Human Development, MANEJEMEN&SAFETY

Menyuntikkan Jarum yang Presisi pada Tubuh Wanita

SharePenggunaan teknologi dasar bisa jadi ketertarikan di area aplikasi lainnya. Contohnya, memungkinkan penargetan yang lebih presisi dan terapi radiasi yang minim trauma....

Written by Boromeus Sihombing · 1 min read >

Penggunaan teknologi dasar bisa jadi ketertarikan di area aplikasi lainnya. Contohnya, memungkinkan penargetan yang lebih presisi dan terapi radiasi yang minim trauma.

Kanker buah dada yang seringkali berkembang di kelenjar susu, adalah salah satu kanker yang paling sering ditemukan pada wanita.(Sumber foto/©: iStockphoto)

Kita selalu berharap agar kaum wanita selalu sehat. Oleh karena itu, para ilmuwan di Fraunhofer mengembangkan sebuah cara untuk mempercepat dan mengurangi ketidaknyamanan teknik biopsi dalam kasus yang dicurigai sebagai kanker buah dada.

Pemindai MR (magnetic resonance) menunjukkan sebuah area gelap yang mencurigakan pada jaringan buah dada, jangan-jangan itu sebuah tumor? Dokter memutuskan bahwa pemeriksaan lebih lanjut harus segera dilakukan.

Dokter pun memerintahkan penggunaan biopsi–sebuah prosedur yang melibatkan ekstrasi sampel jaringan dengan jarum yang sangat halus. Insersi presisi jarum biasanya dibutuhkan dengan menggunakan USG.

USG merupakan teknolog ultrasonografi medis yakni  teknik pencitraan diagnostik berbasis ultrasound yang digunakan untuk memvisualisasikan organ dalam tubuh manusia.

Akan tetapi, bagaimana jika struktur abnormal tersebut tidak dapat dideteksi oleh USG? Inilah proyek penelitian yang dilakukan bersama MaRIUS bertujuan untuk menyediakan bantuan bagi penderita (wanita).

Lembaga Fraunhofer Institute for Biomedical Engineering (IBMT) dan for Medical Image Computing (MEVIS) telah mengembangkan metode yang menggunakan teknik pencitraan USG baru untuk biopsi.

Penggunaan teknologi dasar bisa jadi ketertarikan dalam area aplikasi lainnya. Contohnya, memungkinkan penargetan yang lebih presisi dan terapi radiasi yang minim trauma. Atau memberikan gambaran MR jantung, hati, dan ginjal yang lebih tajam, atau membuka jalan bagi teknik pencitraan USG yang secara keseluruhan baru.

Lebih mudah dideteksi

Dalam prosedur standar biopsi jaringan buah dada yang direkam dengan USG agar dokter dapat melacak posisi jarum di layar pemindi USG saat jarum tersebut dimasukkan atau ditusukkan pada tubuh dekat buah dada.

Pada beberapa kasus metode ini tidak dapat digunakan karena tumor yang dicurigai tidak tampak pada gambar hasil rekaman USG–masalah yang dialami satu dari tiga orang pasien.

Dokter kemudian perlu untuk beralih ke alternatif lainnya yang biayanya lebih mahal yaitu MRI (Magnetic Resonance Imaging). MRI adalah sebuah teknik yang menyampaikan gambaran di mana perubahan abnormal dalam jaringan buah dada lebih mudah dideteksi.

Selain metode ini menyampaikan hasil yang lebih baik, ini juga meningkatkan kompleksitas prosedur. Untuk mendapatkan hasil yang dibutuhkan, pasien pertama-tama harus diperiksa dalam peminda MR, sementara biopsi hanya dapat dilakukan di luar ruang yang terbatas.

“Sehingga tiap kali dokter perlu memverifikasi posisi jarum, pasien perlu menjalani pindaian MRI lagi,” jelas manajer proyek MEVIS Matthias Günther. “Ini membuat prosedur menjadi lebih lama, lebih mahal dan usaha ekstra bagi pasien.”

Untuk menemukan solusi yang lebih sederhana dan lebih cepat, dua institusi Fraunhofer, IBMT dan MEVIS, meluncurkan proyek MaRIUS (Magnetic Resonance Imaging using Ultrasound).

Apakah tim pakar berhasil melacak kanker yang sangat meresahkan kaum wanita itu? Tim ahli membuat perangkat lunak. Bahan diolah dari Better biopsies tulisan Frank Grotelüschen, Fraunhofer)

Simak TEKNOLOGI Biopsi (2)

Perangkat Lunak Melacak Posisi Tumor

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *