Photo Stories

POWERMAX 2018 – Industrial Energy Expo & Conference 2018 Potensi Bisnis dari Sumber Energi Terbarukan

SharePowermax 2018 , Indonesia kaya sumber energi yang harus diolah dari panas bumi, hidro, bio energi, surya, tenaga angin dan laut, batubara,...

Written by Rayendra L. Toruan · 2 min read >

Powermax 2018 , Indonesia kaya sumber energi yang harus diolah dari panas bumi, hidro, bio energi, surya, tenaga angin dan laut, batubara, gas metana batubara, batubara tergaskan, nuklir, hidrogen, dan metana lainnya.

Seusai acara pembukaaan POWERMAX 2018, foto bersama pejabat Kementerian Perindustrian dan manajemen PT Myexpo Kreasi Indonesia (Foto: PT Myexpo Kreasi Indonesia/File)

Pemerintah menargetkan 23 persen berasal dari energi terbarukan tahun 2025.

Warga berpeluang memasang panel surya di atas atap rumah sehingga mampu menghemat penggunaan listrik sebesar 30 persen.

POWERMAX 2018
Tim karyawan PT Teknologi Rekayasa Katup (TRK) perusahaan manufaktur valve yang bermarkas di Cengkareng, Jakarta. Valve buatan merupakan desain dan rancangan anak-anak muda Indonesia seperti (kiri ke kanan) Palupi R, Sofandi Robialmar, Kelvin OD, Lebal Al. Azis, Irna Yulitanti, Sopi TRK dan puluhan orang karyawan lainnya. Valve digunakan di sektor migas, energi, manufaktur dan sebagainya (Foto: Rayendra L. Toruan)

Jika pemilik panel surya tidak menggunakan 100 persen listrik yang berasal dari panel surya di atap rumahnya, PLN (Perusahaan Listrik Negara) dapat mengonversinya—misalnya untuk mengurangi jumlah tagihan tiap bulan.

Kesempatan memasang panel surya di atap rumah dimungkinkan oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Ignasius Jonan yang menerbitkan Peraturan Menteri Penggunaan Sistem Pembangkit Tenaga Surya Atap belum lama ini (November 2018).  

Selain meningkatkan pemanfaatan energi baru terbarukan yang berasal dari panel surya, maka penggunaannya berdampak terhadap efisiensi biaya.  Jumlah tagihan listrik pun akan berkurang. Ini kesempatan bagi warga untuk memasang panel surya di atap rumahnya.

Penggunaan panel surya juga berdampak terhadap lingkungan. Ketergantungan pada penggunaan fosil sebagai sumber pembangkit kelistrikan semakin berkurang.

Kebanyakan pembangkit listrik di Indonesia masih mengandalkan migas (minyak dan gas)—sementara kita harus mengimpor migas lebih dari 50 persen dari total lebutuhan.  Bagaimana mengatasinya?

Indonesia memiliki potensi sumber energi baru terbarukan yang demikian melimpah misalnya panasbumi—menurut data dari Kementerian ESDM, Indonesia memiliki potensi lebih dari 29,5 GW dan yang baru diolah baru 5 persen.

Sementara hidro mencapai 75 GW dan  yang dimanfaatkan oleh PLTA dan PLTM/H baru 7 persen. Potensi bioenergi terdapat 32,6 GW, energi surya atau matahari memiliki 532,6 GWp—diolah hanya sebesar 0,01 persen dari potensi yang kita miliki.

Sedangkan tenaga angin dan gelombang di laut memiliki potensi 113,5 GW dan 18 GW dan yang diolah baru di bawah 1 persen. Apakah kita membiarkan potensi energi yang demikian besar?

Tentu saja tidak. Pemerintah menargetkan penggunaan energi baru terbarukan sebesar  23 persen pada tahun 2025 dan 31 persen pada tahun 2050—merupakan peluang bisnis di bidang energi apa lagi bagi investor asing.

Indonesia merupakan salah satu negara dengan potensi energi terbarukan (renewable energy) yang sangat melimpah.

Energi terbarukan (renewable energy) merupakan sumber energi yang dengan mudah dipulihkan  secara alami, dan prosesnya berkelanjutan (sustainable energy)—artinya tidak habis seperti cadangan migas yang semakin habis karena kita kuras.

Menurut para ahli, energi terbarukan dapat diolah dengan teknologi algoritma sehingga pengolahannya yang secara alami dan berkelanjutan—asalkan dikelola dengan baik—berdampag signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi nasional.

Energi terbarukan kerap disebut juga sebagai energi berkelanjutan (sustainable energy) yang pengolahannya dilakukan secara alami.

Energi terbarukan lebih bersih yakni ramah dengan minimnya pencemaran lingkungan, aman, dan harganya terjangkau masyarakat seperti penggunaan panel surya di atap rumah atau penggolahan tongkol jagung di Gorontalo, Sulawesi Tenggara.

Pemanfaatan energi baru terbarukan juga berpengaruh terhadap penghematan devisa. Untuk memenuhi kebutuhan 1,4 juta barel minyak setiap hari, Indonesia harus mengimpor 750.000 barel setiap hari.

Contohnya pada Agustus 2018, Indonesia menggelontorkanUS$16,8 miliar untuk membeli migas dari luar negeri. Menurut detik.com, peningkatan impor migas disebabkan naiknya nilai impor minyak mentah dan gas masing-masing US$420,3 juta (67,55 persen) dan US$22,4 juta (7,87 persen.

Oleh karena itu, kita harus konsisten meningkatkan pengolahan sumber energi baru terbarukan. Selain padat modal, pengolahan energi baru terbarukan dilakukan dengan penggunaan teknologi yang tepat.

Pemerintah melakukan penjajakan kerja sama dengan negara-negara yang menguasai teknologi seperti Norwegia yang berpengalaman mengolah tenaga air sebagai sumber energi.

Norwegia termasuk yang sukses memanfaatkan 98 persen energi unruk membangkitkan listrik  dengan menggunakan tenaga air.

Indonesia juga bekerja sama untuk mengolah energi baru terbarukan dengan negara lain seperti, Selandia Baru, Finlandia, Swedia, Jerman, Denmark, Bulgaria, Amerika Serikat, Jepang, Australia, Lithuania, dan negara lain.

Beberapa perusahaan peserta POWERMAX 2018 dari Singapura, Malaysia, China, Taiwan, India, Thailand, Inggeris, Korea Selatan, Jepang, dan Jerman, menawarkan produk dan teknologi pembangkit listrik—termasuk industri pendukung—kepada para pelaku sektor energi di Indonesia.

Penjelasan produk dan teknologi dari PT Rukun Sejahtera Teknik, PT Teknologi Rekayasa Katup, Terra Energy & Resources Technologies, PT Pusaka jaya Inti Services, Infinite Power Sdn.Bdn, dan Apaq Group cukup menarik dan memberi peluang kerja sama (bisnis) dengan pebisnis Indonesia.

Catat kesemparan berbisnis dengan PT Hisaka Works Indonesia, PT Gridtech Indonesia, PT Karya Mandiri Globalindo, Jarwinn, Patra Electric Vehicle, PT Duta Laserindo Metal, dan sebagainya.  

POWERMAX 2018 – Industrial Energy Expo & Conference 2018 ,  berlangsung di Kamayoran, Jakarta, 28-30 November 2018. Pameran dilengkapi dengan topik-topik menarik yang diurai dalam sesi seminar.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *