Teknologi Informasi

Software Gantikan Peran Editor?

SharePerangkat lunak LinkedTV ini tidak didesain untuk menggantikan peran editor manusia. Apa lagi, sesegera Klaus Wowereit muncul dalam sebuah cerita dengan sebuah...

Written by Jurnalis Industri · 2 min read >

Perangkat lunak LinkedTV ini tidak didesain untuk menggantikan peran editor manusia.

Kata seperti “Smart TV” dan “layar kedua” menampilkan visi dari akses jaringan dan peralatan independen ke konten di mana pun anda menginginkannya. Sekarang, para peneliti Fraunhofer berkontribusi untuk mengembangkan standar yang dibutuhkan untuk mencapai visi tersebut.(Sumber foto/©: Matthias Heyde/Fraunhofer FOKUS)
Kata seperti “Smart TV” dan “layar kedua” menampilkan visi dari akses jaringan dan peralatan independen ke konten di mana pun anda menginginkannya. Sekarang, para peneliti Fraunhofer berkontribusi untuk mengembangkan standar yang dibutuhkan untuk mencapai visi tersebut.(Sumber foto/©: Matthias Heyde/Fraunhofer FOKUS)

Apa lagi, sesegera Klaus Wowereit muncul dalam sebuah cerita dengan sebuah insert grafis yang menunjukkan namanya, wajahnya akan diingat untuk cerita-cerita mendatang dan akan ditandai dengan namanya.

Peran editor bakal digantikan perangkat lunak? Sebetulnya LinkedTV adalah sebuah penolong yang hebat bagi para editor. Akan tetapi,  LinkedTV ini tidak didesain untuk menggantikan peran editor manusia. Software memiliki batasnya karena hanya manusia yang dapat menilai kualitas dan manfaat sebuah hubungan akhir cerita.

Simak lagi contoh cerita tentang Klaus Wowereit: salah satu hasil software dalam pencariaannya adalah halaman Wikipedia untuk Berlin.

Untuk pemirsa Rudfunk Berlin-Bradenburg, pengguna percobaan LinkedTV, halaman ini merupakan ketertarikan kecil, semenjak dapat diasumsikan bahwa orang yang tinggal di Berlin tidak suka mengunjungi halaman Wikipedia untuk informasi lebih. Editor bebas untuk memasuki sistem editing LinkedTV dan memindahkan halaman ke bawah daftar prioritas atau bahkan menghilangkannya.

Editor menentukan sebuah “daftar putih” untuk membantu para pemirsa–sebuah daftar di mana seluruh sumber dapat diotorisasi oleh software untuk dicari. Dalam kasus Rudfunk Berlin-Bradenburg (RBB), program bebas dicari melalui TV dan bagian radio dari ARD (sebuah konsorsium broadcaster publik di Jerman), dan Wikipedia juga, tetapi tidak berlaku untuk item dari broadcaster komersial, semenjak Anda tak mau untuk mengakhiri mengatur pemirsa dalam kompetisi.

Perangkat lunak LinkeTV sangat berguna untuk membantu pekerjaan tim editorial. Akan tetapi,  bagaimana dengan kebutuhan pemirsa? Kita simak peran ibu Julia, Horstmann yang memainkan sebuah demo, sebuah cuplikan peristiwa di Inggris tentang pengasingan informan Edward Snowden di Rusia.

TV yang lebih pintar

Sebuah kode QR muncul di layar TV. Seorang ahli IAIS memotretnya dengan menggunakan sebuah iPad. Dengan cepat, laporan TV dimulai, dan iPad menampilkan informasi tentang Edward Snowden. setiap kali adegan (gambar) berubah atau berganti, demikian juga membuat Anda (pemirsa) dapat kembali ke tampilan yang muncul pada awal, dan video di layar TV kembali bertumpukan. Sebagai alternatif, Anda dapat menandai halaman dan meninjau bagian tersebut nanti. Dengan kata lain, layar pertama dan kedua sangat terkoneksi kuat–sebagaimana yang diinginkan para broadcaster.

Hal yang tidak diinginkan oleh para broadcaster adalah jika  pemirsa berkonsentrasi penuh pada layar kedua dan mengesampingkan yang pertama yakni layar TV. Tetap, yang muncul yang akan menunjukkan arah, kata ahli IAIS. Mendapati acara TV pada satu layar dan konten web saja di layar lain merupakan pengaturan yang cepat dan sulit untuk dilakukan.

Zattoo dan Horizon-TV memungkinkan Anda untuk menonton TV di tablet Anda. Kemudian Netflix membuat lompatan pada pasar di  Jerman; pemain kuat sedang dalam proses transformasi diri dari sebuah toko persewaan video online menjadi broadcaster TV online raksasa.

Hal yang tersisa dari keuntungan layar pertama adalah ukurannya, yang mana akan dalam genggaman tangan ketika beberapa pemirsa ingin duduk di sofa dan menonton film bersamaan. Lebih sering, mereka  menggunakan pemutar media online untuk melakukannya.

Ritual lama, di mana seluruh anggota keluarga berkumpul di sekitar TV, sebagaimana mereka mungkin akan berkumpul di sekitar api unggun untuk menonton “Wetten, dass…?” pada Sabtu malam yang segera menghilang. “Singkatnya, broadcaster akan kehilangan poin penjualan unik mereka,” ini kesimpulan Horstmann.

Apa yang kita harapkan dari TV di masa depan? Akankah kita menpunyai TV yang sesuai permintaan? Ya. Akankan layar kedua menjadi hal yang lumrah? Bisa saja, tapi tidak secepat itu, kata Stephan Steglich dari Fraunhofer Institute for Open Communication Systems (FOKUS) di Berlin. Dia  setuju dengan koleganya di IAIS tentang masa depan TV, walaupun dia memiliki penjelasan yang berbeda.

Kepala competence center for Future Application and Media FOKUS setuju bahwa jumlah informasi tambahan yang disediakan sebagai komplemen ke program TV akan bertambah, tetapi memperdebatkan bahwa ini akan juga bekerja pada keuntungan layar pertama. Hal ini disebabkan karena standar Hybrid broadcast broadband TV (HbbTV) didukung oleh banyak TV pintar.

LinkedTV  tidak didesain untuk menggantikan peran editor manusia, HbbTV lebih dari sebuah suksesor ke teleteks anakronistik dengan penulisan seperti blok. Standar baru mentransformasi TV ke peralatan informasi yang dipersonalisasi, yang mana program TV dimainkan menonjol tapi tidak berarti berperan eksklusif.

Broadcaster memiliki kesempatan untuk menampilkan informasi tambahan tak hanya pada layar kecil eksternal tetapi juga pada TV besar. (Bahan diolah dari Getting viewers involved tulisan  Bernd Müller, Fraunhofer 2/15)

[box type=”note”]

Simak artikel selanjutnyua dengan topik DAMPAK INTERNET (3)
Internet Ambil Alih Fungsi Televisi?

[/box]

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *