Human Development, MANEJEMEN&SAFETY

Hai Kaum Muda Jangan Biarkan Orang Tua Hidup Sendiri dan Menderita

ShareKeluarga dan pengasuh jangan biarkan orang tua hidup sendiri dan menderita jasa mereka demikian besar. Selain meluangkan waktu, kesehatan orang berusia lanjut...

Written by Boromeus Sihombing · 2 min read >
jangan biarkan orang tua hidup sendiri dan menderita

Keluarga dan pengasuh jangan biarkan orang tua hidup sendiri dan menderita jasa mereka demikian besar. Selain meluangkan waktu, kesehatan orang berusia lanjut dapat dimonitor dengan teknologi Piramid. Alat ini memiliki sensor yang merekam data kondisi terkini pasien.

jangan biarkan orang tua hidup sendiri dan menderita
Dengan penuh kasih saying, seorang pengasuh berinteraksi dengan seorang wanita berusia lanjut usia. Jangan biarkan orang tua hidup sendiri dan menderita (Sumber foto: alodokter.com/demensia)

Negara-negara maju demikian memerhatikan kesehatan orang-orang yang sudah berusia lanjut. Ketika berusia muda, orang-orang yang lanjut usia itu demikian produktif. Di usia senja, mereka harus bahagia.

Oleh karena itu, kesehatan mereka dirawat sebaik mungkin. Anggota keluarga harus berperan proaktif membantu orang tua berusia lanjut. Mereka tidak pernah mengimpikan penderitaan pada masa tua.

Akan tetapi, anggota keluarga sering mencap seseorang berusia lanjut bertingkah seperti anak-anak. Tidak paham, apa maunya. Padahal tingkah seperti anak-anak itu adalah bagian dari penyakit di masa tua. Bagaimana cara membantu para orang berusia lanjut?

Teknologi Piramid (berbentuk gelang) yang diciptakan oleh para peneliti di Fraunhofer sangat membantu para orang tua berusia lanjut. Aplikasi berupa sensor yang ditaruh dalam chip dapat merekam tanda-tanda vital dan pola pergerakan yang mengenakan gelang (Piramid) tersebut.

Sistem Piramid mengukur kondisi organ vital seperti variabilitas detak jantung, suhu tubuh, dan resistensi kulit. Alat berbentuk gelang ini juga mencatat parameter eksternal seperti suhu di dalam dan  luar ruangan, tingkat kecerahan, dan volume cahaya.

Uniknya lagi, gelang  merekam pola pergerakan pasien. Misalnya  seorang pasien hampir tidak bergerak sama sekali atau yang bersangkutan tidak lagi bergerak atau ogah meninggalkan lokasinya. Ada sesuatu yang tidak beres.

Oleh karena itu, keluarga atau pengasuh harus segera bertindak. Hal itu merupakan pertanda bahwa demensia yang diderita sedang berkembang. Demensia merupakan lupa ingatan.

Jika tidak segera diambil tindakan, hal itu berdampak buruk bagi pasien. Dia tidak dapat mengungkapkan atau mengekpresikan penderitaannya kepada pembantunya.

Tentu tim ahli tidak hanya mengandalkan parameter yakni catatan teknologi berupa data yang dapat digunakan.

Tim peneliti juga memberikan  kuesioner yang diisi oleh anggota keluarga dan isian (data) itu kemudian dianalisis dan dimasukkan ke dalam proses diagnosis.

Semua data dienkripsi sesuai dengan pedoman telemedicine (perawatan jarak jauh). Tim medis memantau dan perlindungan  atas data yang dikirimkan melalui Bluetooth ke sistem dokumentasi.

Selanjutnya,  melalui aplikasi seluler data atau hasil diagnosis itu disampaikan kepada semua pihak yang terlibat dalam proses perawatan pasien atau orang tua berusia lanjut itu.

Sistem pengukuran terintegrasi dalam gelang yang dilengkapi dengan sensor dan alat elektronik lainnya. Mikrokontroler mencatat data, dan modul Bluetooth, baterai yang dapat diisi ulang, port USB, dan antena bernama NFC—semua berfungsi sebagai pembuka pintu otomatis untuk melengkapi sistem.

Para peneliti IZM Fraunhofer dalam menangani proyek penelitian ini bertugas untuk mengimplementasikan perangkat keras. Tim ahli juga memilih komponen pengukuran multifungsi, dan memilih microintegrating sensor yang tepat.

Konsep dan studi desain sepenuhnya dibuat oleh tim peneliti. Sistem atau konsep  itu pun telah diujicobakan.

“Para pelaku uji coba desain yang pertama telah menjalani pengujian yang ketat, dan hasilnya dapat diterima oleh pasien dengan baik. Tes atau uji coba selanjutnya bagi orang yang bersedia menjadi sukarelawan terus dilakukan untuk menyempurnakan teknologi Piramid ini, ” tutur Erik Jung seorang  psikis (ahli) Fraunhofer IZM,

“Kami yakin bahwa sistem pengukuran akan meningkatkan kualitas perawatan pasien, meningkatkan kerja sama antarsemua orang yang terlibat. Kita harus dapat memastikan bahwa situasi darurat—ketika seorang pasien terjatuh, keadaanitu harus  terdeteksi lebih cepat agar pengasuh atau keluargsa dapat bertindak lebih cepat.”

Lupa ingatan atau demensia menurut kalangan kedokteran sukar disembuhkan. Secara alamiah,  sindrom yang menimpa seseorang pada usia 65 tahun (di Indonesia), erat berhubungan dengan penurunan kemampuan fungsi otak.

Daya ingat dan kemampuan berpikir  mengalami penurunan. Akibatnya, penderita sukar memahami sesuatu dan melakukan pertimbangan untuk memutuskan suatu tindakannya. Penderita pun sulit mengerti bahasa dan kecerdasan mentalnya pun menurun.

Suasana hati dan perilaku berubah total. Mereka kesulitan bersosialisasi di sekitanya bahlan cenderung berhalusinasi. Apakah mungkin seseorang yang demensia mampu hidup mandiri?

Jangan menyingkirkan mereka dari tengah-tengah keluarga. Orang berusia lanjut (sangat) membutuhkan bantuan orang-orang terutama anggota keluarga terdekat.

Meski demensia sukar disembuhkan (total), namun jika segera ditangani, penderitaan orang tua berusia lanjut tidak akan menumpuk seperti depresi, dan penyakit lainnya.

Tindakan lebih awal dapat memperlambat dan mengurangi beban demensia. Oleh karena itu, jangan biarkan orang tua hidup sendiri dan menderita (Bahan diolah dari laman Fraunhofer IZM dan laman alodokter)

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *