Human Development, MANEJEMEN&SAFETY

Memperbaiki Postur Tubuh dengan Teknologi

ShareOtot di sisi lainnya gagal untuk menerima hubungan impuls untuk rileks yang berakibat pada  kolom tulang belakang dan bisa menjadi bengkok atau...

Written by Boromeus Sihombing · 2 min read >

Otot di sisi lainnya gagal untuk menerima hubungan impuls untuk rileks yang berakibat pada  kolom tulang belakang dan bisa menjadi bengkok atau terbelit. Cara mengatasinya?

Kurvatur spinal pada pasien AIS. (Sumber foto/©: shutterstock)

Apakah pernah melihat anak muda (remaja) dengan postur tubuh yang bongkok? Bagaimana cara menghilangkannya? Untuk menyediakan perawatan yang lebih baik bagi pasien yang berusia muda dan merupakan penderita kurvatur spinal, didirikanlah proyek StimulAIS yang didanai oleh Uni Eropa. Tujuannya adalah untuk menemukan sebuah solusi yang berbasis pada elektrostimulasi muskular. Sebuah implan prototipe telah dikembangkan oleh para peneliti.

“Duduk tegak!” Perintah orang dewasa kepada anak. Hampir tiap anak telah mendengarnya sekali waktu atau bahkan beberapa kali, tapi untuk beberapa anak ini hal itu adalah kemustahilan secara fisik. Artinya, anak itu mempunyai masalah di bagian punggungnya.

Penyakit dinamai dengan Adolescent Idiopathic Scoliosis (AIS) sebuah penyakit yang menyerang 2 dari 100 orang anak selama periode pertumbuhan mereka di antara umur 10 dan 18 tahun. Hasilnya  adalah terjadinya perubahan struktur pada tulang belakang seumur hidup.

Kekakuan lengkungan yang ditemukan terutama pada pasien yang lebih berumur muda pada fase awal dan makin cepat perkembangannya sesuai dengan pertumbuhan fisik. Sesuai dengan ketentuan yang umum, perubahan struktur itu tidak menimbulkan masalah kesehatan yang serius seperti sakit punggung, membatasi aliran darah atau memperpendek napas.

Stimulasi dengan impuls elektris

Akan tetapi,  secara kasat mata keadaan fisik penderita tampak sehingga banyak pasien yang menderita secara psikologis—dampakterjadinya kelainan penampilan mereka. Justru kondisi itu empat kali lebih sering ditemukan pada anak perempuan dibandingkan anak laki-laki.

Ini secara parsial diturunkan, karena keluarga pasien skoliosis memiliki probabilitas yang lebih besar terhadap perkembangan penyakit dibandingkan anggota keluarga yang tidak mengalaminya.

Bagi sembilan dari sepuluh kasus, ditemukan bahwa penyebab utama dari kurvatur spinal tidak diketahui. Dalam kasus tersebut kondisi ini dikatakan idiopathic. Hasil studi terbaru menunjukkan bahwa adolescent idiophatic scoliosis sering dihubungkan dengan penyakit sistem syaraf pusat.

“Menurut teori ini, transmisi impuls syaraf ke otot yang menyokong tulang belakang adalah lemah, namun hanya terjadi pada satu sisi dari tubuh. Ketika otot di sisi yang sehat memendek, otot di sisi lainnya gagal untuk menerima hubungan impuls untuk rileks. Sebagai akibatnya, kolom tulang belakang menjadi bengkok atau terbelit,” jelas Dr. Heinig dari Fraunhofer Institute for Photonic Microsystems (IPMS) di Dresden, Jerman.

Sebagai lanjutan dari teori ini, tim Heinig bergabung dengan partner peneliti lainnya dan pelaku industri di Spanyol dan Perancis. Mereka pun mengembangkan sebuah pendekatan baru untuk merawat penderitan AIS (baca teks Tim StimulAIS).

Ini berdasar pada penggunaan teknik yang diketahui sebagai functional electrical stimulation (FES), sebuah alat yang dapat diimplankan untuk mengantarkan impuls elektris yang ditarget sebagai sebuah subtitusi bagi stimulasi syaraf alami yang absen berfungsi atau lemah akibat penyakit.

Bagaimana teknik elektrik berfungsi pada syaraf? (Bahan diolah dari  Using electrical pulses to improve posture tulisan Monika Offenberger, Fraunhofer)

Simak STIMULASI ELEKTRIS (2)

Cara Membuat Mobilitas Pasien tidak Terganggu?

 

Tim StimulAIS

Proyek StimulAIS mengembangkan perawatan invasif minimal untuk kurvatur spinal pada anakanak yang didanai oleh Uni Eropa sebagai bagian European Commision’s 7th Framework Programme for research, technological development, and demonstration. Pengerjaan proyek dimulai pada tahun 2013. Tim yang mengerjakan proyek ini hanya butuh dua tahun bagi dan proyek tingkat internasional ini ini telah  memroduksi dan menguji prototipe sistem simulasi elektris fungsional  yang mereka hasilkan.

Selain Fraunhofer Institute for Photonic Microsystems (IPMS), partner dari kalangan industrial, dan penelitian lain yang mengambil bagian dalam proyek ini adalah: Tequir S.L (Spanyol), Bentronic (Jerman), Synergie Inginierie Medicale SARL (SYNIMED, Perancis), Biomechanics Institute of Valencia (IBV, Spanyol) dan Catholic University of Valencia (UCV, Spanyol).

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *