Energi, Renewable Sources

Potensi Tenaga Angin untuk Pembangkit Listrik di Indonesia

SharePotensi tenaga angin untuk pembangkit listrik di Indonesia tidak kalah dengan China, Amerika Serikat, Jerman, Spanyol, India, dan Denmark. Indonesia melibatkan investor...

Written by Jurnalis Industri · 2 min read >
Potensi Tenaga Angin

Potensi tenaga angin untuk pembangkit listrik di Indonesia tidak kalah dengan China, Amerika Serikat, Jerman, Spanyol, India, dan Denmark. Indonesia melibatkan investor dari Denmark menggarap proyek Jeneponto sebesar 65 MW dan Sidrap 70 MW di Sulawesi Selatan. Tenaga nuklir dapat digantikan angin.

Potensi Tenaga Angin
Lebih dari 50 orang ahli bergabung untuk menggarap proyek SmartBlades. Pekerjaan meliputi riset untuk mengetahui kekuatan angin sebagai sumber energi dengan menggunakan baling-baling. Konsorsium para ahli ini berasal dari  GE Global Research, Henkel AG & Co KGaA, Nortdex Energy, SSB Wind Systems GmbH & Co KG, Suzlon Energy Ltd. dan WRD Wobben Research and Development GmbH Potensi Tenaga Angin untuk Pembangkit Listrik di Indonesia (Sumber foto/@: smartblades.info)

China mengolah tenaga angin menjadi sumber listrik sebesar 100 GW. China merencanakan seluruh kebutuhan energi listrik diolah dari angin pada tahun 2030. Di kawasan daratan China bertaburan kincir angin hingga gedung-gedung bertingkat—ukuran kincir angin lebih kecil.

Meski potensi tenaga angin untuk pembangkit listrik di Indonesia demikian besar, namun China justru lebih maju dari kita. Amerika Serikat (AS) menerapkan energi hijau dengan mengolah kekuatan angin yang menghasilkan 43 GW dari 101 kincir angin.

AS membangun  pembangkit tenaga listrik di off-shore dengan turbin Roscoe—ladang kincir angin terbesar dengan kapasitas 781 MW. Sementara itu, Jerman menghasilkan 28 GW dari perputaran baling-baling. Para ilmuwan di Fraunhofer yang berkolaborasi dengan perusahaan swasta sukses membangun 22.000 kincir angin di off-shore.

Jerman memiliki kebanggaan atas Enercon-126 kincir angin dengan diameter rotor 126 meter—terbesar  di dunia yang menghasilkan energi sekitar 7 MW. Sedangkan negeri yang terkenal dengan adu banteng, Spanyol merupakan negara ke-4  dengan kapasitas 21 GW dari tenaga angin.

India dan Denmark masing-masing menempati posisi ke-5 dan ke-6 yang menggunakan kapasitas kincir angin. India baru menghasilan 14 GW dan kebanyakan kincir angin dibangun daerah pertanian dan  pegunungan. Denmark memanfaatkan energi angin sebagai pembangkit listrik dengan   kontribusi 40 persen.

Potensi sumber energi angin di Indonesia? Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional telah meneliti 166 lokasi dan 35 lokasi yang dapat dikembangkan sebagai penghasil energi angin seperti Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timu, pantai selatan Jawa, dan pantai selatan Sulawesi.

Menurut Rencana Umum Energi Nasional, Indonesia memiliki 60.647,0 MW yang dihasilkan angin berkecepatan  4 meter per detik.  Indonesia  menyetujui perusahaan dari Denmark untuk membangun proyek Jeneponto sebesar 65 MW dan Sidrap 70 MW keduanya di Sulawesi Selatan.

Indonesia dapat mengeksplorasi potensi tenaga angin untuk pembangkit listrik di Indonesia   bekerja sama dengan Jerman—seperti dilakukan oleh Fraunhofer IWES bersama mitranya. Jerman berencana menghentikan  tenaga nuklir hingga tahun 2020-an.

Jerman sedang giat-giatnya mengeksplorasi teknologi dan sumber energi terbarukan sebagai penggganti tenaga energi yang berasal dari pembangkit listrik tenaga nuklir. Kebersihan dan kemandirian atas energi terbarukan jauh lebih baik tenaga angin dibanding energi bersumberkan nuklir.

Penggunaan teknologi angin dapat diinovasi terutama pembuatan rotor baling-baling yang berbeda dan berukuran besar untuk memenuhi kebutuhan energi masa depan. Rotor didesain dengan pendekatan yang berbeda dengan cara yang dilakukan selama ini.

Tim ahli yang bergabung dalam satu konsorsium mengerjakan proyek SmartBlades dengan menciptakan tiga teknologi yang dapat digunakan utuk mendesain bentuk rotor baling-baling berukuran lebih besar. Rotor itu harus mampu menyesuaikan diri terhadap kondisi angin yang kecepatannya beragam.

Misalnya saat baling-baling yang menjadi beban berat dalam posisi tegak di lingkungan yang beragam namun pada momentum  yang sama, baling-baling itu menghasilkan lebih banyak tenaga (listrik). Beban dari baling-baling itu harus ringan agar mudah diangkut dan dipasang di lokasi yang dikehendaki.

Pengerjaan proyek SmartBlades memberikan pelajaran yang berharga bagi tim ahli untuk membuktikan potensi penggunaan teknologi yang berbeda, namun tujuannya  agar rotor baling-baling berguna optimal untuk menghasilkan energi.

Proyek SmartBlades tahap 2 dimulai pada September 2016 dengan biaya 15,4 juta Euro yang melibatkan lebih 50 orang peneliti. Para ahli dari berbagai disiplin meliputi bidang  desain struktural, produksi, studi beban aerodinamika, pengendali, dan pengujian operasi.

Tim ahli mempelajari kemungkinan perluasan menuju wawasan baru untuk sistem turbin angin secara keseluruhan. Berkat teknologi angin, manfaat dan nilai tambah dari SmartBlades serta kelebihan dan kekurangan dari tiga teknologi dapat ditentukan.

Kemudian, fokus teknologi keempat tidak terletak pada bilah rotor yang terisolasi namun pada sistem turbin angin, dan pandangan holistik mengenai aspek ekonomi dan teknis yang dicapai dari hasil penelitian.

Tujuan strategis penggabungan teknologi silang adalah untuk mencapai hasil yang jelas mengenai kelebihan dan kekurangan yang terdapat pada ketiga teknologi yang sebelumnya menunjukkan potensi yang dapat ditawarkan kepada pelaku industri.

Pengembangan terus berlanjut. Pada awal proyek, tim peneliti hanya mempelajari cara sekunder—meliputi studi tentang sendi perekat, stabilitas aeroelastik atau kontrol adaptif—namun kegagalan terhadap tingkat kinerja system justru dapat dipertimbangkan.

Mempelajari kekuatan energi dapat meningkatkan kepercayaan pada teknologi maju dan perbaikan  desain, kualitas, dan kinerja pisau pintar (baling-baling) sebagai komponen dan sebagai bagian dari sistem turbin angina, juga meningkatkan probabilitas pelaksanaan sektor industri.

Teknologi mengekplorasi potensi tenaga angin untuk pembangkit listrik di Indonesia kita tunggu karya para ahli (Bahan diolah dari laman IWES, smartblades.info dan sumber lain)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *