Human Development

Jogging tanpa Cedera dan Loyo

ShareAktivitas jogging dapat menstabilkan sistem immun, mencegah penyakit kardiovaskular, dan membentuk otot. Meski memiliki banyak efek positif, jogging adalah olahraga yang digemari...

Written by Boromeus Sihombing · 1 min read >

Aktivitas jogging dapat menstabilkan sistem immun, mencegah penyakit kardiovaskular, dan membentuk otot. Meski memiliki banyak efek positif, jogging adalah olahraga yang digemari dengan efek samping seperti cedera dan loyo. Cara mengatasinya? Simak temuan para ahli.

Pelaku jogging dapat mencegah cedera yang bisa terjadi seperti ligamen keseleo atau otot yang sobek. (Sumber foto/©: Fraunhofer IPMS)
Pelaku jogging dapat mencegah cedera yang bisa terjadi seperti ligamen keseleo atau otot yang sobek. (Sumber foto/©: Fraunhofer IPMS)

Setiap orang yang senang melakukan ativitas jogging pasti selalu tampak bugar, lemaknya bisa terkendali. Namun, hati-hati wahai para pemula. Jangan berjogging ria sembarangan meski tubuh Anda tampak segar dan kuat. Jika Anda melakukannya secara berlebihan, risikonya fatal.

Untuk menghindari rasa sakit, sebaiknya menggunakan sepatu lari berteknologi tinggi yang dikembangkan oleh tim peneliti di Eropa. Para peneliti telah mengevaluasi pola berlari dalam waktu yang telah diukur/ditentukan yang tujuannya semata-mata untuk mencegah suatu cedera pada tubuh.

Hampir tidak ada jenis olahraga yang sepopuler jogging. Jutaan orang berlatih secara rutin. Tak mengherankan, karena berlari merupak cara ideal untuk mengurangi stres, menghilangkan lemak, dan meningkatkan stamina.

Berlari menstabilkan sistem imun, mencegah penyakit kardiovaskular, dan membentuk otot. Bagaimana pun itu, meski memiliki banyak efek positif yang dirasakan oleh pelaku, dan jogging yang digemari oleh banyak orang ternyata mempunyai efek samping dan tidak diinginkan. Setiap aktivtas jogging selalu jatuh korban cedera. Jangan anggap enteng karena sendi-sendi si pelaku jogging bisa menderita.

Mengukur detak jantung

Para pelari berlari dengan risiko pergelangan kaki terkilir atau cedera, terutama ketika pelaku jogging melintasi tanah yang tidak rata atau ketika Anda mengalami kelelahan. Dampak negatifnya bisa berupa ligamen yang keseleo atau pergelangan kaki patah. Jika tidak melakukan pemanasan pada otot atau seseorang megira kondisinya sangat baik, berlatih sering dapat terganggu oleh sakit lutut dan otot yang tertarik atau sobek.

GPS sensor yang diselipkan ke dalam sepatu olah raga sehingga bisa merekam kondisi tubuh pegiat olahraga. (Sumber foto/@: http://www.modelhelicopters.co.uk/)
GPS sensor yang diselipkan ke dalam sepatu olah raga sehingga bisa merekam kondisi tubuh pegiat olahraga. (Sumber foto/@: http://www.modelhelicopters.co.uk/)

Untuk mencegah cedera-cedera yang disebabkan jogging atau kegiatan olahraga di lapangan, peneliti Fraunhofer Institute for Photnic Microsystem IPMS berkolaborasi dengan lima partner.

Mereka mengembangkan sepatu lari spesial yang dikerjakan melalui Proyek UE RUNSAFER. Sensor dan mikroelektronik diintegrasikan ke dalam sol sepatu yang akan mengukur data biomekanik atlet dan mengevaluasi pola pelari dengan bantuan pengukuran dalam waktu nyata.

Ilmuwan dari IPMS Dr. Andreas Heinig menjelaskan , bahwa jam pengukur denyut nadi dan chest straps hanya merekam tanda vital seperti pernapasan dan detak jantung. Perbedaannya adalah sepatu lari kami mengevaluasi secara medis dan memonitor latihan selama jogging.

Dari situ diinformasikan kepada pelari misalnya apabila terjadi posisi kaki yang salah, muatan asimetris, atau peringatan akan kelelahan maupun beban berlebih. Tidak ada peralatan sebelumnya yang dapat menyamainya, tandas Andreas. (Diolah dari High-tech shoe for more running pleasre tulisan Britta Widmann, Fraunhofer 1/15)

[box type=”note”]

Simak artikel selanjutnya dengan topik TEKNOLOGI OLAHRAGA (2)
Aplikasi Smartphone Beri Feedback

[/box]

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *