Inti Berita Sepekan, MICE

Eh … jadi Big Boss Begitu Mudah tanpa harus Memiliki Perusahaan

ShareInilah kolaborasi mesin cerdas dengan manusia yang menjadikan Anda sebagai big boss tanpa harus memiliki perusahaan. Modal: kreativitas, rajin ber-online, cipta jaringan,...

Written by Rayendra L. Toruan · 2 min read >
jadi Big Boss Begitu Mudah tanpa harus Memiliki Perusahaan

Inilah kolaborasi mesin cerdas dengan manusia yang menjadikan Anda sebagai big boss tanpa harus memiliki perusahaan. Modal: kreativitas, rajin ber-online, cipta jaringan, dan mahir gunakan big data. Bisnis berbasis digital, Indonesia bakal terbesar di Asia Tenggara.

jadi Big Boss Begitu Mudah tanpa harus Memiliki Perusahaan
Mesin semakin cerdas memroduksi produk dengan presisi tinggi, dan produknya dijual oleh berbagai pelaku bisnis tanpa harus memiliki mesin. Menjadi big boss begitu mudah tanpa memiliki perusahaan (Foto/@: Rayendra L. Toruan)

Seabrek peluang bisnis dan pekerjaan menunggu orang-orang kreatif dan cerdas. Tanpa harus mendirikan perusahaan dan mengoperasikan pabrik, siapa saja berpeluang menjadi big boss.

Beragam pekerjaan dan bisnis dapat dilakukan oleh tiap orang kreatif, inovatif, dan cerdas menggunakan perangkat teknologi informasi berbasis digital driver dan Internet of Things.

Melakukannya pun demikian mudah dan cepat—dilakukan secara online. Tiap orang berpeluang mempekerjakan ribuan atau mungkin jutaan robot untuk pekerja. Artinya, seseorang menjadi big boss. Bagaimana caranya?

Ini bukan ramalan simsalabim versi dukun. Para teknolog mengistilahkan dengan engineering atau rekayasa yang memungkinkan orang berkolaborasi (bekerja sama) dengan robot.

Wah semakin jauh penjelasannya. Mau contoh? Amati saja cara Amazon perusahaan raksasa (dunia) yang mempekerjakan robot  untuk berperan menentukan masa depan—dalam hal ini bidang bisnis.

Ratusan robot berwarna oranye bekerja dengan memutarkan bolak-balik benda seperti mobil miniatur tanpa terjadi benturan antarmobil miniatur itu (produk).

Jutaan barang diikat oleh para robot yang kemudian bergerak di jalur menuju lokasi lain. Barang-barang itu adalah pesanan dari raksasa online Amazon. Amazon tidak memiliki pabrik dan robot serta sistem—seluruhnya ciptaan para insinyur yang umumnya generasi milenial.

Seorang wanita muda mengenakan rompi (safety) merah memiliki kantong peralatan sensor dan pemancar radio yang terikat di pinggangnya. Gadis itu mengawasi kinerja robot-robot melalui smartpohone di tangannya.

Di area seluas 80.000 m2 terdengar deru suara mesin dan output nya (produk) dipasarkan melalui  e-commerce—inilah instrumen paling canggih yang memperlihatkan robot-robot berkolaborasi dengan manusia. Ceritanya demikian inspiratif dan masif.

Apakah manusia akan kehilangan pekerjaan karena peran robot kian besar? Selengkapnya baca: Amazon’s ‘Collaborative’ Robots Offer Peek into the Future 

Indonesia semakin intensif menggunakan teknologi digital yang trennya terus meningkat. Di tanah air telah beroperasi 4 unicorn atau perusahaan rintisan yang masuk kaliber internasional. Anda pun berpeluang memulainya.  

Oleh karena itu, penggunaan teknologi cloud, kecerdasan buatan (AI) dan Internet of Things terus meningkat. Selengkapnya baca: Cloud, Cloud, Cloud and other Digital Trends for 2019 

Sementara itu perusahaan dari German ikut membantu membersihkan (reklamasi) bekas tambang di Bangka, Belitung. Jerman tentunya menggunakan teknologi canggih. Selengkapnya baca: Germany Helps Bangka Belitung Reclaim ex-Mining Site 

Penggunaan teknologi keuangan dalam bentuk  E-money LinkAja beroperasi mulai  Maret 2019. Sistem ini didukung oleh Telkomsel, Bank Negara Indonesia BNI, Bank Mandiri, dan Bank Rakyat Indonesia. Selengkapnya baca: E-money LinkAja Officially Starts Operation in March 1 

Apa tujuan jika proses bahan dengan nanometer dan nanoprinter 3D menggunakan laser? Menghasilkan produk yang presisi dan penggunaan bahan (material) pun terus dikembangkan. Bahan-bahan (material) dapat diprogram dan diproduksi mesin. Selengkapnya baca: Proses Bahan dengan Nanometer dan Nanoprinter 3D, ApaTujuannya?

Dan bahan seperti apa yang bisa dibentuk berdasarkan struktur materialnya? Jawabannya selengkapnya baca: Menyulap Material Sesuai Selera Pemesan, Berguna bagi Disabilitas

 

Salah satu perusahaan di Amerika Seriokat, Tech Data menawarkan solusi cloud kepada perusahaan yang bertransformasi ke digital disruption platform agar tercipta smart factory. Apakah perusahaan di Indonesia dan ASEAN telah menggunakan layanan Tech Data? Selengkapnya baca: Tech Data Luncurkan Solusi Cloud untuk Transformasi Digital 

Apakah Indonesia mampu menjadi pusat teknologi digital regional terwujud pada tahun 2020? Pemerintah merevisi lima peraturan terkait agar pelaksanan e-commerce semakin apik. Selengkapnya baca: Indonesia Aims Regional Digital Technology Hub 2020

Pertamina dan perusahaan Anadarko (Amerika Serikat) sepakat meningkatkan bisnis liquefied natural gas (LNG) selama 20 tahun. Bisnis seperti apa yang disepakati? Selengkapnya baca: Pertamina Anadarko sign Lng Deal

Untuk meningkatkan peran milenial di bidang teknologi, Indonesia menyusun program pendidikan dan pelatihan yang merupakan prioritas utaama tahun 2019. Selengkapnya baca: Indonesia Needs Get Serious R&D

Selain membutuhkan teknologi dan tenaga ahli di bidang energi, Indonesia membutuhkan  $10,95 miliar untuk menambang gas dan minyak di beberapa sumur Sumatra Utara dan Sumatra Selatan. Selengkapnya baca: RI Secures 10.95m Investment Three Oil Gas Blocks dan Gas Reserve Discovered Sakakemang Block South Sumatra

Berbisnis itu membutuhkan padat modal dan teknologi, dan tiap orang berpeluang melibatkan diri—asalkan menguasai salah satu misalnya dengan memahami penggunaan big data, maka menjadi big boss begitu mudah Anda capai tanpa harus memiliki perusahaan atau pabrik.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *