Inspiration, MICE

Jaringan 5G Percepat Transformasi Digital, Perangi Kebakaran Hutan

ShareJaringan 5G percepat tranformasi digital. Perusahaan Telkomsel dan Indosat membangun jaringan  5G sejak tahun 2021. Tranformasi digital kian melesat, misalnya, lebih mampu...

Written by Rayendra L. Toruan · 2 min read >

Jaringan 5G percepat tranformasi digital. Perusahaan Telkomsel dan Indosat membangun jaringan  5G sejak tahun 2021. Tranformasi digital kian melesat, misalnya, lebih mampu mengontrol kebakaran hutan.  

Melalui pengerjaan proyek Advanced Low Altitude Data Information System  (ALADIN), dilaksanakan pengembangan jaringan kampus 5G seluler yang bertujuan untuk memungkinkan penggunaan jaringan 5G untuk mengetahui posisi  dan layanan darurat saat terjadi kebakaran hutan. Upaya pemadam kebakaran dilakukan dengan basis kebutuhan. Jaringan 5G percepat tranformasi digital (Foto/©: Fraunhofer FOKUS)

Penulis/editor: Rayendra L Toruan

mmINDUSTRI.co.id –  Generasi keempat seluler atau 4G bakal digeser jaringan 5G. Pembangunan jaringan 5G telah dimulai oleh perusahaan Telkomsel dan Indosat  sejak pertengahan tahun 2021.

Pemanfaatan jaringan 5G bakal melesatkan transformsi digital di Indonesia. Pemanfaatan jaringan 5G bakal berpengaruh sifginifikan terhadap keseharian kita—termasuk di bidang pekerjaan dan bisnis dengan basis internet berkecepatan tinggi. 

Kita dapat menggunakan jaringan 5G misalnya unuk mengetahui titik-titik api yang terjadi di kawasan hutan. Sejak 8 Mei 2022, kita merasakan tanda-tanda musim kemarau dengan kenaikan suhu yang kita rasakan panas. 

Musim kemarau di Indonesia cenderung ditandai dengan beberapa peristiwa kebakaran—disebabkan oleh ulah manusia atau terjadi titik-titik api yang disebabkan panas yang ekstrem  seperti kebakaran hutan di di pulau Sumatera dan Kalimantan.  

Pemerintah mengerahkan segala kemampuan dan daya untuk mengatasi kebakaran hutan. Dan untuk mengelola dan mengatasi kebekaran hutan, kita dapat belajar cara para ilmuwan di Jerman. Mereka memanfaatkan kekuatan teknologi dan jaringan 5G

Untuk memerangi kebakaran hutan dan memantau lokasi konstruksi serta menyediaan layanan yang tepat, para ilmuwan menggunakan peran multimedia seperti digunakan  pada kegiatan olahraga massal—yakni kekuatan teknologi dan jaringan 5G.

Teknologi dan jaringan 5G  terpusat di kampus atau sentra-sentra bisnis dan penggunaannya untuk memenuhi kebutuhan lokal meski cakupan jaringan mampu menjangkau layanan yang lebih luas yakni seluruh lokasi yang dikehendaki. 

Oleh sebab itu, peran jaringan 5G harus dioptimalkan seperti dirancang oleh para insinyur dari Fraunhofer Institute for Open Communication Systems FOKUS. 

Mereka menciptakan 5G+ Nomadic Node yakni jaringan sementara non-publik. 

Jarangan ini dapat diatur dalam waktu singkat, misalnya, untuk menghubungkan para pasukan darurat agar satu sama lain mudah  berkomunikasi di lapangan misalnya di daerah hutan yang terbakar. 

Perangkat baru ini berguna untuk mengontrol robot yang bertugas untuk membantu pasukan pemadam kebakaran. Robot  bekerja dengan kontrol dari jarak jauh. 

Seluruh perangkat keras dan perangkat lunak cocok dengan beberapa wadah rak server seluler. 

Pengoperasian jaringan seluler 5G yang diadaptasi dengan koneksi satelit dipresentasikan pada pameran Hannover Messe 2022 yang berlangsung di Hannover, Jerman pada 30 Mei – 2 Juni 2022.

Kebakaran hutan tidak hanya menyebabkan kerusakan dahsyat di negara-negara selatan, Jerman juga terkena dampaknya. Begitu juga kebakaran hutan di Sumatera yang asapnya “melayang” ke negeri orang seperti Singapura dan Malaysia. 

Sementara itu, sepertiga dari semua kebakaran hutan di Jerman terjadi di negara bagian Brandenburg. 

Negara bagian itu, dengan hutan pinusnya yang luas, curah hujan rendah, dan tanah berpasir ringan, menyebabkan risiko kebakaran hutan tertinggi di Jerman. Jerman menderita beberapa ratus kali kebakaran setiap tahun. 

Saat memadamkan api, pasukan polisi dan pemadam kebakaran harus menyelidiki, memantau, mengamankan, dan mencatat situasi di area seluas beberapa kilometer persegi dalam setiap kasus. 

Di sinilah proyek Advanced Low Altitude Data Information System (ALADIN) berperan dengan dana dari  Kementerian Federal Jerman untuk Digital dan Transportasi (BMDV). 

Menyiapkan jaringan kampus 5G seluler dimaksudkan untuk memfasilitasi jaringan 5G berbasis kebutuhan pasukan dan sumber daya darurat. 

Penggunaan jaringan 5G betujuan untuk mendapatkan gambaran secara  real-time tentang situasi kebakaran di lapangan. 

Para petugas menggunakan drone selama operasi di daerah yang tidak dapat diakses agar mudah mengendalikan truk pemadam kebakaran dan menghubungkan pasukan darurat satu sama lain. 

Para petugas lapangan dibantu oleh tim yang menggunakan jaringan 5G+ Nomadic Node buatan para insinyur Fraunhofer Institute for Open Communication Systems FOKUS.

Bagaimana penerapank Advanced Low Altitude Data Information System (ALADIN)  di lapangan? Jika infrastruktur 5G belum selesai dibangun, apakah jaringan 4G dapat digunakan? 

Baca: Gabungan BTS 5G dengan jaringan Inti 4G, Bagaimana Hasilnya?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *