Apakah aman menggunakan server di awan? Para pebisnis menjadikannya sebagai cara untuk berimigrasi ke cloud compunting. Bagaimana dengan perusahaan Anda?
Fasilitas cloud computing menawarkan kesempatan untuk menggunakan tenaga proses, ruang penyimpanan data berupa perangkat lunak di internet kapan saja dibutuhkan. Anda tidak memerlukan server sendiri karena tersedia server yang disewakan di seantero dunia. Dengan demikian biaya pengadaan perangkat teknologi informasi (TI) berbasis internet dapat dihemat. Akan tetapi, perusahaan-perusahaan atau individu tetap saja skeptis untuk memindahkan data mereka ke server eksternal milik perusahaan lain.
Keraguan dan bahkan ketakutan para pemilik perusahaan justru meningkat saat terkuaknya skandal NSA–ketika individu atau pihak tertentu yang tidak diizinkan dapat mengakses informasi atau data sensitif milik perusahaan atau organsiasi. Skandal NSA merupakan program penyadapan “Prism” sampai “Xkeyscore” yang menghebohkan Jerman, Amerika Seriakt (AS), dan dunia termasuk para pemerheti di Indonesia.
Dinas rahasia Jerman BND disinyalir telah memberikan data-data komunikasi warga Jerman kepada NSA (Amerika Serikat). Peristiwa itu sungguh menghebohkan pemerintahan Kanselir Angela Merkel. Menurut media, BND (Desember 2012) telah memberikan 500 juta data komunikasi kepada NSA yang diungkapkan oleh Edward Snowden. Kanselir Jerman Angela Merkel membantah ada pelanggaran hak-hak warga Jerman oleh dinas rahasia—karena BND bekerja sesuai dengan aturan perlindungan data—berdasarkan penjelasan Presiden AS Barack Obama saat itu.
Sedemikian mudahkah mendapatkan data orang lain atau perusahaan yang menggunakan cloud computing? Untuk menjawab pertanyaan itu—sekaligus berupaya melindungi hak privasi—tim peneliti Fraunhofer bekerja keras mencari solusi yang membuat komputasi awan (cloud computing) menjadi lebih aman dari gangguan pihak yang tidak berkepentingan seperti adanya penyadapan yang dilakukan oleh hackers.
Sebagai orang awam—lebih-lebih jika kita ingin berbisnis atau merencanakan peningkatan margin profit dari bisnis secara online—sebaiknya kita jangan terlalu gaptek teknologi. Kita jangan keasyikan up date status di facebook, main game, dan ber-WA di kala senggang. Menambah pengetahuan itu, banyak manfaat dan pahalanya kata orang bijak. Banyak orang yang menguasai dan mengembangkan bisnis berbasis TI-internet (digital driver) menjadi superkaya sejagat seperti pendiri facebook, Google, Twitter, dan sebagainya.
Bermanfaat bagi perusahaan dan individu
Cloud computing atau komputasi awan merupakan konsep praktikal yang memungkinkan perusahaan atau individu untuk menyewa ruang penyimpanan dan tenaga proses atau program perangkat lunak di internet sebagai bagian dari layanan yang fleksibel. Kita tak perlu ribet membeli server, modal cukup sebuah Latop yang tentu saja terkoneksi berbasis digital diriver asalkan kita gemar teknologi (tech-savvy) dan selalu proaktif belajar.
Hal ini membuat perusahaan menanggapi lebih cepat terhadap perubahan dalam permintaan konsumen atau perkembangan di pasaran. Teknologi informasi ini mudah diadaptasi dan murah sesuai dengan kebutuhan para pebisnis dan warga. Yang penting, kita berusaha adaptasi terhadap perubahan.
Semakin banyak perusahaan yang melihat manfaat sistem tersebut. Berdasar survei Cloud Monitor 2013 yang dilaksanakan oleh BITKOM terhadap perusahaan audit dan konsultasi KPMG, pada tahun 2012, sebanyak 37 persen perusahaan (di Jerman) menggunakan cloud computing. Di antara perusahaan besar (dengan 200 karyawan) figur tersebut meningkat hingga 65 persen. Para ahli berpendapat pasar cloud computing tumbuh sekitar 47 persen pada tahun 2013 yang nilanya mencapai Euro 7.8 miliar.
Indonesia tentu tak mau kalah terhadap Jerman. Menurut liris VIBICLOUD, Cloud Computing (di Indonesia) pada tahun 2015, cloud muncul sebagai platform go-to untuk aplikasi dan penyimpanan data, dan pengguna telah mengadopsi hybrid cloud. Sedangkan tahun 2016, para pebisnis menawarkan banyak hal baru untuk meningkatkan potensi tren perkembangan cloud computing.
Diprediksi, masa keemasan hybrid cloud di Indonesia mulai tampak pada tahun 2016 oleh karena para pebisnis dan individu menjadikannya sebagai cara yang utama untuk berimigrasi ke cloud compunting. Bagaimana dengan Anda apa sudah gunakan server di Awan? (Bahan diolah dari Security in the cloud tulisan Birgit Niesing, www.fraunhofer.de/ dan sumber-sumber lain)
[box type=”note”]
Simak Cloud Computing (2)
Cara Menghindari Pencurian Data dari Cloud
[/box]