Logistik, Transportasi & Labeling

Teknologi Atasi Kesulitan

SharePenggunaan sistem ini—dibanding garasi parkir konvensional—meningkatkan efisiensi spasi 60 persen. Apakah memarkir mobil di Bandara Soekarno-Hatta masih memusingkan? Di  Eropa khususnya Jerman,...

Written by Boromeus Sihombing · 2 min read >

Penggunaan sistem ini—dibanding garasi parkir konvensional—meningkatkan efisiensi spasi 60 persen. Apakah memarkir mobil di Bandara Soekarno-Hatta masih memusingkan?

Parkir otomatis menggunakan robot parkir. (Sumber foto/©: serva transport systems GmbH)  
Parkir otomatis menggunakan robot parkir. (Sumber foto/©: serva transport systems GmbH)

Di  Eropa khususnya Jerman, mencari tempat parkir di bandara Dusseldorf tinggal kenangan masa tahun 2012. Robot transporter melakukan pekerjaanya bagi para pemilik atau driver. Pengembangan sistem atau cara yang dilakukan oleh Fraunhofer IML menarik bagi para pelaku industri otomotif.

Sebuah inspeksi yang dilakukan oleh klub mobil Jerman ADAC telah menemukan bahwa banyak garasi parkir di negara—termasuk di Indonesia—berada pada kondisi yang memprihatinkan: sempit, gelap, dan tidak aman. Akan tetapi, luas dan ukuran parkirlah yang paling mengganggu sebagian besar pengendara.

“Penggunaan mobil makin meluas, sehingga lokasi parkir yang ada tak lagi cukup untuk mengakomodasi semuanya,” kata koordinator tes ADAC Andreas Pohl. Dia juga mengkritisi kekurangan tolok ukur keamanan: sistem tanda darurat, trotoar, dan lokasi parkir khusus  bagi keluarga yang memiliki anak-anak juga sangat jarang. Tanda jalur seringkali sudah usang dan tempatnya sendiri kurang pencahayaan. Dua pertiga dari garasi parkir tidak cukup menyediakan ruangan bagi pengendara disabiltas.

Bagaimana kita memperbaiki kekurangan ini? Tentunya membuat ruang lebih besar yang berarti lebih sedikit mobil di garasi bukan? Serva Transport Systems, sebuah perusahaan berbasis di Grabenstӓtt pada daerah Chiemsee, Bavaria, Jerman, berkolaborasi dengan Fraunhofer Institute for Material Flow and Logistics IML di Dortmund untuk menemukan solusi alternatif.

Mereka mengembangkan sebuah sistem yang melibatkan automated guided vehicles (AGVs) yang mengumpulkan dan secara otomatis memposisikan mobil untuk menggunakan daerah yang memungkinkan dari area parkir total. Apa keuntungan penggunaannya? “Tak perlu lagi mencari sebuah ruang kosong. Mobil memarkirkan dirinya sendiri. Pengendara santai saja,” kata Guido Follert dari IML.

Bagaimana sistem ini bekerja? Pengemudi menaruh mobilnya pada Vehicle Transfer Station (VTS) yang tersedia. Tiap VTS terbuat dari empat pilar dengan aksis linear yang menggunakan pemindai laser untuk mengukur ketepatan tinggi dan lebar dari tiap kendaraan.

“Sistem kemudian menentukan posisi roda kendaraan dan memasukkan ke dalam akun keseluruhan profil fisiknya,” penjelasan Follert. Bagaimanapun juga, kaca spion SUV akan lebih tinggi dari kaca spion di mobil sport. “Informasi ini akan mencegah AGVs untuk merusak mobil.”

Robot transporter memarkirkan mobil secara otomatis

Sekali Anda menaruh mobil di VTS, Anda tinggal mengambil sebuah tiket dari terminal, dan sebuah robot transporter akan melakukan sisa pekerkaan. Walau ini dari beberapa sudut tampak seperti truk fork-lift, masing-masing dari empat roda AGV dapat berotasi 3600, membuatnya dapat bermanuver di ruang paling rapat sekalipun. Mendekati dari sisi, AGV mengangkat mobil dengan menaruh satu set fork masing-masing di roda depan dan belakang. Mobil kemudian dipindahkan secara hati-hati ke lokasi parkir yang sebelumnya telah dipilih oleh perangkat lunak sistem. Ketika Anda ingin mengambil mobil, Anda cukup bayar tiketnya dan mobil Anda akan dibawa ke VTS menuju tempat Anda menunggu.

Sistem ini telah melewati pengujian praktik pertamanya dengan sukses, pengguna yang berdecak kagum ketika sistem ini dipakai pada sebuah garasi parkir yang dikelola oleh SITA Airport IT GmbH di Dusseldorf Airport. Rupert Koch direktur pelaksana serva transport systems, termotivasi mengetahui respon para pengguna.

“Mereka mengapresiasi karena mendapat cukup ruang untuk keluar masuk mobil mereka. Area VTS cukup luas bagi pengguna untuk membuka pintu manapun dengan nyaman. Pengendara pun tak perlu lagi mengingat di mana mereka parkir.”

Dan menggunakan sebuah aplikasi telepon pintar spesial, pengendara bahkan dapat memberi tahu sistem di mana tepatnya mereka ingin mengambil mobil mereka. Sistem  memastikan mobil mereka siap untuk diambil pada VTS di waktu yang telah ditentukan.

Kekurangan seperti ruang parkir sempit, sedikit trotoar, atau minimnya pencahayaan tentunya tidak lagi jadi masalah. Namun, selain sistem parkir baru menawarkan pelayanan yang lebih baik bagi pengendara, sistem ini juga memberi keuntungan nyata bagi operator garasi parkir, yang dapat mengakomodasi secara signifikan lebih banyak kendaraan dengan infrastruktur yang ada.

Bagaimana kemajuan perparkiran di Bandara Internasional Soekarno-Hatta? (Bahan diolah dari Your carpark valet is a robot tulisan Boris Hӓnβler, Fraunhofer)

[box type=”note”]

Simak robot parkir (2)
Peranan Navigasi Laser dan Smart Parking

[/box]

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *