MANEJEMEN&SAFETY, Safety

Orang Mudah Panik Bakal Terpapar Virus Corona, Bagaimana Cara Menanggulangi?

ShareJika orang mudah panik bakal terpapar virus Corona—85 persen disebabkan diri sendiri. Sedangkan  15 persen disulut gaya hidup dan pola makan. Dapatkan...

Written by Boromeus Sihombing · 3 min read >

Jika orang mudah panik bakal terpapar virus Corona—85 persen disebabkan diri sendiri. Sedangkan  15 persen disulut gaya hidup dan pola makan. Dapatkan informasi resmi terkait cara penanggulangan Covid-19 dari portal Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19:  www.covid19.go.id                                                                    Sementara materi edukasi dapatkan dari https://www.covid19.go.id/materi-edukasi

Dari kiri Bimo Sasongko, Ketua Umum IABIE, Eddy Iskandar, Wakil Ketua Bidang Kerja Pemberdayaan  Asosiasi Pengusaha Indonesia, Yono Reksoprodjo Deputi Komisi Eropa Kadin, Hemat Dwi Nuyanto Wakil Ketua Umum IABIE, dan dr. Telly Kamelia Dosen Fakultas Kedokteran, Universitas Indonesia. Orang mudah panik bakal terpapar virus Corona (Foto/@: mmINDUSTRI.co.id/Rayendra L. Toruan)

Hampir semua strata masyarakat tersentak terhadap sebaran virus Corona. Jumlah orang terpapar dan  terinfeksi virus Corona atau Covid-19 terus bertambah di berbagai negara—termasuk di Indonesia yang dapat kita peroleh dari http://covid.kagama.id

Sedangkan penanggulangan Covid-19 melalui portal resmi Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 yang dapat diakses melalui www.covid19.go.id 

Kita hargai respon para nitizen yang proaktif mensosialisasikan berita terkait virus Corona. Akan tetapi, sebagian muatan media sosial justru menimbulkan efek kepanikan dan ketakutan masyarakat—lebih-lebih mereka yang mudah percaya terhadap berita hoaks.    

Oleh karena itu, kita harus lebih waspada dan jangan panik dan takut berlebihan, demikian simpulan  Ikatan Alumni Program Habibie (IABIE) yang disampaikan oleh Bimo Sasongko, Ketua Umum dan Hemat Dwi Nuyanto Wakil Ketua Umum IABIE belum lama ini di Jakarta.

Kepanikan yang berlebihan justru menjadikannya 85 persen sebagai pemicu orang mudah terpapar  virus corona yang disulut diri sendiri. Sebanyak 15 persen merupakan dampak negatif gaya hidup dan pola makan seseorang, ungkap Eddy Iskandar, Wakil Ketua Bidang Kerja Pemberdayaan  Aososiasi Pengusaha Indonesia.

Eddy melanjutkan, kepanikan dan ketakutan seseorang terhadap virus Corona, berpotensi mengganggu emosi sehingga energi yang tadinya digunakan untuk memproduksi hormon daya tahan tubuh—justru berupaya meredam kepanikan yang menimbulkan stres.

Kepanikan dan ketakutan berpotensi menimbulkan emosi tidak stabil. Contohnya, ketika diumumkan dua wanita terinfeksi virus Corona awal Maret 2020, sebagian masyarakat berbelanja besar-besaran. Kita bersyukur kedua wanita itu justru sudah sehat dan telah kembali ke rumah. 

Tiap orang memerlukan teknik penyelarasan emosi yang mudah dilaksanakan tanpa alat bantu—sangat berguna untuk membentuk kekebalan tubuh. Contoh sederhana, Eddy Iskandar yang juga anggota Dewan Pakar IABIE Chaiman ICEP (International Community for EFT Practitioner) menjelaskan,  

“Jangan takut walau virus Corona belum ada obatnya. Setiap penyakit ada obatnya dari  Allah subhanahu wa ta’ala. Jangan cemas, takut dan panic yang akan membuat imunitas tubuh orang menurun dan memungkinkan penyakit akan mudah terjangkit ditubuh,” tandas Eddy Iskandar. 

Lebih baik memperbaiki pola makan dengan nutrisi yang baik, pola hidup serta pola pikir dan senantiasa berdoa.  Eddy memberikan tip sederhana untuk memperkuat imunitas tubuh dengan menggunakan Emotional Freedom Techniques

Lakukan tapping dengan ketuk secara ringan dengan 2 ujung jari tangan pada titik-titik Thymus Thumb yang dapat membantu menetralkan energi negatif, menyelaraskan energi, mendukung penyembuhan dan kesehatan prima serta meningkatkan sistem kekebalan tubuh. 

Mulailah dengan doa sesuai kepercayaan Anda dengan tapping setiap titik sebanyak 7 atau 8 kali secara sekuen mulai dari titik di bawah mata berkahir di titik bawah dada, dengan beberapa siklus sambil mengatakan masalah yang dikhawatirkan—misalnya takut terjangkit virus corona atau lainnya.

Katakan, ”Saya memilih untuk tetap tenang dan percaya bahwa sistem imun tubuh saya kuat untuk menghadapi aneka penyakit termasuk virus corona.“ Kemudian berdoa minta perlindungan dan kekuatan kepada Allah SWT. 

Lakukan langkah-langkah tersebut berulang kali sampai merasa nyaman. Contoh lain, ujar Eddy pakar otomatisasi itu, agar orang menggesek-gesekkan ujung jempol tangan kanan atau kiri terhadap jari telunjuk sambil berkata tujuh atau delapan kali, “Saya tidak takut virus Corona.”

Gesekan ujung jempol terhadap ujung telunjuk terasa licin atau lancar. Kebalikannya, jika orang berkata, “Saya takut virus Corona,” sambil menggesek-gesekkan ujung jempol terhadap ujung jari telunjuk.

“Anda akan merasakan gesekan ujung jempol dan telunjuk seolah terhambat dan kurang lancar. Pikiran terlanjur stres karena memikirkan negatif yang menimbulkan kepanikan dan ketakutan. Maka virus Corona pun melenggang masuk karena daya tahan tubuh lemah,” ujar Eddy Iskandar. 

Menurut pakar IABIE, cara yang tepat bagi individu menghadapi Covid-19 adalah sesuai dengan petunjuk Kementerian Kesehatan dengan cara sering mencuci tangan dengan sabun dan meningkatkan kekebalan tubuh dengan metode Gerakan Masyarakat Hidup Sehat dan arahan World Health Organization. 

Warga dapat menghalau virus Corona dengan: Melakukan aktivitas fisik yakni olahraga minimal 30 menit setiap hari, mengkonsumsi sayur dan buah setiap hari 3-5 porsi, tidak merokok dan tidak mengkonsumsi alkohol, dan memeriksa kesehatan secara rutin.

IABIE melanjutkan, warga perlu membersihkan lingkungan dan menggunakan jamban. Sementara World Health Organization menandaskan, berbagi perasaan dengan orang lain, dan dapatkan fakta tentang Covid-19 dari sumber terpercaya. Santai menghadapi Covid-19, lakukan hobi pada saat media massa didominasi berita Covid-19. 

Sementara itu, banyak korporasi merekomendasikan fleksibitas kerja karyawan misalnya dari rumah, dan terjadi restrukturisasi sistem kerja. Aturan kerja jarak jauh  disiapkan oleh korporasi global hingga birokrasi pemerintahan. 

Perusahaan NEC, Mitsubishi, Panasonic dan lain-lain menerapkan perubahan dalam sistem kerja. Kolaborasi kerja mengandalkan video teleconference. Sebagian besar tenaga kerja bekerja di rumah tanpa penurunan produktivitas. 

Penerapan sistem fleksibilitas memerlukan mentalitas korporasi yang menjunjung tinggi produktivitas kerja disertai daya kreativitas dan inovasi para pegawai. 

IABIE merekomendasikan kepada pemerintah dan dunia usaha untuk membenahi indusri alat kesehatan dalam negeri yang selama ini ditekan produk impor.

Pengembangan teknologi material, utamanya logam khusus untuk aplikasi dan produk alat kesehatan. Pusat Teknologi Material BPPT melanjutkan pencapaian tingkat kesiapan teknologi (Technology Readiness Level) pada riset dan inovasi alat kesehatan—diteruskan hingga pengembangan skala produksi. 

IABIE mengusulkan agar Kementerian Perindustrian menerapkan kebijakan peningkatan penggunaan produk dalam negeri misalnya alat kesehatan. Produk wajib dicantumkan syarat nilai tingkat komponen dalam negeri. 

Selain itu perlu mendirikan center of excellent yang mencakup litbang dan produksi alat kesehatan dasar masal untuk keperluan dalam negeri. Serta mengembangkan SDM dengan kompetensi tinggi pada product design engineering alat kesehatan, termasuk pengukuran dan pengujian. 

Sementara, dr. Telly Kamelia, SpPd, KP anggota Dewan Pakar IABIE merangkap dokter Konsultan Paru Penyakit Dalam Staf Ahli Divisi Respirologi & Penyakit Kritis Departrmrn Ilmu Penyakit Dalam Fakultas  Kedokteran Universitas Indonesia menjelaskan, hendaknya masyarakat mengenali gejala.

Contohnya virus dalam famili Coronaviridae, pada awalnya menunjukkan gejala influenza-like-illness yaitu demam, batuk, pilek, nyeri tenggorokan dan dyspnea (sesak nafas). Pada beberapa kasus disertai dengan sesak yang memberat, fatigue, mialgia, hingga gejala sistem pencernaan seperti diare. 

Setengah dari pasien timbul sesak dalam waktu satu minggu (±8 hari). Kategori seseorang yang dikatakan terinfeksi SARS-CoV-2 harus memiliki riwayat gejala seperti yang disebutkan dan memiliki riwayat perjalanan ke negara terjangkit pada 14 hari terakhir sebelum timbul gejala.

Seseorang yang demam (≥38ºC) atau ada riwayat demam atau infeksi saluran pernafasan atas (ISPA) ringan sampai berat yang 14 hari terakhir sebelum timbul gejala, memiliki salah satu dari paparan seperti riwayat kontak dengan kasus konfirmasi COVID-19, bekerja atau mengunjungi fasilitas kesehatan, demikaian dr. Telly Kamelia.

Ingat, orang mudah panik bakal terpapar virus Corona. Semoga Tuhan melindungi kita agar selalu sehat.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *