Industrialisasi, Sistem Produksi

Konstruksi Masa Depan Pesawat Terbang yang Ringan

ShareKonstruksi masa depan pesawat terbang yang ringan seperti selembar bulu burung. Jika ahli berhasil merancangnya, penggunaan bahan baku—seperti baja dan plastik—semakin berkurang....

Written by Jurnalis Industri · 1 min read >
Konstruksi masa depan pesawat terbang

Konstruksi masa depan pesawat terbang yang ringan seperti selembar bulu burung. Jika ahli berhasil merancangnya, penggunaan bahan baku—seperti baja dan plastik—semakin berkurang. Biaya produksi pun otomatis berkurang.

Konstruksi masa depan pesawat terbang
Lembaga Fraunhofer ENAS memproduksi sirkuit berbentuk papan yang terbuat dari bahan plastik yang fleksibel. Bagian berbentuk lengkungan mengirimkan impuls listrik yang menghasilkan cahaya LED. Konstruksi masa depan pesawat terbang (Sumber foto/©: Fraunhofer ENAS)

Pernah membayangkan selembar bulu ayam atau bebek yang demikian ringan diterbangkan angin? Keadaan itu menginspirasi para ahli konstruksi pesawat udara.

Tim ahli bekerja keras dan inovatif untuk menghasilkan konstruksi pembuatan bodi pesawat yang lebih ringan dari yang sekarang.

Artinya, para ahli konstruksi pesawat udara memikirkan masa depan konstruksi bodi pesawat. Tim ahli bertujuan untuk menghasilkan konstruksi yang mudah digunakan dengan bahan baku yang lebih efisiensi.

Tim ahli memproyeksikan, pesawat udara masa depan terbang secara elektrik dan tanpa hambatan—ibarat selembar bulu burung yang tampak bercahaya di langit biru.

Oleh karena itu, tim ahli menyimpulkan  pesawat udara harus mudah diproduksi dengan biaya otomatis lebih efisien.

Sementara itu,  proses pengerjaan elektrifikasi dan autopilot permanen–pesawat terbang tanpa peran pilot—sedang memsuki proses tahap awal.

Sementara para sarjana berusaha menciptakan konstruksi ringan yang sangat diperlukan pada saat konstruksi badan pesawat udara serkarang ini. Proses manufaktur secara digital telah mulai diterapkan.

Tim Fraunhofer menghadirkan teknologi produksi otomatis baru dengan bahan konstruksi ringan yang digelar pada pameran perdagangan inovasi terbesar—di industri aerospace—berlangsung di Berlin ExpoCenter Airport dari 25-29 April 2018.

Bandingkan dengan syaraf atau otot di dalam tubuh manusia, seperti itulah kabel tembaga melintang di badan sebuah pesawat. Syaraf atau otot dalam tubuh, mengirimkan sinyal-sinyal ke jaringan lainnya di tubuh.

Demikian juga, melalui kabel mengalir sinyal listrik untuk sensor pengukur suhu, LED di langit-langit (kabin pesawat) atau koneksi elektronik di kursi.

Selama pengerjaan instalasi, tiap kabel digabungkan menjadi harnesses—seperti tali pengingat seekor kuda dengan kereta (delman). Peran harnesses sangat penting untuk mengedalikan kuda sekaligus menarik mereta delman.

“Proses memproduksi dan memasang kabel harnesses saat ini 100 persen manual. Ini sangat memakan waktu dan mahal, ” tutur Dr. Ralf Zichner.

Ralf Zichner adalah kepala departemen Fungsionalitas Cetak di Institut Fraunhofer untuk Sistem Nano Elektronik ENAS di Chemnitz, Jerman.

Ia bekerja sama dengan tim riset pada proses manufaktur yang secara otomatis mencetak konduktor listrik langsung ke komponen pesawat.

Dengan cara itu, proses produksi tidak berlimbah selama pekerjaan berlangsung, template cetak dapat disesuaikan dengan cepat dan fleksibel.

Cara peletakan klasik kabel harnesses dapat dihilangkan sehingga produsen pesawat menghemat ruang dan berat. Konstruksi masa depan pesawat terbang (Bahan diolah dari laman Fraunhofer ENAS)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *