Inspiration, MICE

Uji SARS-CoV-2 di Laboratorium dalam 40 Menit, Peran Kendaraan Uji Corona

SharePara ilmuwan melakukan uji Sars-Cov-2 di laboratorium dalam 40 menit. Untuk mencapai kecepatan, para peneliti menggunakan kendaraan laboratoriun khusus Corona.  Pandemi #Coronavirus...

Written by Rayendra L. Toruan · 3 min read >
Uji SARS-CoV-2

Para ilmuwan melakukan uji Sars-Cov-2 di laboratorium dalam 40 menit. Untuk mencapai kecepatan, para peneliti menggunakan kendaraan laboratoriun khusus Corona

Uji SARS-CoV-2
Kendaraan lab uji Corona. Prototipe laboratorium bergerak yang dikembangkan oleh IME Institut Biologi Molekuler dan Oekologi Terapan Fraunhofer dan Institut Fraunhofer untuk Teknik Biomedis IBMT di Jerman. Uji SARS-CoV-2 di Laboratorium dalam 40 menit (Foto/©: Fraunhofer/Crispin-Iven Mokry)

Pandemi #Coronavirus menyebabkan dampak signifikan bagi umat manusia. Virus Corona mampu memangkas waktu pekerjaan dan kehidupan pribadi manusia. Konsekuensinya demikian  drastis menggerogoti laju ekonomi global dan sisi lain dari kehidupan umat manusia. 

Para ilmuwan di tiap negara berusaha maksimal untuk memutuskan penyebaran rantai infeksi sebagai salah satu kunci utama dalam menangani krisis medis yang ditimbulkannya. 

Salah satu dasar untuk memutus penyebaran wabah Corona, menurut para ilmuwan dengan metode pengujian andal yang memungkinkan untuk mendeteksi infeksi dengan cepat dan efektif. 

Upaya para peneliti Fraunhofer (Jerman) yang mengembangkan metode uji SARS-CoV-2 agar dapat mengurangi waktu deteksi minimum yang sebelumnya membutuhkan waktu 4 jam menjadi 40 menit.

Hal itu dimungkinkan dengan metode pengujian yang bergerak atau seluler di tempat dengan tidak menggunakan perangkat analitik yang kompleks dan mahal. Tim peneliti menggunakan kendaraan yang berfungsi sebagai laboratorium. 

Prototipe laboratorium yang bergerak itu dikembangkan oleh IME Institut Biologi Molekuler,  Oekologi Terapan Fraunhofer, dan Institut Fraunhofer untuk Teknik Biomedis IBMT.

Untuk menghambat laju merebaknya  pandemi COVID-19, langkah-langkah pencegahan seperti aturan kebersihan, pembatasan kontak antarmanusia, pengurangan kehadiran/kerumunan manusia di acara-acara publik, dan pribadi yang diterapkan secara ketat dan disiplin. 

Hal itu perlu dilaksanakan oleh tiap orang sekaligus bertujuan untuk mengendalikan terjadinya infeksi.  Penyebaran #Coronavirus telah berdampak secara luas atas kehidupan pribadi manusia yang berpengaruh terhadap sosial, ekonomi, pendidikan, dan budaya. 

Oleh sebab itu, para ilmuwan bekerja keras untuk mencari cara agar manusia bebas dan terlindung dari ancaman wabah COVID-19. Para ilmuwan mencoba membuat pengujian yang komprehensif agar mudah melakukan identifikasi yang cepat bagi orang yang telah terinfeksi.

Para peneliti di Fraunhofer sedang mengerjakan pengembangan metode uji SARS-CoV-2 yang mampu menyingkat waktu deteksi lebih minim, yakni dari yang  sebelumnya selama  4 jam menjadi 40 menit.

Pengujian yang bergerak dari satu tempat ke tempat lain dimungkinkan. Uji peralatan analitik yang kompleks dan mahal diganti dengan cara yang lebih praktis dan efisien. 

Berbeda dengan deteksi cepat lainnya, seperti uji (tes) antigen yang baru-baru ini diperkenalkan oleh para ilmuwan, dicapai dengan apa yang disebut metode Loop-Mediated-Isothermal-Amplification (LAMP). Prinsip dasar metode ini adalah pada deteksi bagian-bagian informasi genetik virus. 

Berbeda dengan uji standar yang sebelumnya, maka reaksi deteksi tidak didasarkan pada reaksi berantai polimerase (PCR), tetapi pada propagasi isotermal sesuai urutan target virus yang diinginkan oleh para ilmuwan.

Cara uji yang dilakukan sebelumya dianggap belum menyenangkan para pihak terutama pasien. Oleh karena itu, simpul para ilmuwan, tes baru mestinya dilakukan dengan obat kumur.

Selain itu, prosedurnya harus disesuaikan agar deteksi terhadap patogen lain dapat dilakukan di masa mendatang, secara efektif menangani penyebaran dan pembatasan wabah. 

Uji SARS-CoV-2
Saat presentasi kendaraan uji Corona (dari kiri), Prof. Welf-Guntram Drossel, Managing Director Fraunhofer IWU, Prof. Reimund Neugebauer, Presiden Fraunhofer Society, Michael Kretschmer, Perdana Menteri Negara Bebas Sachsen , Prof. Gerd Geißlinger, Petugas Riset Kesehatan  Fraunhofer Society dan Kepala Institut IME Fraunhofer. (Foto: © Fraunhofer/Crispin-Iven Mokry)

Perdana Menteri Negara Bagian Sachsen, Jerman, Michael Kretschmer mendukung upaya para ilmuwan, “Pandemi Corona merupakan tantangan bagi masyarakat dunia secara keseluruhan. Dalam mengembangkan proses baru, kita mendapatkan keuntungan dari ilmu pengetahuan dan penelitian yang kuat serta pekerja terampil yang luar biasa.”

Rilis Fraunhofer menjelaskan, prosedur pengujian dengan waktu deteksi yang singkat dan aplikasinya yang mobile (bergerak) justru menghemat biaya, dan mampu pemecah masalah nyata dalam pengendalian infeksi korona. 

“Pengembangan prosedur pengujian baru di Fraunhofer merupakan langkah penting yang secara efektif melawan penyebaran SARS-CoV-2 dan Batasan  yang ditimbulkan virus,” jelas Prof. Reimund Neugebauer, Presiden Fraunhofer Society. 

Pandemi Corona menunjukkan betapa rentannya kehidupan kita sehari-hari. Kami bertindak tegas untuk mengatasi krisis medis secepat mungkin. Sejak awal pandemi, Lembaga ini fokus untuk mendorong proyek anti-korona secara langsung di sektor medis dan kesehatan,” lanjut Prof. Reimund Neugebauer.

Termasuk upaya  pengembangan vaksin, diagnostik inovatif yang diperlukan, pengembangan obat, penyediaan kemampuan Teknologi Informasi, dan penelitian lanjutan yang ditargetkan. Untuk meningkatkan ekonomi secara berkelanjutan, Fraunhofer membantu usaha kecil dan menengah dengan layanan R&D dan kualifikasi. 

“Dengan inisiatif ini, kami mempromosikan pelestarian kompetensi lokal dan kapasitas pengetahuan serta berkontribusi pada keamanan ketahanan dan kedaulatan teknologi,” imbuh Prof. Reimund Neugebauer.

“SARS-CoV-2 berreproduksi di tenggorokan, mudah ditularkan, timbul infeksi droplet dan aerosol. Angka-angka korban menunjukkan, lebih dari sebelumnya, penyebaran lebih lanjut harus dihentikan dengan cepat dan efektif, setidaknya tebarannya diperlambat,” jelas Prof. Gerd Geißlinger, Periset Kesehatan di Fraunhofer Society.

Direktur Pelaksana Institut Fraunhofer untuk Biologi Molekuler dan IME Oekologi Terapan itu melanjutkan, patokan penting adalah tes dilakukan di hotspot, hanya dengan cara ini peneliti berkesempatan untuk mengidentifikasi orang yang terinfeksi secara dini.

“Kita bertindak cepat untuk meminimalkan kontak yang terinfeksi sesuai target sehingga kita  berharap mampu menghentikan penyebaan pandemic,” tandas Prof. Gerd Geißlinger.

Melakukan pengujian di tempat tertentu misalnya pengujian massal di sekolah atau perusahaan, maka  semua peralatan dan bahan yang diperlukan untuk pengujian LAMP telah terintegrasi ke dalam prototipe laboratorium  yang bergerak seukuran mobil van. 

Prototipe kendaraan bergerk itu dirancang oleh para ilmuwan Fraunhofer IME (Münster, Aachen, dan Frankfurt) serta peneliti Fraunhofer IBMT di Sulzbach yang  dipraktikkan selama dua minggu. 

Prototipe laboratorium uji keliling ditampilkan kepada publik untuk pertama kalinya di Institut Fraunhofer yang menangani Peralatan Mesin dan Teknologi Pembentukan IWU di Dresden, Jerman.

Prototipe kendaraan uji Corona—nantina disertifikasi—tampak seperti  blok bangunan yang mampu mengendalikan infeksi COVID-19

Dengan demikian para ilmuwan berperan ikut melindungi   aktivitas pribadi manusia, ekonomi, sosial, dan budaya meski badai pandemi Corona belum berakhir.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *