Dunia menguras potensi ikan laut hingga berkurang 90 persen. Ratusan juta manusia kekurangan pasokan ikan. Bagaimana mengembangkan ikan berbasis sel dengan menggunakan modern biotechnology?
Penulis/editor: Rayendra L. Toruan
mmINDUSTRI.co.id – Menurut Organisasi Pangan dan Pertanian Persatuan Bangsa Bangsa, sekitar 90 persen dari semua stok ikan di lautan (dianggap) telah dieksploitasi secara maksimal atau ditangkap secara berlebihan. Ikan-ikan laut tidak berkembang secara alami.
Seiring dengan bertambahnya populasi dunia yang sudah lebih dari 8 miliar jiwa, sementara ratusan juta orang mengandalkan ikan sebagai sumber protein. Bagaimana mengatasinya?
Bluu Biosciences GmbH—spin-off dari Fraunhofer Research and Development Center for Marine and Cellular Biotechnology EMB melakukan aksi.
Perusahaan itu merupakan pusat terkait Fraunhofer Research Institution for Individualized and Cell-Based Medical Engineering IMTE dengan para ahli yang berpengalaman.
Para ahli di Bluu Biosciences GmbH memiliki solusi untuk menghasilkan ikan dengan menggunakan teknologi berbasis sel.
Perusahaan Bluu Biosciences GmbH mengkhususkan kegiatan bisnis untuk produksi ikan berbasis sel atau cell-based fish —dibuat dari sel ikan asli dan ditanam dalam bioreaktor.
Budidaya ini tidak seperti ikan tangkapan liar, dan tidak mengorbankan kesejahteraan hewan lainnya di dalam air laut.
Ikan berbasis sel atau cell-based fish berasal dari ikan asli seperti fillet ikan yang biasanya dihasilkan dari pengembangan sel otot dan lemak ikan.
Kedua jenis sel itulah yang secara klasik membentuk fillet ikan dengan otot yang menyediakan protein dan struktur dan lemak yang menyediakan omega-3 dengan rasa mentega.
Ikan berbasis sel berasal dari ikan asli. Sel merupakan blok bangunan semua makhluk hidup. Sedangkan otot berupa daging ikan memiliki kemampuan regeneratif luar biasa yang memungkinkan untuk membudidayakan blok bangunan (daging) khusus di luar tubuh ikan.
Para ahli memanfaatkan kemampuan alami ikan untuk menciptakan sumber produk makanan laut yang berasal dari ikan laut asli.
Bluu Biosciences GmbH adalah perusahaan pertama di Eropa yang mengkhususkan diri dalam pengembangan dan produksi ikan berbasis sel dengan menggunakan modern biotechnology.
Bioteknologi modern atau modern biotechnology menggunakan teknik GE, seperti DNA rekombinan, genomik fungsional dan struktural, probe diagnostik DNA, dan metode lain untuk modifikasi genetik.
Perkembangan teknologi DNA rekombinan telah menandai awal dari apa yang disebut bioteknologi modern atau modern biotechnology.
Di seluruh dunia, hanya ada sedikit perusahaan yang beroperasi di bidang pengembangan ikan berbasis sel seperti dilakukan oleh Bluu Biosciences—perusahaan ini tentu saja menutup celah di pasar.
Hampir di seluruh dunia, para nelayan menangkap banyak ikan tanpa menyeleksi ikan tangkapan sehingga ikan-ikan tidak dapat beregenerasi secara alami.
Jika kedaan itu dibiarkan, maka hal itu akan mengancam pasokan makanan pokok ratusan juta orang di berbagai negara termasuk Indonesia yang ikan lautnya dicuri oleh nelayan-nelayan dari negara asing.
Oleh sebab itu, kita harus menggunakan teknologi untuk membudidayakan ikan berbasis sel.
Produksi ikan dapat meningkat dengan menggunakan (bantuan) bioteknologi modern, dan hasilnya memberikan kontribusi yang menentukan untuk mengamankan pasokan ikan sumber protein hewani bagi umat manusia di masa depan.
“Kami melihat pasar yang berkembang pesat di sini. Masa depan adalah milik produk yang diproduksi dalam ekonomi sirkular,” kata Dr. Sebastian Rakers, pendiri merangkap Direktur Pelaksana Bluu Biosciences GmbH.
Pada Mei 2020, ia dan Simon Fabich mendirikan perusahaan Bluu Biosciences GmbH. Kedua yang ahli ikan itu bertujuan untuk memperkenalkan produk ikan berbasis sel ke pasar misalnya melalui restoran—merupakan langkah pertama bisnis mereka.
Dr. Sebastian Rakers berencaana memasok produk ikan berbasis sel ke supermarket pada akhir tahun 2023—waktu yang realistis untuk peluncuran daging ikan ke pasar.
Baca: Tanpa Membunuh Ikan Pasokan dapat Ditingkatkan, Daging tanpa Bahan Beracun