Silakan jajal perdangan antarnegara tanpa harus menjadi produsen. Bagaimana caranya? Mudahnya berbisnis lintas negara dengan teknologi blockchain menjawab keinginan Anda—tanpa harus menggunakan letter of credit. Apakah peran bank masih diperlukan?
Kita tidak perlu bertindak sebagai produsen atau pembuat beragam barang yang ingin kita perdagangkan ke pasar global. Perkembangan perdagangan antarnegara demikian pesat selama tiga dekade terakhir. Cara mengirim dokumen pun tidak lagi konvensional. Demikian mudahnya berbinis lintas negara dengan teknologi blockchain.
Kita tinggal pilih sesuai kegemaran masing-masing. Mau jual kerajinan khas Bali ke pasar dunia? Atau coba jajal bisnis kopi khas Sidikalang, Dairi (Sumatera Utara), bahkan dagang komputer atau tablet rakitan China atau T-Shirt made in Bangladesh, dan (mungkin) Anda tertarik jualan kain sari buatan India?
Anda tinggal memetakan lokasi produsen (pembuat) dan pasar yang membutuhkan. Oleh karena itu, salah satu bahasa internasional—utamanya bahasa Inggeris—harus kita kuasai agar bisa melakukan survei secara online. Artinya, Anda tidak perlu ribet untuk mendapatkan data.
Ketika berdagang atau bertransaksi antarnegara—artinya kita jualan ke negara-negara lain—prosedurnya demikian kompleks—membuutuhkan banyak dokumen sebagai syarat mutlak yang harus kita miliki.
Selain menguras tenaga, waktu, dan ongkos mengurus dokumen-dokumen juga tinggi. Kalau petugas yang berkompeten berulah—misalnya minta upeti—urusan tambah runyam. Semangat pun mengendor. Akan tetapi, berdagang antarnegara membutuhkan dokumen resmi dan otentik.
Contohnya ketika sebuah perusahaan di Jerman memesan tablet dari China, transaksi (permintaan) tersebut harus dilengkapi dokumen yakni letter of credit (L/C) yang menghubungkan dua bank—satu bank di pihak eksportir dan satu lagi di pihak importir. Kedua bank tersebut bertugas mengawasi perdagangan dan merupakan lembaga yang netral.
Kedua bank itu menjamin bahwa eksportir (penjual) dapat menerima uang setelah barang—yakni tablet buatan perusahaan di China—dikirimkan sesuai dengan kontrak. Importir (pembeli) tidak membayar langsung sampai barang pesanan tersebut dikirimkan sesuai dengan waktu yang disepakati termasuk tingkat kuantitas dan kualitas berdasarkan pesanan (pembeli di Jerman).
Akan tetapi, eksportir yakni penjual barang harus mengurus banyak dokumen, antara lain, letter of credit (L/C), dokumen kargo, dan jenis transportasi pengangkut barang, dan daftar (kualitas) kemasan. Semua dokumen itu berguna untuk memastikan bahwa proses transaksi bisnis antarnegara sesuai dengan yang ditetapkan dan disepakati oleh kedua pihak. Kesepakaanitu tertulis dalam surat kontrak.
Semua dokumen perdangangan antarnegara dikirimkan melalui surat tercatat. Pihak bank dan mitra dagang menolak pengiriman dokumen melalui e-mail, hal itu bisa dijadikan atau rentan terhadap manipulasi yang dilakukan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab.
“Banyak kasus yang menyalahgunakan dokumen dan menyebabkan biaya lebih tinggi daripada pengiriman barang yang sebenarnya,” tutur Prof. Dr. Gilbert Fridgen dari Fraunhofer Institute for Applied Information Technology FIT. Tim Fridgen mengenalkan inovasi cara perdagangan dan industri dengan menggunakan aplikasi teknologi blockchain kepada publik di Jerman.
Tim Fridgen dari Lab Blokir Fraunhofer dibantu oleh ahli dari Norddeutsche Landesbank mengembangkan sebuah prototipe untuk memproses perdagangan barang secara global tanpa menggunakan kertas. Artinya, semua dokumen terekam dalam satu media penyimpan.
Dengan bantuan aplikasi teknologi blockchain, setiap langkah dalam transaksi (perdagangan) internasional atau antarnegara kini mudah didokumentasikan dengan andal, transparan, dan mudah dilacak atau dipantau, sejak pesanan dilakukan oleh pembeli hingga barang dikirim oleh eksportir (penjual) kepada pemesan (pembeli). Dengan mudahnya berbinis lintas negara dengan teknologi blockchain tentu peluang besar bagi para produsen dan pebisnis.
Kita berterima kasih atas penemuan teknologi blockchain yang memudahkan urusan perdagangan antarnegara lebih sederhana dan lebih cepat. Manajemen Laboratorium Blockchain Fraunhofer.
Fraunhofer’s Blockchain Lab merupakan unit multi-disiplin yang merancang, mengembangkan, dan mengevaluasi penggunaan aplikasi teknologi blockchain. Pengembangan bertujuan untuk merealisasikan mudahnya berbisnis lintas negara dengan teknologi blockchain.