Logistik, Transportasi & Labeling

Cara Mengendalikan Mesin Galangan Kapal dari Jarak Jauh

SharePerusahaan BOAT LIFT (handling and lift systems) dari Italia bekerja sama dengan PT Barata Indonesia.  Kedua perusahaan ini punya teknologi untuk mengangkat...

Written by Boromeus Sihombing · 2 min read >

Perusahaan BOAT LIFT (handling and lift systems) dari Italia bekerja sama dengan PT Barata Indonesia.  Kedua perusahaan ini punya teknologi untuk mengangkat kapal yang hendak diperbaiki di galangan kapal atau diturunkan. Bagaimana jika mesin lift rusak? BOAT LIFT Co. punya cara mengendalikan mesin dari jarak jauh.

Dari kiri Mattia Bossio sales manager BOAT LIFT, Modi staf PT Barata Indonesia, dan Simone Cravanzola sales manager BOAT LIFT perusahaan pembuat alat angkut kapal di Italia. (Foto: Rayendra L. Toruan)

Sebagai negara kepulauan yang dapat dikoneksikan oleh kapal  mestinya industri galangan kapal  dan industri pendukung di Indonesia harus lebih maju dibanding negara tetangga. Menurut data Kementerian Perindustrian, jumlah perusahaan galangan kapal di Indonesia mencapai 334 galangan yang mempekerjakan sekitar 43.000 orang.

Diperkirakan Indonesia mempunyai kapasitas produksi lebih 1 juta dead weight ton (DWT) per tahun untuk bangunan baru, dan sekitar 12 juta DWT per tahun untuk reparasi kapal. Untuk produksi kapal baru dan reparasi (perbaikan) membutuhkan industri pendukung seperti penyedia bahan baku dan komponen, cat, mesin/alat perbaikan, alat angkut (material handling)—termasuk lift pengangkat dan penurun bodi kapal yang baru mau pun dibuat dan reparasi.

Bagaimana industri galangan kapal di Indonesia maju jika pangsa pasar yang kita dapatkan hanya sekitar 0,3 persen setahun? Industri galangan kapal Filipina lebih baik yang mampu mencapai pangsa pasar sebesar  2,6 persen  dan Vietnam 1,1 persen. Lebih hebat lagi pangsa pasar  galangan kapal bagi Tiongkok  mencapai 41 persen, Korea Selatan sebesar 33 persen, dan Jepang  merebut 18 persen.  Kenapa industri galangan kapal kita tidak begitu maju?

Faktor penghambat pertumbuhan industri galangan kapal meliputi modal kerja, kesediaan bahan baku dan komponen, penguasaan teknologi, dan peran industri pendukung. Satu contoh faktor, untuk membiayai pembuatan kapal jenis self elevated and propelled utility platform dibutuhkan minimal Rp900 miliar. Indonesia pun masih mengimpor 70 persen komponen. Melihat potensi itu, Korea Selatan tertarik berinvestasi di sektor galangan kapal di Indonesia.

Indonesia membutuhkan beragam kapal, baik dari jenis, fungsi, tonase, dan sebagainya. Untuk kapal logistik/kargo, tidak lebih dari 40 perusahaan yang beroperasi di Indonesia, sedangkan kapal  penumpang hanya dikelola 30 perusahaan.

Kita agak kesulitan mendapatkan jumlah armada yang dioperasikan, termasuk jumlah (data) kapal ferry, kapal roro, kapal tanker, kapal pesiar, kapal tongkang, kapal hopper tongkang, kapal angkut berat, bulk carrier,  kapal floating production, kapal perang, dan sebagainya.

Sementara kapal penangkap ikan masih didominasi kapal tradisional yang harus direvitalisasi. Tahun 2017, Kementerian Kelautan dan Perikanan menggelontorkan Rp Rp764 miliar dengan alokasi  Rp467 miliar untuk bantuan pengadaan 1.068 kapal, Rp79 miliar untuk 2.990 paket alat penangkapan ikan,   dan sisanya untuk 20 lokasi bengkel mesin, dan 400 sertifikat untuk nahkoda dan kapal.

Menyimak data bisnis perkapalan di atas, perusahaan pembuat alat angkut bodi kapal dari dan ke galangan kapal, perusaaan BOAT LIFT (handling and lift systems)  yang bermarkas di Italia  mengutus dua orang sales manajernya masing-masing Mattia Bossio dan Simone Cravanzola.

Kedua anak muda ini memperkenalkan kecanggihan alat angkat kapal buatan BOALT LIFT Co. pada pameran logistik di Kamayoran Jakarta belum lama ini. BOAT LIFT menawarkan cara mengendalikan mesin, ini salah satu keistimewaannya.

Melalui PT Barata Indonesia sebuah badan usaha milik Negara (BUMN) yang juga bergerak di bisnis produksi kapal, beberapa perusahaan yang meliki galangan kapal memilih alat pengangkat buatan BOAT LIFT.

Secara teknis dan komersial, alat pengangkat dan penanganan buatan BOAT LIFT turur  Mattia Bossio, demikian urgen bagi semua operator pada industri bahari dan kelautan.  Simone Cravanzola menambahkan, pihaknya selalu melakukan evaluasi tentang kebutuhan pelanggannya di Indonesia untuk memenuhi permintaan mereka sesuai proyek yang sedang dikerjakan.

“Mesin yang kami produksi harus tepat dan memberikan keuntungan bagi pelanggan,” tambah Mattia Bossio yang menambahkan bahwa pihaknya memiliki cara mengendalikan mesin dari jarak jauh.

Mattia menambahkan, layanan purnajual dilakukan secara  profesional dan cepat. Misalnya terjadi kerusakan atau kegagalan pada mesin pengangkat, maka pihak BOAT LIFT Co. memiliki sistem bantuan jarak jauh yang inovatif atau cara mengendalikan mesin agar pengguna BOAT LIFT di Indonesia dapat memperbaiki mesin yang rusak itu.

Artinya, pengguna alat angkat yang dioperasikan di Indonesia memungkinkan untuk memverifikasi keadaan pengoperasian mesin (melalui koneksi Wi-Fi) secara langsung dari pabrik BOAT LIFT langsung dari Italia. Tanpa harus bertemu, BOAT LIFT Co. memandu pelanggan bagaimana cara mengendalikan mesin sampai mesin bekerja dengan baik.

“Kita dapat  melanjutkan penyelesaian masalah dengan remote dalam menangani banyak kasus atau kami segera mengirim teknisi namun sebelumnya kami telah mengidentifikasi masalah mesin dari jarak jauh,” jelas Mattia Bossio. Apakah perusahaan galangan kapal di Indonesia tertarik konsep cara mengendalikan mesin yang ditawarkan oleh BOAT LIFT Co. dan PT Barata Indonesia?

Simak Bagaimana dan Apa Dampak Perkembangan Tol Laut?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *