Pesawat nirawak drone atau Wulung mampu mengerjakan aktivitas intelijen, pengawasan, pengintaian, pengangkut barang, pembikin video dan foto, dan pemancing ikan. Salut kepada anak-anak bangsa Indonesia. Apa kaitan Wulung dengan batu kecubung (akik)?
Satu karya gemilang anak bangsa adalah pesawat terbang tanpa awak atau drone yang nama versi Indonesia disebut Wulung . Pesawat Wulung ini bisa mengangkasa tanpa pilot hingga ketinggian maksimal 5.500 kaki. Atas prestasi itu, Wulung mendapat pengakuan berupa sertifikat type certificate (TC) dari Indonesia Military Airworthinnes Authority (IMMA). Artinya PT Dirgantara Indonesia pembuat Wulung diizinkan memproduksi Wulung sebanyak mungkin sesuai jumlah pesanan (pembeli). Produksi missal dimulai sejak Mei 2016.
Keberhasilan itu merupakan wujud pretasi para insinyur dan sarjana lain yang bekerja di PT Dirgantara Indonesia, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), dan Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kementerian Pertahanan serta lembaga lain milik bangsa kita.
Pesawat Wulung yang disebut Unmanned Aerial Vehicle (UAV) itu dirancang guna dimanfaatkan untuk keperluan badan intelijen, pengawasan daerah perbatasan, dan pengintaian seperti di perairan teritorial Indonesia. Pesawat Wulung leluasa terbang hingga radius 100 kilometer dari pusat pengendali misalnya berlokasi di Bandung lokasi pabrik PT Dirgantara Indonesia perusahaan yang didirikan oleh B.J. Habibie presiden ke-3 itu.
Pemberian nama Wulung barangkali terinspirasi dari nama batu kecubung Wulung yang tergolong sangat unik karena warnanya hitam pekat dan jika disinari cahaya, batu akik ini bisa tembus pandang. Terdapat di dalam warna merah yang sangat eksotis. Batu ini konon menyimpan misteri yang mampu mendatangkan khodam dan memiliki khasiat bagi pemakainya yang tampak lebih berwibawa.
Kewibawan pesawat Wulung tentu saja tampak dari kemampuannya menjelajahi udara selama 2-3 jam tanpa pernah berhenti—misalnya untuk isi bahan bakar—hingga ketinggian maksimal 5.500 kaki. Oleh karena pesawat Wulung dilengkapi kamera setara high definition agar mampu memotret dan merekam video berbasis teknologi jenis infra merah, maka kondisi suatu daerah dapat kita ketahui sedemikian cepat. Tentang rencana penggunaan drone di perbatasan Indonesia dengan negara-negara lain, Jokowi pernah menjelaskannya saat debat kampanye pada Pilpres 2014. Presiden Joko Widodo memenuhi salah satu janjinya.
Pertama di ASEAN
Direktur Teknologi dan Pengembangan PT Dirgantara Indonesia Andi Alisjahbana yang menerima sertifikat tipe pesawat nirawak dari Kepala Pusat Kelaikan Badan Sarana Pertahanan Kemenhan Laksamana Pertama (Laksma) TNI M Sofyan, merasa bangga karena kemampuan Indonesia membuat drone atau Wulung. Peristiwa itu merupakan satu langkah maju pada sektor industri penerbangan di Indonesia.
Pembuatan Wukung yang memenuhi spesifikasi militer merupakaj pertama kalinya di wilayah ASEAN. PT Dirgantara Indonesia yang sudah mengantongi Type Certificate itu merupakan bukti bahwa perusahaan plat merah ini diizinkan memproduksi dan menjual pesawat nirawak sebanyak-banyaknya sesuai pesanan para pembeli.
PT Dirgantara Indonesia memproduksi pesawat nirawak Wulung dengan kode registrasi NW01. Kementerian Pertahanan telah memesan tiga pesawat drone yang terbang sebagai sebuah pesawat dengan autopilot system—menggunakan konsep modular composite structure, ruang akses yang luas, dan perakitan yang cepat dan mudah.
Pesawat nirawak Wulung memiliki bobot maksimal 125 kilogram, berkapasitas tangki bahan bakar 35 liter, dan menggunakan single piston engine tipe pusher dan bertenaga 22 Horsepower (Hp).
Oleh karena pesawat ini mampu terbang secara autopilot system yang terintegrasi di pesawat, Wulung sanggup dimanfaatkan secara otomatis untuk merealisasi misi.Pesawat Wulung diproduksi dengan menggunakan komponen yang sesuai standar industri penerbangan, dan kualifikasi yang berlaku pada industri pesawat terbang.
Pesawat Wulung adalah salah satu tipe pesawat sebagai trademark buatan anak-anak Indonesia. Meski sudah mengantongi sertifikat Type Certificate, manajemen PT Dirgantara Indonesia terus melakukan improvement—secara teknis seperti tes kemampuan jam terbang dari empat jam hingga menjadi delapan jam. Untuk itu, perusahaan terus melakukan riset bertahap—step by step yang dilakukan berdasarkan analisis yang tepat. (Bahan diolah dari berbagai sumber antara lain, KOMPAS.com, http://www.indonesian-aerospace.com/, dan lain-lain)
[box type=”note”]
Simak artikel selanjutnya dengan topik INDUSTRI PENERBANGAN (2)
Wulung Awasi Pencuri Ikan dan Pembabat Hutan
[/box]
Luar bisa wulung, semoga kedepannya lebih keren ya
Sebaiknya tulis ikuti dan share mmindustri.co.id