Human Development, MANEJEMEN&SAFETY

Bagaimana Dokter Membedah Pinggul atau Gigi tanpa Infeksi?

ShareJangan takut jika (terpaksa) dokter membedah pinggul atau gigi tanpa menimbulkan infeksi. Tim ahli mencari formula antibiotik yang digunakan saat proses bedah...

Written by Boromeus Sihombing · 2 min read >
Bagaimana Dokter Membedah Pinggul

Jangan takut jika (terpaksa) dokter membedah pinggul atau gigi tanpa menimbulkan infeksi. Tim ahli mencari formula antibiotik yang digunakan saat proses bedah atau operasi. Apakah tulang punggung dan pinggul bisa dikoleksi?

Bagaimana Dokter Membedah Pinggul
Pelapisan antibiotik dapat mematikan bakteri. Bagaimana dokter membedah pinggul atau gigi tanpa infeksi? (E. coli). (Foto/©: Fraunhofer IFAM)

Mengganti tulang punggung, pinggul dan gigi merupakan hal biasa di kalangan kedokteran. Bagi pasien atau penderita (mungkin) menjalani operasi atau bedah cukup menakutkan.

Akan tetapi, namanya sakit—jika sudah menimpa seseorang—mau bagaimana lagi? Jika dokter mengatakan salah satu cara menyembuhkan atau menghilangkan sakit di tulang punggung, pinggul atau gigi bahkan di batok kepala harus dibedah.

Jangan terkalu takut, tim peneliti telah menemukan teknologi dan peralatan kedokteran dan medis yang secara modern memberikan peluang dan kesempatan sehat bagi para penderita.

Selain berdoa tentu akan lebih baik jika penderita memanfaatkan teknologi modern demi kesembuhan.

Penderita yang salah satu tulangnya sakit, misalnya kena kanker tulang di punggung atau pinggul, berharap dapat mengganti bagian tulang yang sakit itu. Tulang yang sakit diganti dengan teknologi implan.

Apa boleh buat, pasien harus mengucapkan good bye ke tulang yang diambil melalui operasi dan mungkin mengoleksinya sebagai benda sangat berharga—bagian dari tubuh.

Oleh karena itu, bedah atau operasi implan tulang punggung, pinggul atau gigi bukan hal baru di dunia kedokteran. Tim medis mengakui bahwa bedah atau operasi tulang punggung,  pinggul, dan gigi tidak sepenuhnya bebas dari risiko.

Dan yang paling dikuatirkan oleh tim bedah jika terjadi infeksi pada saat dilakukan bedah atau operasi dan menggantikannya secara implan.

Contohnya saat bedah gigi yang mungkin menimbulkan infeksi. Untuk mengendalikan infeksi di rongga mulut biasanya diberikan antibiotik yang diisap-isap oleh pasien bedah gigi.

Gigi atau tulang pinggung yang harus diganti memerlukan bedah implan. Tim peneliti di Fraunhofer menerapkan obat yang tepat secara langsung ke implan pengganti.

Secara signifikan teknologi temuan tim pakar mampu meningkatkan efektivitas antibiotik melalui sinergisme dengan ion perak. Hasil temuan itu telah disaksikan oleh public pada pameran bertajuk MEDICA dan COMPAMED yang berlangsung di Düsseldorf, Jerman, beberapa bulan lalu.

Penjelasan ilmiah tim ahli ini sangat perlu kita simak agar dapat menjelaskan kepada penderita di sekitar kita. Tim peneliti menyebutkan bahwa antibiotik melisiskan bakteri atau disebut E. Coli ke bagian yang dioperasi.

Setiap tahapan (mungkin) menyakitkan dan jika dilakukan operasi misalnya untuk membuat sendi buatan baru. Menurut rilis Fraunhofer, operasi semacam itu berisiko dengan masuknya bakteri  ke bagian luka karena operasi dan berkembang menjadi infeksi berat.

Mengatasinya diobati dengan antibiotik. Namun, beberapa kuman resisten (kebal) terhadap antibiotik tertentu. Pemberian dosis antibiotik yang diisap-isap (oral) atau intravena cukup kuat untuk menghilangkan semua patogen pada implan buatan.

Para peneliti di Institut Fraunhofer bekerja sama. Gabungan ahli dari Teknologi Manufaktur khususnya Materi Lanjutan IFAM, Biologi Molekuler, Ekologi Terapan khususya Terapi Sel dan Imunologi IZI, dan Toksikologi dan Kedokteran Eksperimental ITEM .  

“Kami menerapkan antibiotik yang diperlukan langsung ke implan kedua dan menaruhnya langsung di lokasi bedah sesuai keperluan,” kata Kai Borcherding, seorang ilmuwan di Fraunhofer IFAM.

“Kami juga melakukan penelitian tentang bagaimana antibiotik dan ion perak bekerja secara sinergis dan signifikan agar mampu meningkatkan kemanjuran obat.”

Sementara antibiotik dan ion perak dapat menghilangkan patogen dan efek gabungan obat itu jauh lebih kuat dan ampuh.

Ion pera telah diketahui secara substansial meningkatkan efek antibiotik meski penelitian tentang mekanismenya masih terbatas pada eksperimen yang terisolasi.

Rasio optimal ion perak untuk molekul-molekul antibiotik bergantung pada obat yang digunakan dan mikroorganisme yang harus ditiadakan (dibunuh).

Para peneliti di Fraunhofer IME melakukan pemutaran skala besar. Tim peneliti menyelidiki 20 antibiotik yang berbeda dengan berbagai rasio ion perak dan empat patogen utama. Totalnya mencapai lebih dari 9000 tes yang bertujuana untuk mengidentifikasi kombinasi yang paling efektif.

Bagaimana  memilih antibiotik untuk patogen tertentu dan menerapkannya secara topikal? Jika pasien menderita infeksi dan membutuhkan sendi pinggul baru atau implan gigi baru, maka hal pertama yang dilakukan oleh dokter adalah membuat antibiogram.

Bahan sampel mikroorganisme yang sesuai diambil dan dibudidayakan dan kemudian dianalisis untuk mengidentifikasi antibiotik yang tepat. Ini adalah prosedur standar. Dokter menerapkan antibiotik yang tepat langsung ke implan.

“Di Fraunhofer IFAM, kami telah menyelidiki bagaimana antibiotik dapat disimpan, dan mengembangkan berbagai metode pelapisan untuk melakukan ini,” tutur Borcherding.

Para peneliti menemukan cara untuk struktur permukaan sehingga menyerap antibiotik. Dalam ruang hampa, mereka menerapkan lapisan yang mengandung perak ke permukaan implan. Pengembangan proses pelapisan kini telah selesai.

Para peneliti di Fraunhofer IZI dan Fraunhofer ITEM  memverifikasi keampuhannya dan menyiapkan dokumentasi yang diperlukan untuk persetujuan perangkat medis.

Para ilmuwan dalam proyek “Sinergi-Meningkatkan” berusaha untuk menjawab pertanyaan: Zat alami apa dari tanaman atau pohon yang mungkin cocok untuk mensintesis antibiotik baru?”

Hasil penelitian Fraunhofer IZI menjanjikan meski butuh  waktu beberapa tahun sebelum antibiotik tersebut siap untuk uji klinis.

Agar publik dapat mengetahui jawaban pertanyaan, bagaimana dokter membedah pinggul atau gigi tanpa infeksi  para peneliti telah mendemonstrasikan hasil penelitian ilmiah mereka.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *