Peran sopir kendaraan roda empat digantikan cermin microscanner dan penumpang leluasa menikmati perjalanan. Bagaimana cermin mikro itu menggantikan penglihatan manusia?
Cermin Microscanner
Mobil atau kendaraan roda empat yang melaju di jalan raya tanpa pengemudi semakin ramai diperbincangkan dalam beberapa tahun terakhir ini.
Bahkan di Eropa, para ilmuwan bekerja sama dengan produsen dan para ahli hukum kian intensif membahas aspek hukum.
Berkembangnya kendaraan otonom yang dapat melaju tanpa sopir atau pengemudi tercapai berkat kemajuan teknologi canggih sehingga peran pengemudi dapat digantikan cermin microscanner.
Hal itu memungkinkan penumpang dan sopir duduk santai selama perjalanan.
Akan tetapi, sistem otonom seperti kendaraan yang melaju tanpa sopir harus memenuhi standar keamanan yang ketat.
Contohnya kendaraan otonom harus mampu mengenali rintangan dan bahaya lainnya, dan mampu mengerem secara refleks ketika berhadapan dengan keadaan darurat di jalan raya.
Untuk itu, para ilmuwan melengkapi kendaraan otonom dengan cermin atau kaca perencana mikroskop.
Alat baru yang disebut cermin microscanner merupakan buatan para peneliti di Fraunhofer Institute for Photonic Microsystems IPMS.
Dengan teknologi, para peneliti melakukan pemindaian 3D dari lingkungan kendaraan hingga jarak lebih dari 200 meter.
Ketika diintegrasikan dalam sistem LiDAR, cermin microscanner dapat meniadakan atau mengganti kebutuhan seperti penglihatan yang dilakukan manusia yakni sopir.
Cara baru ini berpengaruh terhadap kontribusi kunci bagi keselamatan mengemudi otonom.
Dengan sistem LiDAR maka deteksi dan jangkauan cahaya yang merupakan metode penginderaan jauh berguna untuk mengukur jarak yang tepat dari suatu objek di permukaan jalan raya.
Teknologi ini sudah digunakan sejak tahun 1960-an ketika pemindai laser dipasang di pesawat, namun LiDAR belum mendapatkan perhatian yang layak dari para ilmuwan selama dua puluh tahun kemudian.
Akan tetapi, ketika diintegrasikan dalam sensor LiDAR, cermin microscanner atau disebut cermin MEMS justru melengkapi kendaraan dengan penglihatan dalam 3D yang berasal pandangan dari sekitar kendaraan.
Kendaraan masa kini semakin dilengkapi dengan berbagai sistem bantuan terhadap sistem pengemudi dan perlatan yang canggih.
Di tahun-tahun mendatang, para ilmuwan memrediksi bahwa temuan mereka itu wajib dipasangkan sebagai sistem darurat seperti dukungan kemudi yang mampu mengelak bahaya.
Kendaraan-kendaraan baru yang memiliki cermin microscanner membuka jalan bagi munculnya pengemudian kendaraan secara otonom.
Meski demikan, generasi kendaraan di masa mendatang, manusia masih tetap berperan untuk mengawasi lingkungan perjalanan dan bereaksi dalam situasi berbahaya yang terjadi secara mendadak.
Para ilmuwan optimis, keadaan itu akan berubah dengan baik bersamaan dengan diperkenalkannya sistem LiDAR.
Pentingnya LiDAR system sebagai deteksi dan jangkauan cahaya yang mampu mengukur jarak antara kendaraan dan objek-objek lain di jalan raya atau saat kendaraan bergerak.
Sistem semacam itu mampu memindai area sekitar untuk mencari sumber potensi bahaya dan dengan demikian menggantikan mata manusia.
Dengan demikian, mereka menandai langkah yang menentukan dalam perjalanan menuju cara mengemudi secara otonom yang aman meski kendaraan bergerak tanpa pengemudi.
Baca: Cara Kerja Sensor 4Sight LiDAR, Sinar Laser Membagi Dua Dimensi