Bilateral, Turki-Indonesia

Apakah Turki Tertarik Garap Proyek Infrastruktur Senilai US$190 Miliar?

ShareTurki berminat meningkatkan perdagangan, investasi, pertahanan, energi, maritim,  kapal selam, drone, dan infrastruktur. Produk apa yang dapat diekspor Indonesia ke Turki? Indonesia...

Written by Jurnalis Industri · 2 min read >

Turki berminat meningkatkan perdagangan, investasi, pertahanan, energi, maritim,  kapal selam, drone, dan infrastruktur. Produk apa yang dapat diekspor Indonesia ke Turki?

Salah satu gedung bernama Kayseri Science Centre kebanggaan Turki.  Gedung yang  dirancang NorthernLight-Amsterdam ini mengusung tema besar yang meliputi penjelajahan ilmu pengetahuan, merancang kehidupan masa depan, teater  luas meliputi ilmu pengetahuan, teknologi, fisika, biologi, kedirgantaraan, pertahanan, dan robotik. (Sumber foto: https://rapenburgplaza.com/kayseri/)

Indonesia berpeluang meningkatkan hubungan bisnis dengan Turki.  Turki  membutuhkan produk makanan bagi penduduk yang jumlahnya 80 juta.  Selain mengekspor produk makanan dan olahan pangan lainnya, Indonesia berkesempatan mendapatkan miliaran dolar dari para pebisnis dari Turki untuk berinvestasi di Indonesia. Kata kunci: rajinlah berpromosi dan mendekati para pebisnis di Turki yang penduduknya mayoritas muslim.

Contohnya perusahaan kelas dunia Karadeniz Holding pemilik  kapal yang dapat memasok listrik telah menandatangani kerja sama dengan PT PAL  Indonesia perusahaan galangan yang berlokasi di Surabaya, Jawa Timur. PAL dipercaya membuat empat kapal pemasok listrik dan ini merupakan yang pertama di Indonesia  bahkan  (mungkin) di kawasan ASEAN.

Sebelumnya,  Karadeniz Holding telah membangun listrik dengan kapasitas 845 MW di Indonesia. Pembangkit listrik asal Turki sudah beroperasi di Medan, Amurang, Bolok, dan Ambon.

Penanda tanganan kerja sama dilakukan oleh Direktur Utama PT PAL Budiman Saleh dan Direktur Utama Karpowership Orhan Remzi Karadeniz  di Ankara  pada saat kunjungan  Presiden Joko Widodo di Turki belum lama in. Karpowership menunjuk PT PAL untuk membangun 4 unit kapal penyedia (pembangkit)  listrik berkapasitas 36 hingga 80 MW yang diperuntukkan bagi beberapa pulau di Indonesia.

Perusahaan itu menggelontorkan US$320 juta (sekitar Rp6,7 triliun)   sedangkan perusahaan Turkish Aerospace Industry menginvestasikan US$200 juta melalui PT Dirgantara Indonesia.

Investasi Turki peringkat ke-43

Baik pihak PT PAL dan perusahaan dari Turki bersepakat melakukan transfer teknologi dan menggunakan bahan (kandungan) lokal yang dibuat oleh perusahaan di Indonesia. Kolaborasi itu tentu kesempatan bagi tenaga SDM perusahaan milik negara itu untuk meningkatkan kompetensi di bidang teknologi yang (mungkin) lebih dikuasai pihak Turki.

Jika PT PAL sukses mengembangkan pembuatan empat power ship yang berkapasitas pembangkit listrik sebesar 36-80 MW, selain mencapai pemenuhan i target listrik 35 ribu MW, Indonesia berpeluang menjual kapal pemasok listrik (power ship) kepada Filifina dan Myanmar  yang secara geografi cocok sebagai penggunanya.

Turki dan Indonesia berupaya meningkatkan kerja sama ekonomi melalui kesepakatan Indonesia-Turkey Comprehensive Economic Partnership Agreement (IT-CEPA) dan pengurangan hambatan perdagangan serta penciptaan iklim investasi yang kondusif. Kesepakatan itu disetujui oleh Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan  dan Presiden Joko Widodo  di Istana Kepresidenan Turki di Ankara.

Turki dan Indonesia juga melakukan kerja sama di bidang industri pertahanan seperti pembuatan tank kelas menengah, kapal selam, dan truk  yang diproduksi secara bersama. Sedangkan kerja sama PT Dirgantara Indonesia-Turkish Aerospace Industry  berkaitan dengan bidang pemasaran dan produksi (tambahan) pesawat  N-219,  pengembangan dan produksi pesawat N-245, dan pemasaran/produksi (tambahan) UAV–ANKA ke kawasan  Asia Tenggara dan ndonesia.

Jumlah investasi Turki di Indonesia memang tidak terlalu signifikan. Sekadar catatan, bahwa nilai investasi Turki ke Indonesia pada triwulan pertama 2017 hanya US$100.000 yang membiayai  9 proyek. Menurut  Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) nilai investasi Turki di Indonesia pada kuartal ke-3 tahun 2015 lebih US$2 juta. Tahun 2016, jumlahnya di bawah US$1 juta setiap kuartal. Tahun 2016, Turki menginvestasikan US$2,7 juta dan menduduki  peringkat ke-43 yang berinvestasi di Indonesia.

Indonesia masih menunggu ketertarikan 15 perusahaan konstruksi yang menghadiri Forum Investasi Infrasktur sektor Konstruksi yang diselenggarakan Konsulat Jenderal RI di Istanbul, Turki pada Mei 2017.  Ke-15 perusahaan milik swasta Turki  itu tertarik berinvestasi di bidang infrastruktur yang sedang giat-giatnya dilaksanakan oleh pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kall. Dua perusahaan telah membuka kantor perwakilan di Jakarta yakni Botek dan Enka Holding. Harap mahfum, bahwa peluang investasi Proyek Strategis Nasional yang ditawarkan Indonesia nilai investasi atau dana yang dibutuhkan mencapai US$190 miliar.

Sementara perusahaan AE Arma dan Kalyon menyatakan sedang menjajaki pembangunan bandara Kertajati di Jawa Barat. Sedangkan perusahaan pembuat alat pertahanan di Turki, Aselsan pernah menyatakan keinginannya untuk berinvestasi di Indonesia.  Manajer Pengembangan Bisnis dan Pasar Asia dan Pasifik perusahaan Aselsan, Kagan Manekse yang pernah mengunjungi kantor Kementerian Perindustrian, menilai Indonesia sebagai pusat Asia. Kerja sama dengan perusahaan di Indonesia sangat penting bagi Turki.

Contoh lain hasil kerja sama Turki-Indonesia adalah produksi tank kelas menengah yang dinamai  Kaplan MT—merupakan produksi bersama antara perusahaan FNSS (Turki) dan PT Pindad Indonesia. (Bahan diolah dari berbagai sumber seperti Kompas.com, Antara dan sumber lain)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *