Bio Teknologi

Kisah Wine di Mesir Kuno dan Gereja Katolik

SharePrancis, Italia,Spanyol, Amerika Serikat, Afrika Selatan, Australia, Argentina, China, Chili, Selandia Baru, dan Portugal merupakan produsen utama anggur. Bali, Nusa Tenggara Timur,...

Written by Marinus L Toruan · 2 min read >

Prancis, Italia,Spanyol, Amerika Serikat, Afrika Selatan, Australia, Argentina, China, Chili, Selandia Baru, dan Portugal merupakan produsen utama anggur. Bali, Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat, dan Bali memiliki perkebunan anggur. Bisnis yang menggiurkan.

Mesindan peralatan produksi wine yang berkualitas dunia. (sumber foto/@:  http://i01.i.aliimg.com)
Mesindan peralatan produksi wine yang berkualitas dunia. (sumber foto/@: http://i01.i.aliimg.com)

Produk wine terdiri dari beberapa tipe seperti red wine, white, rose, sweet, dry, sparkling wine, dan lain-lain. Tiap tipe menginterpretasikan karakteristik bahan dasar.Buah lain seperti plum, pisang, elderberry atau blackcurrant dapat difermentasi untuk mendapatkan produk wine—merupakan minuman fermentasi paling tua.

Produksi wine skala besar pertama ditemukan di Kaukasus Selatan dan Timur Tengah. Wine digunakan pada upacara kuno di Mesir pada masa Firaun. Wine dikenal di dekat pantai Mediterania. Orang Yahudi pun menggunakan wine pada acara ritual. Sementara itu, Yunani-lah yang memperkenalkan wine ke Eropa.

Wine diketahui oleh bangsa Minoa dan Mycenae yang dirujuk sebagain jus para dewa. Dionisius adalah dewa wine Yunani dan wine sering disebutkan dalam opera Homer dan Aesop. Anggur yang banyak tumbuh di Yunani tidak tumbuh di tempat lain dan sama atau identik dengan varietas yang tumbub di zaman kuno. Wine Yunani diketahui secara luas dan diekspor ke seluruh lembah Mediterania, dan amphorae untuk wine Yunani.

Kekaisaran Roma memiliki peran penting dalam pengembangan vitikultur dan oenologi. Wine diminum secara luas oleh orang Roma dan perdagangannya merupakan bisnis yang penting dan menggiurkan. Banyak varietas anggur dan teknik kultivasi diketahui dan disebarkan ke seluruh kekaisaran Roma.

Teknologi pembuatan anggur sangat meningkat selama periode ini dan wine disimpan dalam tong atau botol untuk pengiriman lewat kapal di Roma. Dengan jatuhnya kekaisaran Roma karena invasi barbar seluruh aktivitas ekonomi berantakan. Struktur yang stabil hanyalah Gereja Katolik.

Biarawan produksi wine dan sejarah anggur

Gereja Katolik menyimpan vitikultur dan pembuatan anggur selama periode ini. Pada abad pertengahan, di Eropa anggur hanya dikonsumsi oleh gereja dan kelas terhormat. Akan tetapi, sejak wine dibutuhkan dalam selebrasi misa Katolik maka produksi wine demikian penting. Biarawan bernama Benediktin adalah produsen wine terbesar dan memiliki kebun anggur di Champagne (Dom Perignon adalah seorang biarawan Benediktin), Burgundy, dan Bordeaux di Perancis, dan Rheingau serta Franconia di region Jerman.

Produksi wine di India menggunakan cara tradisional. Sejumlah wanita menginjak-injak biji anggur agar kandungan air terpisah dari daging buah anggur. Kualitas wine tetap terjamin dan higenis. (Sumber foto/@: http://timesofindia.indiatimes.com)
Produksi wine di India menggunakan cara tradisional. Sejumlah wanita menginjak-injak biji anggur agar kandungan air terpisah dari daging buah anggur. Kualitas wine tetap terjamin dan higenis. (Sumber foto/@: http://timesofindia.indiatimes.com)

Tanaman anggur dibawa ke Amerika Latin oleh penjajah pertama berkebangsaan Spanyol untuk menyediakan wine yang dibutuhkan untuk menyelenggarakan misa di Gereja Katolik. Tanaman anggur pada awalnya ditanam oleh misionaris Spanyol. Kemudian imigran mengimpor anggur Prancis, Italia, dan Jerman—sebagai pengganti anggur asli yang memproduksi anggur beraroma foxy. Wine Amerika diasosiasikan dengan Amerika Serikat (California), Argentina dan Chile yang memiliki beberapa varian anggur.

Produsen anggur adalah Swedia, Selandia Baru, Australia, China, Chili, Portugal, Amerika Serikat, Jerman, Spanyol, dan produsen terbesar wine adalah Perancis dan Italia. Karakteristik kebun anggur terbentuk dari faktor kemiringan tanah, ketinggian, tipe, unsur kimiawi tanah, iklim, dan kondisi musim. Karakteristik wine itu berdasarkan interaksi faktor-faktor tadi dan hal tersebut menjelaskan perbedaan kimiawi dan sensoris di mutu anggur yang berbeda.

Bagaimana dengan Indonesia? Daerah yang cocok dikembangkan sebagai kebun anggur adalah Jawa Timur meliputi Kediri, Probolinggo, Pasuruan, Situbondo, Bali, Kupang di Nusa Tenggara Timur, dan Nusa Tenggara Barat.  Sementara kawasan Tegal, Ambarawa, dan beberapa daerah di Pantura pernah dikembangkan oleh Belanda. Anggur yang dikembangkan Belanda itu adalah jenis Isabella yang juga pernah ditanam di Palu, Sulawesi Tenggara.

Indonesia mengoleksi jenis anggur—buah segar, wine dan kismis—yang berlokasi  di Kebun Percobaan Banjarsari, Pasuruan. Sumber bibitnya ada, agroklimatnya mendukung yang didukung pasarnya. Di banding dengan kawasan sub tropis, kawasan sub tropis menghasilkan 20 ton per hektar per tahun, sedangkan Indonesia hanya separonya. Indonesia  bisa panen anggur tiga kali,  dan panennya bisa diatur sepanjang tahun.

Panas matahari sangat penting dalam proses fotosintesis tanaman anggur. Lembah-lembah penghasil anggur di Prancis, lama hari pada musim panas mencapai 17 jam per hari. Selain faktor suhu dan kelembapan udara, angin, dan struktur tanah, Prancis-lah penghasil anggur terbaik dan utama di dunia. (Sumber http://www.dairyscience.info, dan http://balitjestro.litbang.pertanian.go.id/)

[box type=”note”]

Simak artikel selanjutnya dengan topik TEKNOLOGI VINIKULTUR (1)
Pengawetan Wine dan Pengurangan Alergi

[/box]

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *