Human Development, MANEJEMEN&SAFETY

Perangkat Lunak Membantu Kelancaran Pengangkatan Tumor dari Hati

SharePerangkat lunak membantu kelancaran pengangkatan tumor dari hati dari pendonor dan penerima. Penggunaan teknologi alogaritma membantu tim bedah  meski keputusan akhir mutlak...

Written by Boromeus Sihombing · 2 min read >
Perangkat lunak membantu kelancaran pengangkatan tumor dari hat

Perangkat lunak membantu kelancaran pengangkatan tumor dari hati dari pendonor dan penerima. Penggunaan teknologi alogaritma membantu tim bedah  meski keputusan akhir mutlak ditentukan oleh tim bedah. Apa tujuan dokter menyalakan kamera iPad dengan mengarahkannya ke hati pasien?

Perangkat lunak membantu kelancaran pengangkatan tumor dari hat
Perencanaan dan analisis risiko yang mungkin terjadi saat dilakukan operasi pengangkatan tumor hati yang berlokasi di pusat. Perangkat lunak membantu kelancaran pengangkatan tumor dari hati  (Sumber foto/©: Fraunhofer MEVIS)

Tim dokter bedah mendapat peta risiko jalur reseksi sehingga mengetahui lokasi (meski sedikit) ruang yang menyimpang dari bidang pembedahan secara optimal, seperti di mana koridor reseksi yang direncanakan yang berukuran sangat sempit.

Aplikasi (perangkat lunak) teknologi alogaritma ini menghasilkan saran (panduan) bagi tim bedah yang akan melakukan reseksi.

“Namun hasil penggunaan teknologi alogaritma hanya proposal atau saran. Sebab pada akhirnya, keputusan yang harus dibuat oleh tim ahli bedah tetap di tangan mereka,” tandas Dr Andrea Schenk, Kepala Penelitian Hati di Fraunhofer MEVIS.

Tim penelitian telah menunjukkan bahwa tindakan operasi hati lebih efisien dan lebih aman dengan analisis MEVIS. Selain itu mendapatkan hasil yang optimal, kehilangan darah pasien dapat dikurangi secara signifikan.

Contohnya kasus-kasus individual (pasien), dengan menggunakan teknologi algoritma untuk menganalisis data.

Hal itu memungkinkan keamanan ketika tim bedah melakukan operasi yang rumit yang (dianggap) terlalu berisiko tanpa menggunakan aplikasi perangkat lunak.

Dalam transplantasi hati dari donor (hati berasal dari orang hidup), organ dibagi untuk tetap berada dalam tubuh pendonor), dan sebagian (hati) ditransplantasikan kepada penerima yakni penderita.

Setelah tindakan operasi berlangsung, dalam diri penerima, donor harus bekerja dan tumbuh lagi. Analisis MEVIS pada hati menunjukkan kepada tim dokter yakni keterbatasan fungsional yang mungkin dihasilkan dari transeksi pembuluh darah besar yang tidak dapat dihindari setelah pembagian hati.

Hal itu memungkinkan prediksi fungsi hati pascaoperasi bagi pendonor (penyumbang) dan penerima. Prosedur bedah dapat dioptimalkan untuk meminimalkan risiko kegagalan organ pascaoperasi.

Akan tetapi, bukan hanya algoritma dan keahlian ilmu komputer yang menentukan kualitas analisis MEVIS. Pertukaran intensif dengan ahli bedah dan ahli klinis lainnya juga sangat penting.

“Hanya melalui pertukaran (pengetahuan) ini, kami dapat mempelajari fitur perangkat lunak dan jenis yang diperlukan dalam praktik dan bagaimana kami dapat meningkatkan sistem kami,” jelas Alexander Köhn salah seorang ahli.

Para peneliti dari Bremen menggunakan hasil kunjungan ke rumah sakit untuk menyelidiki masalah praktis dokter. Mereka dihadapkan dengan tantangan untuk membawa data perencanaan dari analisis MEVIS ke ruang operasi.

Ahli MEVIS Akexabder  Köhn mengembangkan aplikasi iPad dalam kerja sama erat dengan para dokter dari Universitas Yokohama di Jepang.

Dokter bedah dapat membungkus tablet dalam lembaran steril dan membawanya ke ruang operasi untuk melihat semua data perencanaan selama operasi.

Penggunaan aplikasi ini berkembang lebih jauh yang menggabungkan data perencanaan dengan augmented reality.

Untuk melakukannya, dokter menyalakan kamera iPad dan mengarahkannya ke hati pasien. Citra tiga dimensi dari hati pasien, yang sebelumnya dibuat menggunakan algoritma, ditumpangkan ke gambar kamera dan menunjukkan posisi pembuluh darah dan tumor di bawah permukaan hati.

Sejak tahun 1998, para peneliti Fraunhofer telah bekerja dengan algoritma pengolahan gambar yang digunakan di dunia kedokteran sebagai bagian dari serangkaian proyek yang panjang.

Metode ini sekarang dikenal luas oleh para dokter sebagai analisis MEVIS dan telah menjadi praktik yang mapan.

Atas penemuan analisis MEVIS dengan menggunakan tekinologi alogaritma, Dr. Stephan Zidowitz, Alexander Köhn, dan Andrea Schenk  (pemimpin tim) menerima Joseph von Fraunhofer Award pada tahun 2018.

Selain menghasilkan keunggulan ilmiah, penghargaan itu merupakan pengakuan terhadap efektivitas yang praktis terhadap dukungan bedah, keahlian yang dibangun bertahun-tahun—khususnya di  bidang bedah hati. Perangkat lunak membantu kelancaran pengangkatan tumor dari hati (Bahan diolah dari laman Fraunhofer MEVIS)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *