Logistik, Transportasi & Labeling

Warga Makin Nyaman di Kota yang Cerdas

ShareMampukah Indonesia menjadikan 100 kota sebagai smart city? 400 kepala daerah (walikota, bupati, dan gubernur) yang merealisasikannya. Kapan mencerdaskan desa? Para pejabat...

Written by Boromeus Sihombing · 2 min read >

Mampukah Indonesia menjadikan 100 kota sebagai smart city? 400 kepala daerah (walikota, bupati, dan gubernur) yang merealisasikannya. Kapan mencerdaskan desa?

Perusahaan Siemens ikut menggagas konsep mobilitas dan smart city yang belakangan ini menjadi tren di berbagai kota di Indonesia. (Sumber foto: https://image.slidesharecdn.com, Siemens AG)

Para pejabat pemerintah (sebaiknya) jangan tenggelam dan asyik pada rutinitas dan berpolitik. Ingat pendapat Presiden Joko Widodo bahwa perubahan itu terjadi setiap detik, menit, jam, dan sebagainya. Jika para stakeholder pemerintahan bekerja linier dan menghabiskan waktu untuk mengurusi aksi-aksi demo yang tidak jelas juntrungannya, Indonesia bakalan terus tertinggal jauh—sementara negara-negara maju sudah merencanakan kapling tempat tinggal di antarsika.

Apakah Anda sudah tinggal di yang kota cerdas (smart city)? Menurut Business Dictionary jika warga yang tinggal di wilayah perkotaan yang telah berkembang dengan pembangunan ekonomi yang berkelanjutan, dan peningkatan kualitas hidup dengan memiliki keunggulan di berbagai bidang—misalnya ekonomi, mobilitas, lingkungan, masyarakat, kehidupan, dan pemerintahan—maka kota itu layak berpredikat smart city. Keunggulan itu hanya dapat diperoleh melalui sumber daya manusia yang kuat, faktor sosial, mau pun pembangunan infrastruktur ICT modern.

Para pakar di Eropa berpendapat setidaknya 6 poin karakteristik yang harus dimiliki sebuah kota untuk menjadi smart city: 1. Smart economy: sebuah kota dikatakan smart city jika kota itu menjadi tempat berlangsungnya kegiatan ekonomi yang berkelanjutan. Produktivitas warga tinggi dan semangat berinovasi juga tinggi untuk mewujudkan smart city. 2. Smart mobility: selalu berkaitan dengan kemajuan teknologi. Salah satu kriteria smart city adalah ketersediaan infrastruktur information and communication technology (ICT) dan sistem transportasi yang aman serta inovatif.

Kriteria ke-3 Smart environment: Smart city tidak hanya mengutamakan kemajuan teknologi. Sebuah kota cerdas adalah kota yang dapat menyelaraskan kemajuan teknologi tanpa merusak lingkungan. Salah satu cirinya adalah tingkat polusi yang rendah. 4. Smart people: tidak hanya dapat diwujudkan secara fisik. Akan tetapi, masyarakat yang tinggal di kota itu harus mendukung konsep smart city. Untuk mewujudkan konsep ini, masyarakat dituntut untuk ikut berpartisipasi dalam kepentingan publik, menjaga pluralitas etnik mau pun sosial serta memiliki pemikiran yang open minded terhadap keragaman.

Selanjutnya (5) Smart living: Kesehatan dan pendidikan menjadi salah satu faktor majunya sebuah kota. Ketersediaan fasilitas kesehatan dan pendidikan menjadi salah satu syarat untuk mewujudkan smart city. 6. Smart governance: Pemerintahan berperanan penting untuk mewujudkan konsep smart city. Transparansi dan keterbukaan menjadi kunci pemerintahan yang mengusung smart city. Selain itu, akses pelayanan publik juga harus sesuai dengan kebutuhan masyarakatnya dan tidak menyulitkan masyarakat.

Peran swasta untuk mewujudkan smart city

Tentu pihak swasta ikut berperan seperti PT Siemens Indonesia yang menawarkan konsep transportasi massal untuk mengurangi kemacetan lalu lintas di kota-kota besar di Indonesia. Siemens menyatakan bahwa kota yang dikembangkan dengan transportasi massal mampu mengurangi biaya ekonomi agar pertumbuhan ekonomi lebih cepat.

Siemens menawarkan konsep kepada 400 orang kepala daerah pada pertemuan Indonesia Smart City Forum di Makassar, Sulawesi Selatan yang berlangsung belum lama ini. Ke-400 kepala daerah itu meluncurkan prakarsa Gerakan Menuju 100 Smart City di Indonesia.  Contohnya, kebutuhan transportasi massal dapat mengurai kemacetan lalu lintas  yang dapat diatasi dengan pembangunan transportasi berbasis rel atau mass rapid transit (MRT).

Kepala Divisi Mobilitas PT Siemens Indonesia, Helman Trisakti berpendapat, bahwa kecepatan, keandalan, dan kenyamanan merupakan faktor penentu untuk meyakinkan masyarakat urban sehingga tertarik menggunakan fasilitas transportasi massal. Kunci untuk memenuhi kriteria ini adalah penggunaan jalur transportasi secara optimal melalui otomasi rel kereta. Sebagai penyedia teknologi andal, Siemens menawarkan solusi transportasi berbasis rel dengan sistem kendali, persinyalan, dan juga sambungan yang otomatis.

Transportasi yang efisien akan menarik munculnya banyak aktivitas ekonomi di kota-kota serta mendorong produktivitas dengan membaiknya konektivitas serta berkurangnya waktu perjalanan. Transportasi yang lebih baik juga dapat meningkatkan kualitas hidup warga, membuat kota menjadi lebih menarik untuk ditinggali, yang kemudian memunculkan peluang bisnis, dan pada akhirnya mendorong pertumbuhan ekonomi.

Helman mencontohkan Singapura yang sukses mengembangkan transportasi massal terpadu untuk membuat kawasan urban menjadi lebih terhubung, terintegrasi, dan lebih nyaman untuk ditempati. Untuk itulah, Siemens menawarkan solusi guna mengoperasikan sistem kendali lalu lintas virtual yang bisa memantau arus lalu lintas atau mengambil data mengenai pemakaian lahan parkir. Sistem kendali juga bisa mengatur lalu lintas melalui pengaturan lampu lalu lintas atau rambu lalu lintas yang dinamis.

Dengan pengaturan kawasan urban secara terpadu melalui transportasi publik berbasis rel dan sistem manajemen lalu lintas, Siemens meyakini bahwa di masa depan Indonesia akan memiliki kota-kota yang masuk dalam daftar yang paling nyaman untuk ditempati. Tiga kota yang telah menerapkan sebagai smart city baru Jakarta (era gubernur Basuki Tjahaya Purnama atau Ahok), Bandung, dan Surbaya.

Bagaimana dengan kota-kota lainnya di seantero Indonesia? Kita tunggu kreativitas dan kerja para walikota, bupati, dan para gubernur—termasuk masyarakat dan para pakar.  Semoga puluhan ribu desa menjadi desa cerdas agar warga betah membangun tempat tinggal mereka, tidak menyesaki kota-kota.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *