solusi baru untuk pengolahan air. Atas nama lembaga Office of Tecnology Assessment (German Bundestag).

Tim Fraunhofer ISI memeriksa tren teknologi inovasi global melalui studi bertajuk Requirements for a Sustainable Water Economy.

Faktanya, para peneliti telah menunjukkan dengan tepat tantangan dan tren paling penting yang dihadapi negara berkembang dan industrialis.

Menyimpulkan hasil pekerjaan tim, Dr.Ing.Thomas Hillenbrand Koordinator Water Management Business Unit di Fraunhofer ISI, menjelaskan,

“Pertumbuhan permintaan air dan penurunan suplai air di banyak daerah terjadi karena perubahan iklim. Terjadi penurunan besar kualitas air yang memotivasi para ahli untuk membuat teknologi air yang lebih baik dan baru, dan merupakan kebutuhan yang mendesak.”

Saatnya kita mengolah limbah rumah tangga dan gedung: siram tanaman dengan limbah pencakar langit (Bahan diolah dari Water a vital resources tulisan Birgit Niesing, Fraunhofer)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *