Management System, MANEJEMEN&SAFETY

Dokter dan Perawat harus Memantau Pasien dalam 24 Jam

ShareDokter dan perawat harus memantau pasien dalam 24 Jam dan dari sisi tempat tidur pun, dokter dapat mengawasi pasiennya meski jauh di...

Written by Boromeus Sihombing · 2 min read >
Dokter dan Perawat harus Memantau Pasien dalam 24 Jam

Dokter dan perawat harus memantau pasien dalam 24 Jam dan dari sisi tempat tidur pun, dokter dapat mengawasi pasiennya meski jauh di rumah sakit. Pengambilan gambar dan melakukan pompa infus, dan tag lokasi pasien dapat dilakukan lewat ponsel asalkan terhubung ke jaringan rumah sakit.

Dokter dan Perawat harus Memantau Pasien dalam 24 Jam
Penggunaan teknologi di bidang kesehatan berdampak positif terhadap kesehatan pasien. Dokter dan Perawat harus Memantau Pasien dalam 24 Jam (Sumber foto:  ALE)

Meningkatnya kualitas pelayanan kesehatan, terletak pada penggunaan teknologi digital yang mengembangkan jalur perawatan secara optimal—menjangkau ekosistem kesehatan secara menyeluruh untuk sebuah rangkaian perawatan.

Ini berarti berhubungan dengan pasien di luar batas rumah sakit atau klinik melalui pusat kontak dengan respons yang cepat, pengingat pasien secara otomatis. Artinya, dokter dan perawat harus memantau pasien dalam 24 Jam dapat diwujudkan.

Tujuannya untuk mengurangi distorsi janji yang belum terjawab, diagnosis dengan bantuan video,  dan pemantauan dari jarak jauh atau pelacakan kesehatan pasien.

Menghubungkan staf dan perangkat ke Internet wajib dilakukan di bidang pelayanan kesehatan. Misanya jalur perawatan jenis apa pun harus menganggap suatu mode  untuk menghubungkan sebagian besar perangkat di jaringan yang nirkabel.

Perangkat pengguna seperti workstation, tablet dan smartphone, dan perangkat klinis seperti pengambilan gambar seluler, pompa infus, dan tag lokasi pasien bergantung pada penggunaan ponsel yang terhubung ke jaringan.

Seorang perawat tidak dapat berada di dua tempat pada saat yang bersamaan. Akan tetapi, dengan aplikasi dan alat yang tepat, perawat dapat memantau lingkungan dan keadaan pasien selama 24 jam.

Sambungan suara dan teks di samping tempat tidur pasien atau pemberitahuan terpadu dengan sistem alarm dapat mengirimkan informasi secara langsung ke workstation perawat atau perangkat mobile. Perawatan  pasien dapat dilakukan di meja kerja perawat/dokter  atau saat mereka di perjalanan.

Seorang dokter dapat mengakses EMR (Electronic Medical Records) dari sisi tempat tidur yang mudah terhubung dan berkoordinasi dengan tim rekan kerjanya tanpa harus kembali ke meja kerja mereka masing-masing.

Selain menghemat waktu pengasuh pasien, cara tadi memperlancar perawatan pasien dengan mengomunikasikan informasi klinis penting kepada anggota tim medis tanpa hambatan lokasi yang berbeda.

Menghubungkan departemen dan staf dengan ruang kelas (tempat pertemuan tim medis), kolaborasi antarmobile sama pentingnya dengan konektivitas IoT yang andal dan sangat penting untuk mendukung perawatan kesehatan multidisiplin, dan mengoptimalkan waktu dan alur kerja tim.

Penggunaan  Teknologi Informasi (TI) harus dilembagakan agar tim medis tidak  terasing dari pasien dan staf medis lainnya. Akses internet meski sederhana namun aman di front-end karena kebutuhan pasien dan staf terpenuhi.

Meski demikian, TI perlu dikontrol dan dikirim secara ketat tanpa berdampak dan mengganggu kualitas layanan jaringan kritis. Hal ini untuk  memastikan pengguna yang berwenang selalu dapat mengakses sumber daya yang dibutuhkan.

Orang yang tepat dan hanya orang yang tepat dapat mengakses dan merekam informasi dengan aman atau menggunakan aplikasi dan alat yang dibutuhkan pada perangkat mobile.

Departemen TI memiliki visibilitas jaringan untuk melihat semua lalu lintas dan pengguna, memprioritaskan perangkat dan aplikasi, memesan atau membatasi perangkat bandwidth.

Rumah sakit dan penyedia layanan tidak lepas dari ancaman serangan balik cyber yang  mengakibatkan data pasien  dicuri atau operasi yang terganggu. Beberapa penyedia layanan kesehatan sedang berjuang dengan keamanan jaringan.

Pendekatan tradisional untuk desain infrastruktur adalah memiliki jaringan terpisah untuk departemen yang berbeda seperti perangkat bio-medis, keamanan, pasien dan dokter—semua  pada subsistem yang terpisah.

Peralatan kesehatan yang terhubungan harus aman. Memang, memperluas jaringan secara terpisah untuk mendukung semua perangkat baru ini kurang efisien dari segi manajerial dan finansial. Jika hal ini dipindahkan ke jaringan berbasis IP tunggal agar lebih bermanfaat asalkan aman.

Salah satu prinsip inti adalah segmentasi jaringan atau konten IoT merupakan metode untuk menciptakan lingkungan virtual pada infrastruktur jaringan tunggal,  setiap wadah ‘Iis’ virtual dapat bertindak sebagai jaringannya sendiri. Pengguna hanya dapat berinteraksi atau mengelola perangkat di lingkungan virtual tersebut.

Misalnya ‘wadah’ tim keamanan mencakup kamera IP dan sistem alarm yang dapat diakses dan dikonfigurasi oleh pengguna yang berwenang. Juga menciptakan lingkungan yang optimal untuk menjalankan perangkat kesehatan yang terhubung.

Perangkat yang tidak dikompromikan tidak akan menyebarkan ancaman ke bagian lain sehingga membatasi pelanggaran dalam skenario terburuk. Memberikan hasil pemeriksaan kesehatan adalah  potensi besar untuk memperbaiki konektivitas agar berdampak besar pada perawatan kesehatan di Asia.

Penyedia layanan kesehatan memiliki kesempatan untuk menempatkan alat yang tepat di tangan penanggung jawab dan menerapkan infrastruktur jaringan yang dapat mendukung tim. Dengan demikian,  dokter dan perawat harus memantau pasien dalam 24 Jam dapat diwujudkan.

Untuk membangun jalur perawatan yang optimal secara optimal memerlukan pendekatan terhadap transformasi digital yang memberikan mobilitas, konektivitas, dan keamanan pada setiap layanan kepada pasien. Dokter dan Perawat harus Memantau Pasien dalam 24 Jam

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *