Jawa, Potensi Daerah

Helikopter Karya Anak Bangsa Mengudara di Asia, Eropa dan Afrika

ShareHelikopter karya anak bangsa mengudara di berbagai negara. PT Dirgantara Indonesia pun mengikat kontrak dan mengirimkan sebagian badan helikopter ke perusahaan airbus...

Written by Jurnalis Industri · 2 min read >

Helikopter karya anak bangsa mengudara di berbagai negara. PT Dirgantara Indonesia pun mengikat kontrak dan mengirimkan sebagian badan helikopter ke perusahaan airbus di Perancis. Kontrak yang berlangsung  hingga tahun 2025 itu senilai  US$45 juta.

Dari kiri, Helikopter CN235-220, CN295, dan helikopter seri A5565—digunakan oleh kalangan militer dan diproduksi oleh PT Dirgantara Indonesia. (Sumber foto: PT Dirgantara Indonesia)
Dari kiri, Helikopter CN235-220, CN295, dan helikopter seri A5565—digunakan oleh kalangan militer dan diproduksi oleh PT Dirgantara Indonesia. (Sumber foto: PT Dirgantara Indonesia)

Bukan hanya TNI yang telah menggunakan helikopter buatan PT Dirgantara Indonesia. Vietnam telah mengincar pesawat CN-295 yang digunakan sebagai armada udaranya. Senegal tidak mau ketinggalan, ingin memiliki helikopter karya anak bangsa agar mengudara di Afrika.

Demikian juga perusahaan Airbus Helicopter di Perancis telah memesan badan (fuselage) helikopter H225/H225M—generasi baru jenis helikopter NAS332 Super Puma. Komponen (bagian upper dan lower) digunakan pada helikopter jenis H225/H225M yang biasa digunakan oleh kalangan militer.

Jumlah komponen  helikopter H225/H225M yang dipesan mencapai 125 unit badan (fuselages) dan 125 unit ekor. Pembuatannya dipercayakan ke PT Dirgantara Indonesia dan semuanya harus terkirim pada tahun 2025. Nilai kontrak mencapai US$45 juta.

Sebagian dari pesanan Airbus Helicopter itu telah dikirimkan. Produk komponen helikopter karya anak bangsa itu telah terintegrasi dengan baik dan tepat di Perancis. Dirgantara Indonesia kebanggan Bandung, Jawa Barat ini juga dipercaya untuk pengadaan dan pembuatan bahan baku utama (main raw materials) dan merakitnya.

Para teknisi membentuk raw materials menjadi single part di  di divisi Detail Part Manufacture Directorate Production—kemudian dijadikan sebagai komponen di machining barulah diproses di bagian assembly yakni hanggar final assembly helikopter H225/H225M.

Sebanyak 220 orang terlibat dalam pengerjaan. Jenjang pendidikan mereka mulai dari lulusan SMK, politeknik D3, dan sarjana teknik S1. Ke-220 orang itu merupakan anak bangsa yang berprestasi dan membanggakan.

Bukan hanya perusahaan di Perancis yang dibantu oleh Dirgantara Indonesia. Perusahaan ini juga memasok permintaan beberapa negara di Timur Tengah dan Spanyol—termasuk menyediakan helikopter atas permintaan instansi pemerintah seperti kepolisian, Basarnas, dan lembaga lain.

Belum lama ini, manajemen PT Dirgantara Indonesia menyerahkan satu pesawat udara dan 5 helikopter kepada TNI Angkatan Darat (AD) dan Angkatan Laut (AL). Pesawat itu berupa 3 unit helikopter serang jenis Fennec (TNI AD), 2 unit helikopter Anti Kapal Selam,  dan satu unit Pesud CN235-220 seabgai Maritime Patrol Aircraft (TNI AL). Seluruh pesanan TNI selesai dibuat pada 2019.

Direktur Utama PT Dirgantara Indonesia, Elfien Goentoro menyerahkan helikopter itu kepada Menhan Ryamizard Ryacudu di  di Hanggar Fixed Wing milik PT Dirgantara Indonesia, dan  dihadiri oleh Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto. Apa keistimewaan helikopter buatan Bandung itu?

Bagian dalam helikopter CN235-220 MP kelihatan berwarna abu-abu sehingga lebih modern dan artistik. Monitor yang letaknya di bagian tengah berfungsi sebagai layar monitor.

Sebuah kamera  yang ditempatkan di bagian moncong helikopter merekam benda-benda di sekitarnya,  dan hasilnya kelihatan di layar monitor. Awak helikopter pun dengan leluasa menyaksikan hasil remakaman kamera. Hasil rekaman ditindaklanjuti sesuai misi penerbangan.

Teknologi yang dimiliki CN235 disebut Maximum Take Off Weight.  Dengan menggunakab teknologi itu, helikopter leluasa lepas landas di landasan pendek dwngan kondisi landasan dapat berupa rumput atau belum dilapisi aspal.

Apa lagi keistimewaan helikopter karya anak bangsa yang juga telah mengudara di benua Eropa dan Afrika? Dengan avionic full glass cocpit system helikopter ini dapat terbang selama 10 – 11 jam. Uniknya helikopter bisa terbang tanpa pilot atau autopilot. Agar hemat bahan bakar,  ujung sayap dilengkapi winglet agar lebih stabil saat mengudara.

Apakah helikopter ini mampu mendeteksi benda kecil hingga ukuran 200 nautic mile? Kenapa tidak, sebab pesawat ini dapat mengakomodasi dua console lengkap dengan 3600 search radar.
Teknologi automatic identifivcation system dapat melacak kapal lain yang dilakukan secara otomatis.

Sedangkan helikopter yang dioperasikan oleh TNI AL dapat  mengetahui posisi kawan atau lawan. Alat yang dinamai IFF Interrogator dan Tactical Computer System berfungsi untuk identifikasi dan hasilnya diterintegrasikan ke komputer—bermanfaat untuk analisis dan penentuan strategi tindak lanjut.

Sedangkan alat Forward Looking Infra Red pada helikopter CN235-220 dapat mendeteksi dan mengklasifikasikan target pada malam hari. Kamera pun mampu merekam situasi di sekitar wilayah terbang pada malam hari.

Sedangkan helikopter  AKS jenis Panther yang berteknologi torpedo dan sonar tepat bagi TNI AL yang membutuhkannya. Pesawat ini dapat mendeteksi keberadaan kapal selam dengan dipping sonar L-3 Ocrab System DS-100 Helicopter Long-Range Active Sonar (HELRAS).

Alat Sonar HELRAS  beroperasi secara optimal di kedalaman laut yang dangkal dan laut dalam. Helikopter itu merupakan hasil kerja sama PT Dirgantara Indonesia dan perusahaaan  Airbus Helicopter (Perancis).

Kita bangga helikopter karya anak bangsa telah mengudara di benua Asia, Eropa, dan Afrika.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *