Human Development, MANEJEMEN&SAFETY

Luka Sembuh Lebih Cepat

ShareHasilnya hanya berukuran sebuah komputer jinjing dan dapat disambungkan pada sebuah soket normal antara 100 dan 230 V. Penyakit kulit merupakan masalah...

Written by Boromeus Sihombing · 2 min read >

Hasilnya hanya berukuran sebuah komputer jinjing dan dapat disambungkan pada sebuah soket normal antara 100 dan 230 V.

PlasmaDerm adalah sebuah teknologi medis baru untuk merawat luka dan penyakit kulit. (Sumber foto/©: Fraunhofer)

Penyakit kulit merupakan masalah serius bagi umum apa lagi bagi kaum wanita. Segala macam cara dilakukan untuk menghapus “borok-borok” pada kulit utamanya pada wajah seperti operasi plastik agar wajah semakin wah. Apakah penyakit kulit harus ditangani oleh kalangan medis?

Ini sebuah solusi yang diciptakan oleh tim ahli dengan mengembangkan teknologi PlasmaDermmerupakan yang baru dan telah digumalam di seluruh Eropa. Berkat penemuan baru itu, para peneliti mendapatkan penghargaan yang disebut Human–Centered Technology.

Penyakit kulit adalah masalah yang umum terjadi di dunia ini. Penyakit dermatitis atopik, psoriasis, dan ulcer vena kaki kronis–secara tipikal disebabkan oleh diabetes atau varises vena–dapat menyebabkan pasien menderita selama bertahun-tahun.

Setelah berkolaborasi dengan perusahaan Cinogy dan Department if Dermatology, Venereology and Allergology di University Medical Center Göttingen, Fraunhofer Istitute for Surface Engineering and Thin Films (IST) sukses mengembangkan sebuah solusi teknologi medis baru untuk menangani luka dan penyakit kulit yang diketahui sebagai “PlasmaDerm”. Plasma membantu penyembuhan luka ketika diaplikasikan langsung pada kulit.

“Hal yang Anda rasakan adalah sebuah sensasi sedikit geli,” kata Prof. Wolfgang Viöl dari Fraunhofer IST.

Dengan menggerakkan sebuah alat yang kira-kira berukuran dan berbentuk seperti senter saku dalam sebuah lingkaran di balik tangannya. Memegang alat di atas permukaan kulit, sebuah semprotan ungu pucat dapat terlihat pada ujung alat. Itulah plasma, sebuah gas terionisasi jelas Viöl.

PlasmaDerm yang dikembangkan oleh sebuah tim terdiri dari profesional medis, ahli biologis, ahli fisika, dan insinyur–merupakan sebuah solusi baru. Untuk pertama kalinya, alat tersebut menghasilkan plasma nontermal atau “dingin” secara langsung di kulit pada tekanan atmosfer.

PlasmaDerm aman dan tanpa rasa sakit

Metode paten ini melibatkan peletakan elektroda alat dekat dengan kulit, dengan kulit itu sendiri berperan sebagai elektroda kedua. Voltase tinggi kemudian diaplikasikan di sepanjang jarak tersebut, dan menghasilkan bidang elektris mengubah daerah di antara elektroda dan kulit menjadi plasma nontermal.

Tim mengakui bahwa plasma dingin belum pernah digunakan pada manusia sebelumnya. Oleh karena itu, prioritas IST Fraunhofer adalah mengevaluasi keamanan solusi tersebut.

“Kami melakukan analisis resiko–keuntungan untuk mengevaluasi seluruh parameter kimia serta fisika dan menyimpulkan bahwa tidak ada alasan yang perlu dipikirkan dalam penggunaan plasma pada manusia,” kata Dr. Andreas Helmke, mendeskripsikan bagaimana IST Fraunhofer mengerjakan prosesrsebut.

Sebuah studi klinis yang dilakukan oleh Prof. Steffen Emmert di Department of Dermatology, Venereology and Allergology di University Medical Center Göttingen menunjukkan efek antiseptik dan mempercepat penyembuhan luka.

Tetapi Prof. Emmert menjelaskan bahwa manfaat terbesar dari aplikasi ini adalah fakta bahwa plasma nontermal sebenarnya mengkombinasikan mekanisme berbagai terapi yang berbeda. UV, ozon dan elektroterapi telah tersedia. Akan tetapi, plasma mencapai efek yang lebih baik dalam periode waktu lebih singkat.

Plasma mengurangi bakteri terhitung di permukaan kulit, sementara itu bidang elektris secara simultan mendorong mikrosirkulasi kulit dengan membuat lebih banyak oksigen dikirimkan.

Dua hal ini adalah faktor penentu dalam mempercepat penyembuhan luka. Untuk membuat metode baru ini dapat diaplikasikan lebih fleksibel, para peneliti perlu mengembangkan sebuah alat ringkas. Untuk itu, IST Fraunhofer bekerja sama dengan perusahaan Cinogy.

“Kami perlu mengembangkan sebuah alat yang kecil tapi mampu menghasilkan voltase tinggi. Hasilnya hanya berukuran sebuah komputer jinjing dan dapat disambungkan pada sebuah soket normal antara 100 dan 230 V,” tutur Dr. Dirk Wandke, direktur pelaksana Cinogy, mendeskripsikan bagaimana cara mengatasi tantangan terbesar proyek. PlasmaDerm saat ini tersedia di seluruh Eropa.

Bagi Prof. Viöl, PlasmaDerm telah menginspirasi sebuah visi. Tetapi bahkan para peneliti memiliki visi yang lebih ambisius.

Ia melanjutkan,  mengantisipasi luka di masa depan, seorang anak yang jatuh dari papan seluncur dapat ditangani di rumah. Orangtua dapat merawat luka dengan menggunakan sebuah PlasmaDerm kecil daripada iodin. Prof. Wolfgang Viöl membayangkan alat itu sendiri dapat digunakan untuk mengukur apa yang terjadi pada kulit seseorang dan kemudian mengatur dosis sesuai kebutuhan dan memulai perawatan fisik tersebut.

Nah, teknologi dan alat plasmaderm cocok disediakan oleh perusahaan yang mempunyai banyak karyawan yang harus bekerja secara safety. Bagaimana teknologi plasma diterapkan di bidang lain? (Bahan diolah dari Plasma makes wounds heal quicker tulisan  Martin Kern, Fraunhofer)

Simak Teknologi Plasma (2)

Cara Mengubah Bahan Padat Menjadi Plasma

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *