Inspiration, MICE

Usia Muda Lebih Tepat Memulai Bisnis agar Sukses Menjadi Kaya

ShareUsia muda lebih tepat memulai bisnis agar sukses menjadi kaya dan jatuh-bangun merupakan tempaan mental yang dahsyat. Jangan merasa mapan sebagai karyawan...

Written by Rayendra L. Toruan · 2 min read >
Usia Muda Lebih Tepat Memulai Bisnis agar Sukses Menjadi Kaya

Usia muda lebih tepat memulai bisnis agar sukses menjadi kaya dan jatuh-bangun merupakan tempaan mental yang dahsyat. Jangan merasa mapan sebagai karyawan seumur hidup di perusahaan bukan milik diri sendiri. Beragam alat teknologi dan mesin yang memberikan peluang bisnis misalnya able scope. Bagaimana memulai?

Usia Muda Lebih Tepat Memulai Bisnis agar Sukses Menjadi Kaya
Alat able scope yang beragam fungsinya—terutama di bengkel kendaraan (otomotif)—dan harganya  relatif murah. Hanya dengan memiliki alat ini dan tentu saja kreatif dan sabar, seseorang dapat menciptkan bisnis di lingkungan tanpa harus memiliki kantor. Sensor ini dapat melihat bagian—seperti bagian dalam mesin atau ronggag telinga—yang sulit dijangkau atau dilihat mata. Usia Muda Lebih Tepat Memulai Bisnis agar Sukses Menjadi Kaya (Foto: Rayendra L. Toruan)

Setiap orang mendambakan hidup yang nyaman dan aman. Salah satu sumber nyaman dan aman itu adalah penghasilan yang teratur dengan jumlah yang dapat membayar kebutuhan hidup sehari-hari.

Anak-anak muda yang telah menyelesaikan pendidikan berusaha mencari pekerjaan sesuai dengan kompetensi yang dipelajari selama mengikuti pendidikan.

Akan tetapi, keilmuan yang dimiliki seseorang sering tidak sesuai dengan kebutuhan pasar. Artinya, seseorang harus memiliki tambahan ketrampilan khusus yang membutuhkan biaya dan waktu. Bagaimana kalau menunggu sambil melamar pekerjaan?

Banyak anak muda yang beruntung karena mudah mendapatkan pekerjaan meski modalnya hanya ijazah sekolah menengah pertama atau sekolah lanjutan.  Kadang anak muda yang sarjana kalah bersaing dengan juniornya.

Sayangnya, kebanyakan anak muda yang mendapatkan pekerjaan pada umumnya di  bagian pekerjaan kasar seperti buruh bangunan atau perakit elektronik di manufaktur.

Jumlah upah pun diberikan berdasarkan ketentuan mandor atau pemilik proyek. Jika jumlah upah dibuat berdasarkan ketentuan upah minimum regional sesuai dengan keputusan pemerintah setempat, para pekerja beruntung.

Namun, aksi-aksi unjuk rasa para buruh yang meminta kenaikan upah merupakan pertanda bahwa tingkat upah jarang memuaskan. Dan kebanyakan para buruh berstatus pekerja lepas.

Nasib pekerja kantoran tidak selalu baik seprti zaman doleo yang umumnya diangkat menjadi karyawan tetap. Dalam era melanium, kebanyakan perusahaan mengikat para pekerja dengan perjanjian kontrak yang masa kerjanya hanya dua tahun, dan digantikan dengan karyawan kontrak yang baru.

Apa solusinya? Kita maklum bahwa sebagian anak muda menggeluti bisnis yang dilakukan karena pelarian. Data penunjang terhadap kebenaran asumsi tadi sukar mendapatkannya. Yang jelas, kebanyakan anak muda pebisnis tanpa konsep.

Jumlah orang yang berwirausaha di Indonesia juga masih minim. Bank Dunia menyarankan agar jumlah warga yang berwira usaha minimal 4 persen dari total populasi.

Pebisnis di Indonesia hanya 3 persen dari 260 juta jiwa, kalah dari Singapura yang berbisnis mencapai 7 persen dan Malaysia 5 persen dari total penduduk. Apa yang salah dengan kita?

Bekerja di perusahaan orang lain atau di Badan Usaha Milik Negara merupakan kebanggaan bagi pekerja dan keluarga. Apa lagi jika seseorang berhasil menjadi Pegawai Negeri Sipil atau menjadi militer dan polisi.

Selain mendapatkan kehormatan, menerima gaji teratur dan adanya jaminan hari tua—merupakan pelangi yang menaungi seseorang. Orang tersebut merasa lebih nyaman dan aman menjalani kehidupannya.

Apakah (mungkin) seseorang yang bekerja seumur hidup di perusahaan bukan miliknya menjadi orang kaya? Menjawab pertanyaan ini membutunkan data dan contoh yang memperlihatkan satu variabel berkaitan dengan variabel lainnya sesuai pantulan hidup orang-orang super kaya karena berusaha.

Yang pasti, kebanyakan orang Indonesia yang masuk daftar peringkat terkaya sejagat—seperti diumumkan oleh Forbes sekali setahun—pada umumnya menapaki hidup di dunia usaha yang dilakukan sejak usia muda. Contohnya, menjual kopi eceran dari kampung ke kampung lainnya.

Orang-orang super kaya itu—disebut dengan konglomerat dengan kepemilikan usaha yang menggurita  lebih 100 perusahaan—memulai usaha dengan ilmu otodidak.

Dari puluhan konglomerat di Indonesia, kita bisa menghitung  dengan jari tangan, sebagian dari mereka yang berpendidikan rata-sata hanya sekolah menengah pertama dan Sekolah Dasar.

Mudah mendapatkan informasi yang menginspirasi dan memotivasi dari kisah sukses orang-orang superkaya di Indonesia itu.

Mengatakan dan menjelaskan demikian mudah—seolah kita mampu berbuat seperti yang dilakukan oleh orang-orang super kaya itu—namun melaksanakannya tentu memerlukah uraian lebih mendalam.

Hidup dan kehidupan orang-orang super kaya itu sarat “penderitaan” yang pesannya kadang tidak masuk akal anak-anak muda zaman now.

Orang yang memulai sesuatu usaha atau bisnis memerlukan langkah-langkah yang harus dilakukan. Temukan penjelasannya minggu depan di media ini. Anda yang memiliki usia muda lebih tepat memulai bisnis agar sukses menjadi kaya

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *