Exhibitions

Bisnis Kebersihan Kian Menggiurkan

ShareDebu dan kotoran yang menempel pada gedung properti dan perkantoran merupakan peluang bisnis—cleaning service dan laundry—yang perputarannya lebih Rp21 triliun/tahun. PT Media...

Written by Jurnalis Industri · 3 min read >

Debu dan kotoran yang menempel pada gedung properti dan perkantoran merupakan peluang bisnis—cleaning service dan laundry—yang perputarannya lebih Rp21 triliun/tahun. PT Media Artha Sentosa mengekspo mesin, alat/bahan, dan teknologi di Jakarta, 26-28 Maret 2015—diikuti 150 perusahaan dari 16 negara.

Kiri-kanan (Gambar kiri), Teddy Halim project director PT Media Artha Sentosa, H.M Shiddiq, SP. Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Klining Servis Indonesia (APKLINDO), Wasono Raharjo Ketua Asosiasi Profesi Laundry Indonesia (APLI), dan Roland Kaercher Managing Director PT Karcher Indonesia (Foto: Rayendra L. Toruan). (Gambari kanan) Sebagian dari 1500 produk paten yang dirancang dan diproduksi grup Karcher. Indonesia merupakan negara yang ke-60 yang dijadikan sebagai pijakan untuk memasarkan produk  Kaecher. (Foto: Karcher)
Kiri-kanan (Gambar kiri), Teddy Halim project director PT Media Artha Sentosa, H.M Shiddiq, SP. Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Klining Servis Indonesia (APKLINDO), Wasono Raharjo Ketua Asosiasi Profesi Laundry Indonesia (APLI), dan Roland Kaercher Managing Director PT Karcher Indonesia (Foto: Rayendra L. Toruan). (Gambari kanan) Sebagian dari 1500 produk paten yang dirancang dan diproduksi grup Karcher. Indonesia merupakan negara yang ke-60 yang dijadikan sebagai pijakan untuk memasarkan produk Kaecher. (Foto: Karcher)

Wilayah perkotaan bukan hanya dipadati sampah dan jenis kotoran lainnya. Gedung perkantoran, rumah sakit, kawasan industri, dan sebagainya tak luput dari serangan debu. Demikian pula gereja, mesjid, tempat peribadatan lainnya serta patung misalnya monument nasional (Monas) juga perlu dijaga kebersihannya. Masih ingat Monas yang dibersihkan oleh Kaecher perusahaan dari Jerman pada April 2014? Monas yang dibangun pada era Presiden Soekarno itu tidak pernah dibersihkan selama kurun waktu 22 tahun. Kaecher yang “memandikan” Monas tanpa mengeruk kas Pemerintah DKI Jakarta itu layak kita acungi jempol dan terima kasih. Monas kini tampak lebih indah, bersih, dan gagah.

Menurut Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Klining Servis Indonesia (APKLINDO) H.M Shiddiq SP yang membawahi 3480 perusahaan, bisnis jasa klining terus meningkat seturut dengan pertumbuhan properti—perumahan, perkantoran, apartemen, hotel, rumah sakit, dan industri manufaktur. Pernyataan Shiddiq itu seolah didukung oleh Global Construction Pipeline yang melaporkan (Maret 2014) bahwa jumlah kamar hotel di Indonesia bertumbuh 35,7 %.

Sementara itu, pertumbuhan nilai pasar properti Indonesia termasuk office space pada tahun 2021 akan  menyentuh angka US$752 miliar. Pencapaian tersebut lebih tinggi dibanding negara-negara lain di ASEAN. Di Jakarta saja sedang dibangun 133 gedung tinggi pada tahun 2015. Hal itu merupakan lahan bisnis yang prospektif bagi para pelaku bisnis clean dan laundry. Demikian pula pertumbuhan rumah sakit swasta yang diprediksi bertumbuh 5 persen – 10 persen pada 2014 meski pertumbuhan hanya pada kategori rumah sakit umum.

Data Kemenkes menunjukkan, jumlah rumah sakit swasta per 1 Januari 2014 sebanyak 455 rumah sakit umum, 246 rumah sakit khusus, rumah sakit umum swasta nonprovit sebanyak 531, dan rumah sakit khusus nonprovit adalah 202. Sedangkan Badan Pusat Statistik mencatat pada tahun 2013, pertumbuhan industri tekstil mencapai 6,06 persen. Sektor tekstil juga membutuhkan jasa clean dan laundry. Sektor-sektor yang mengalami pertumbuhan berdampak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi nasional.

Perubahan gaya hidup

Hal itu merupakan salah satu pemicu perubahan gaya hidup orang terutama di kota-kota besar. Kebanyakan pasangan muda (suami-isteri) yang bekerja semakin berkurang waktu mereka di rumah. Mendapatkan tenaga pembantu rumah tangga yang baik sekarang ini kian susah. Kesadaran pentingnya kebersihan dan sanitasi rumah tangga semakin diperlukan—tentu saja menciptakan paradigma baru di sektor kebersihan dan laundry, demikian Teddy Halim project director PT Media Artha Sentosa penyelenggara Clean & Laundry Expo 2015. Perubahan gaya hidup para warga menciptakan kesempatan usaha baru di sektor kebersihan dan laundry, tandas Teddy.

Kiri-kanan: Produk buatan grup Veit yang dipasarkan di Indonesia melalui PT VEIT INDO (Foto: VEIT), produk ini digunakan di sektor industri garmen. PT GROEN INDONESIA fokus pada pengelolaan limbah dengan misi Go green programme. (Foto: Groen). Produk untuk semua kebutuhan clean (kebersihan) disediakan oleh PT PENTA PRIMA GEMILANG. (Foto: PENTA).
Kiri-kanan: Produk buatan grup Veit yang dipasarkan di Indonesia melalui PT VEIT INDO (Foto: VEIT), produk ini digunakan di sektor industri garmen. PT GROEN INDONESIA fokus pada pengelolaan limbah dengan misi Go green programme. (Foto: Groen). Produk untuk semua kebutuhan clean (kebersihan) disediakan oleh PT PENTA PRIMA GEMILANG. (Foto: PENTA).

Shiddiq melihat tren baru pada cleaning service residensial berkembang di sekitar Jakarta, terutama di wilayah pemukiman padat kelas menengah. Hal itu dipicu oleh pertumbuhan apartemen yang lahannya terbatas dengan sumber daya manusia yang makin terbatas juga. Dia memperkirakan saat ini sudah semakin banyak perusahaan cleaning service residensial yang biasanya dikelola secara internal oleh pengelola gedung, diserahkan kepada perusahaan jasa kebersihan. Artinya kesempatan untuk mengembangkan bisnis ini masih terbuka. Tren ini turut memberi tantangan bagi APKLINDO untuk membuat standar dan sertifikasi bagi perusahaan yang bergerak di bidang jasa cleaning sehingga menjamin kepuasan konsumen.

Oleh karena itu, kebutuhan para pelaku industri dan bisnis harus dilakukan secara profesional, dan PT Media Artha Sentosa mendisain media jaringan bisnis agar mampu menyebarkan informasi tentang kecanggihan teknologi, mesin dan alat canggih, bahan baku yang berkaitan dengan clean service dan laundry.

Dengan demikian, para pelaku dan pengguna jasa clean dan laundry lebih mudah mendapatkan informasi produk kebersihan—komersial, kebersihan industri, publik, kebersihan rumah, dan rumah pribadi (clean service expo). Sedangkan melalui ekspo laundry para pengunjung dapat menyaksikan demo berbagai produk dan mesin laundry yang ditampilkan oleh beberapa peserta pameran dari150 stan dari 16 negara termasuk Indonesia.

Pameran pertama dilakukan pada pada tahun 2014 yang dikunjungi 4000 orang dengan 100 peserta. Teddy optimis jumlah pengunjung ekspo tahun 2015 bisa mencapai 6000 orang. Perusahaan-perusahaan dari China, Malaysia, Thailand, Jerman, Amerika Serikat, Kanada, dan negara lain-lain berupaya memikat hati calon pembeli. Perputaran dana di sektor jasa cleaning saja lebih Rp21 triliun per tahun. Hal itu merupakan pertanda bahwa cleaning service dan laundry semakin dibutuhkan. Bangsa kita—utamanya para pelaku industri dan para pengelola pemerintahan daerah dan perkotaan—semakin menyadari perlunya pewujudan Indonesia bersih di segala sektor.

Managing Director Kaercher Indonesia, Roland Staehler, mengatakan: “Adalah sebuah kehormatan bagi kami untuk dapat menjadi principal partner bagi Expo Clean. Hal ini memberi peluang bagi kami untuk memperkenalkan berbagai standar dan teknologi kebersihan yang belum masuk ke Indonesia.” Roland yang bangga bisa membersihkan Monas itu menjelaskan bahwa aktivitas kebersihan bukan semata-mata bisnis. Kebersihan itu juga merupakan bagian dari kualitas hidup kita, tandasnya.

Mesin road  seweeper, industrial vacuums, water cleaner, pen gumpul debu, dan alat pembersih gedung komersial yang digelar PT STARINDO CLEANING TECHNOLOGIES. (Foto:  STARINDO)
Mesin road seweeper, industrial vacuums, water cleaner, pen gumpul debu, dan alat pembersih gedung komersial yang digelar PT STARINDO CLEANING TECHNOLOGIES. (Foto: STARINDO)

Ketua Asosiasi Profesi Laundry Indonesia (APLI), Wasono Raharjo menjelaskan, bahwa laundry adalah industri yang padat modal. Mesin laundry dan bahan baku seperti listrik dan air menggunakan sekitar 60 persen dari kapasitas modal dan sisanya adalah untuk tenaga manusia dan biaya lainnya. Pada pameran laundry, hampir semua pemain kelas dunia untuk tekonologi mesin hadir seperti Kannegiesser, Jensen, Milnor, Image, Electrolux, Primus, Unimac, Girbau, dan Sailstar. Pemain dunia untuk layanan, dan bahan kimia seperti Ecolab, Sealed Air Diversey, Seitz, iClean juga hadir.

Silakan menyaksikan demo sebagian alat selama pameran, antara vacuum cleaner, carpet extractors, sweepers, rotary machines, window cleaning equipment, handdrying equipment, sterilizing machine, indoor air quality equipment, dan cleaning agent for kitchen and toilet. Juga produk drinking machine, water fountain, drinking fountain, water conditioner/water clafier, drinking water dispenser. Bahkan water softener, indoor air purifier, disinfectant, photocatalyst, IAQ testing, public toilet cleaning, mobile toilet cleaning, toilet maintenance, dan cleaning technology—juga digelar. Sementara itu, pengunjung dapat menyaksikan waste disposal equipment and management, hospital cleaning services, dan lain sebagainya.

Untuk menambah wawasan dan pengetahuan para pelaku industri, APKLINDO dan APLI menyelenggarakan seminar bertajuk Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Green Atitude, Standar Bangunan Laundry Rumah Sakit, dan Laundry Mengacu pada Akreditasi Rumah Sakit Internasional.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *