Meeting, MICE

Komputer Mengambil-alih 51 Persen Pekerjaan, Bagaimana Kita Mengantisipasinya?

SharePerkembangan teknologi melaju lebih cepat ketimbang manusia menguasainya—termasuk digital driver dan kecerdasan buatan. Apakah komputer bakal mengambil-alih 51 persen pekerjaan dari tangan manusia?...

Written by Jurnalis Industri · 1 min read >

Perkembangan teknologi melaju lebih cepat ketimbang manusia menguasainya—termasuk digital driver dan kecerdasan buatan. Apakah komputer bakal mengambil-alih 51 persen pekerjaan dari tangan manusia? Bagaimana  mengatasinya agar manusia masih berperan?

AV Agritech Inputs Pvt Ltd salah satu peserta pameran Eima agrimach di New Dehli, India, menggelar satu mesin pengatur (penyiram) air lahan pertanian yang dilakukan dengan teknologi canggih (digital). Pameran ini diselenggarakan oleh Indian Federation of the Chambers of Commerce & Industries  dan Italian Federation of Agricultural Machinery Manufacturers, Indian Council of Agricultural Research, dan Emilia-Romagna Region & ICE Agency—didukung Kementerian Pertanian dan Kesejahteraan Petani India. Italian Trade Agency (ITA) seperti ITA Jakarta mengikutsertakan delegasi dari Indonesia (foto: Rayendra L. Toruan)

Suatu pernyataan dirilis oleh Gedung Putih (Amerika Serikat) sungguh mengangetkan pada awal tahun 2018 ini.  Disebutkan, bahwa 51 persen pekerjaan yang berkaitan dengan penggunaan bidang STEM (science, technology, engineering and mathematics) bakal digantikan oleh perangkat komputet berbasis clouds server.

Pernyataan itu sudah kenyataan dalam lima tahun terakhir. Contohnya, hanya dengan mengandalkan aplikasi, orang yang menguasai teknologi informasi, jutaan kendaraan roda empat dan roda dua bisa dikendalikan menjadi alat transportasi umum seperti Uber, Grab, dan Gojek tanpa memiliki pool kendaraan. Bermunculanlah aplikasi-aplikasi turunan yang menciptakan beragam bisnis seperti “lembaga keuangan” padahal pemilik aplikasi itu tidak memiliki bank.

Banyak pekerjaan di perbankan sudah dilakukah mesin. Pelayan ritel dan agen asuransi atau properti di Singapura juga digantikan oleh mesin. Di Indonesia pun toko atau mall makin sepi. Bahkan perusahaan taksi dengan jumlah armada yang tadinya paling besar dan dominan harus banting setir untuk mengubah strategi berbisnis armada.

Munculnya kecerdasan buatan yang dimuatkan dalam robot juga merupakan “ancaman” bagi manusia. Apa yang harus kita lakukan—terutama anak-anak muda di zaman now ini?   Sebaiknya kita belajar dari cara anak-anak muda dan para sarjana di India yang menciptakan, contohnya, aplikasi smart farms—dan diterima di 17 negara untuk meningkatkan pertanian.

Tanah air kita—di darat dan laut—penuh dengan kandungan harta karun. Kuasaailah empat bidang yang dibutuhkan untuk mengolah potensi kekayaan alam kita. Keempat bidang itu meliputi STEM (science, technology, engineering and mathematics) dan tentu saja kita harus mampu menggunakan salah satu bahasa internasional—seperti bahasa Inggeris—agar kita mudah memelajari dan menguasainya.

Janganlah kita menyalahkan pihak lain, jika suatu saat pekerjaan yang kita tekuni diambil-alih atau diserahkan oleh pihak lain (organsiasi, perusahaan)   ke komputer. Artinya, kita harus mampu menyesuaikan diri terhadap perubahan yang selalu terjadi setiap saat. Lebih jitu lagi, jika kita termasuk salah satu pelaku perubahan itu sesuai dengan kompetensi yang kita miliki.

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *