Teknologi Informasi

Internet Ambil Alih Fungsi Televisi?

ShareCara kerjanya adalah TV secara simultan menyediakan bagi tiap pemirsa dengan dua tampilan–satu untuk mata kanan dan satu untuk mata kiri. Para...

Written by Jurnalis Industri · 3 min read >

Cara kerjanya adalah TV secara simultan menyediakan bagi tiap pemirsa dengan dua tampilan–satu untuk mata kanan dan satu untuk mata kiri.

Memilih program televisi yang bisa difungsikan seperti internet. (Sumber foto/@: http://media5.picsearch.com/)
Memilih program televisi yang bisa difungsikan seperti internet. (Sumber foto/@: http://media5.picsearch.com/)

Para peneliti yang bekerja di FOKUS Fraunhofer terus mengembangkan sebuah kotak peralatan yang memungkinkan provider kecil untuk membuat konten untuk HbbTV. Jumlah broadcaster akan terus bertumbuh, dan konten serta iklan akan terus dipasang seiring dengan bertambahnya target pemirsa spesifik.

Proyek FOKUS lain juga dipusatkan di layar pertama. Singkatnya, para peneliti di Berlin mengerjakan sebuah teknologi yang mendeteksi TV dengan jaringan Wi-Fi yang menyala. Apabila pengguna bisa berselancar internet di komputer tablet mereka, ini secara otomatis ditampilkan di layar kedua dan dihubungkan dengan yang pertama.

“Ini adalah jalan kami untuk mendapatkan internet pada layar utama,” kata Steglich. Rencananya adalah agar TV tidak hanya menjadi pemutar media pusat; namun TV akan berperan sebagai control hub bagi fungsi rumah yang diotomasi, termasuk penerangan, mesin cuci, dan pemanas.

TV 3D menjadi hal besar selanjutnya walaupun euforianya telah menurun sehingga membuat para penyuka teknologi menyimpulkan bahwa kacamata 3D tidak nyaman dan gambar animasi terlalu gelap dan berpiksel.

“3D akan diterima asalkan kita memperbaiki kacamata,” kata Ralf Schäfer percaya diri. Schäfer mengepalai departemen Image Processing & Interactive Media di Fraunhofer Institute for Telecommunications, Heinrich-Hertz-Institut, HHI. Kunci dari gebrakan adalah tampilan autosterecopic melayani banyak pemirsa–teknologi yang memungkinkan TV 3D tanpa menggunakan kaca mata. Cara kerjanya adalah TV secara simultan menyediakan bagi tiap pemirsa dengan dua tampilan–satu untuk mata kanan dan satu untuk mata kiri.

Beberapa tampilam telah beredar dalam bentuk prototipe selama bertahun-tahun. Teknologi transmisi adalah halangan utama. Lebih banyak gambar berarti lebih banyak data, dan mengirim hingga 30 proyeksi simultan dari tampilan independen berarti 30 channel HD, melebihi kapasitas satelit dan penyedia TV kabel mana pun.

Solusi HHI Fraunhofer adalah mengembangkan standar MVD. MVD mentransmisikan hanya 1 gambar 3D terdiri dari 2 tampilan stereo independen ditambah informasi yang berhubungan. Ini mengandung posisi di ruang tiap piksel dalam gambar.

Sebuah kotak set-top yang didesain spesial kemudian menggunakan informasi ini untuk mengkalkulasi sebanyak mungkin tampilan yang dibutuhkan, hal tersebut mengarahkan pada diciptakannya gambar 3D yang bebas dari penggunaan kacamata. Apabila pemirsa menengokkan kepala mereka, mereka akan melihat pasangan gambar yang berbeda, dan memungkinkan untuk melihat di sekitar obyek dalam gambar dari sofa mereka sebagaimana mereka berpindah di ruang nyata.

TV Ultra–High–Definition

MVD hanya setengah cerita. Pertarungan gambar parsial stereoskopik di layar bagi piksel yang tersedia selalu dalam suplai pendek. Apabila kita membayangkan bahwa sebuah TV HD harus menampilkan 16 gambar yang berbeda, gambar tersebut dengan cepat terurai menjadi kualitas piksel yang sudah tak nampak sejak pra–HD. TV Ultra HD dengan resolusi 4K atau bahkan 8K dapat meningkatkan situasi secara dramatis, dan sesegera mungkin  tampilan 8K diperkenalkan kita dapat berharap bisa menikmati TV 3D tanpa kacamata dan full HD.

Oleh karena itu, Ralf Schäfer tak ragu bahwa tren resolusi tinggi dan lebih tinggi lagi akan terus berlangsung walau tanpa 3D. Pada tahun 2016, penggemar sepakbola dapat melihat aksi teknologi pada museum sepak bola International Federation of Association Football (FIFA) yang baru di Zurich.

Mereka dapat melihatnya di Fraunhofer HHI hari ini. Pada undangan FIFA, para ahli Fraunhofer di Berlin merekam final sepak bola World Cup di Brazil dengan menggunakan Omnicam. Sebuah Omnicam terdiri dari 10 kamera HD yang bekerja sama untuk menyediakan sebuah gambar panorama 3600  yang mengagumkan dengan resolusi 10.000 x 2.000 piksel.

Sekali Anda ke HHI dan melihat hasilnya sendiri pada sebuah layar panorama 1800 dengan 7 proyektor HD, Anda tak akan mau melihat sepak bola dengan cara lain. Sebagai tambahan dari pengalaman tersebut adalah sebuah wave field synthesis sound system dari IOSONO, sebuah temuan dari Fraunhofer Institute for Digital Media Technology.

Sistem tersebut juga hadir pada tampilan transmisi langsung sepakbola Bundesliga. Pada Internationale Funkausstellung IFA yang terakhir, Fraunhofer menampilkan versi potongan dengan tampilan 4K, yang mana sebuah tablet digunakan sebagai remote control yang dapat Anda gunakan untuk menyusuri panorama 3600  dan memperbesar hingga ke lapangan.

Bentuk apa pun yang TV ambil di masa depan, peningkatan volume data akan sangat besar. “Ini baik bagi kita,” kata Ralf Schäfer di HHI dengan senyuman, “semenjak kerja kami di institusi adalah untuk mengembangkan teknik untuk menekan data video.” Singkatnya, HHI berada di lini terdepan dalam pengembangan H.264 dan juga High Efficiency Video Coding HEVC–standar yang digunakan untuk menyiarkan konten HD dan Ultra HD.

Katalis Ide

Internet secara perlahan mengambil alih industri TV juga. “Flcontent” adalah sebuah proyek yang bertujuan menjembatani kesenjangan antara dua dan kesatuan ahli penelitian dengan pengguna potensial teknologi mereka. Ini adalah proyek penting dalam Future Internet Public Private Partnership (FI-PPP), sebuah inisiatif di mana Uni Eropa ingin mengarahkan internet di masa depan ke berbagai sektor, termasuk kesehatan, energi, dan TV.

FI-PPP mempunyai tiga fase, Flcontent adalah sebuah proyek fase 2 yang dirancang untuk mengidentifikasi dan mengembangkan teknologi TV yang dijalankan hingga tahun 2015. Pada fase 3, telah siap dan dijalankan. Ini adalah sebuah kesempatan bagi perusahaan start-up dan menengah untuk menyalurkan ide bisnis mereka. Apabila berhasil, akan menerima dukungan dari penyokong dalam bentuk keahlian dan dana hingga sekitar 250.000 Euro.

Salah satu dari 16 penyokong tersebut adalah “EuropeanPioneers” yang bekerja sama dengan Fraunhofer IAIS di Sankt Augustin sebagai partner teknologi. Lima start-up  mendapat dukungan dengan topik layanan kota pintar, TV hubungan sosial, terobosan permainan dan e-learning. Pada 2015 mereka telah  bergabung dengan sepuluh start-up lagi dalam dua ronde lagi aplikasi.  (Bahan diolah dari Getting viewers involved tulisan  Bernd Müller, Fraunhofer 2/15)

[box type=”note”]

Simak artikel selanjutnyua dengan topik DAMPAK INTERNET (1)
Masa Jaya Televisi Berakhir?

[/box]

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *