Inspiration, MICE

Belajar dari Kesalahan dan Hindari Mencaci Orang Lain

ShareBelajar dari kesalahan dan hindari mencaci orang lain—inilah prinsip Jack Ma orang super terkaya dari China. Dia menghadiri pentupan Asia Games—setelah bertemu...

Written by Rayendra L. Toruan · 2 min read >
Belajar dari Kesalahan

Belajar dari kesalahan dan hindari mencaci orang lain—inilah prinsip Jack Ma orang super terkaya dari China. Dia menghadiri pentupan Asia Games—setelah bertemu dengan Presiden Joko Widodo. Dia menghitung 9 ditambah 9 sama dengan 19, orang-orang pun menyorakinya.

Belajar dari Kesalahan
Jokowi dan Jack Ma bertemu di Istana Bogor, Sabtu 1 September 2018. Belajar dari kesalahan dan hindari mencaci orang lain (Foto: Dok. Biro Pers Setpres)

Orangnya rendah hati. Tiap bertatap muka dengan orang tidak pernah memperlihatkan gerakan tubuh atau mengucapkan kata bahwa dia adalah salah satu orang super terkaya di  dunia.

Menurut Business Insider (Februari 2018), Jack Ma pendiri dan pemilik grup Alibaba, memiliki  kekayaan US$40,2 miliar atau setara dengan Rp542,7 triliun. Di Indonesia pun dia sudah memiliki bisnis.

Dia baru bertemu dengan Presiden Joko Widodo di Istana Bogor dan menyatakan ingin menyaksikan acara penutupan Asian Games 2018. Selain super kaya, apa lagi keistimwaan Jack Ma?

Suatu saat, Jack menulis di depan khalayak—kebanyakan anak  muda dan mahasiswa seperti berikut:

2 + 2 = 4 (semua diam) kemudian dilanjutkan: 4 + 4 = 8, lagi-lagi tidak ada tanggapan, Jack menulis lagi: 8 + 8 = 16, hadirin tetap diam meski  Jack Ma memandang arah hadirin.

Artinya, matematika penjumlahan yang ditulis oleh Jack Ma itu benar. Tidak satu orang pun membantah dari antara hadirin. Anak seusia Tk pun tahu jawaban penjumlahan yang ditulis Jack Ma itu, benar.

Akan tetapi, mana kala Jack Ma melanjutkan tulisannya dengan angka 9 tambah 9 sama dengan 19. Hahk, sontak  seisi ruangan riuh dan meneriakkan kesalahan Jack Ma. Apa reaksi Jack Ma?

Jack Ma menggerakkan tubuhnya dan memandang hadirin. Suara hadirin masih riuh menyalahkan penjumlahan yang ditulis oleh Jack Ma.

Para hadirin (mungkin) lupa bahwa Jack Ma juga penyandang gelar S-1 meski jarang dijelaskan bahwa dia pun lulusan universitas.

Tidak satu orang pun di ruangan itu yang menduga bahwa Jack Ma sengaja menulis hasil penjumlahan yang salah.

Dia disoraki dan meneriakkan 9 + 9 bukan 19, melainkan 18. Apa reaksi Jack Ma? Dia tersenyum dan mengakui bahwa penjumlahan 9 + 9 yang ditulisnya itu salah.

Kemudian, dia bertanya, kenapa penghitungan tiga sebelumnya meski benar namun dari antara hadirin tidak satu orang pun yang memujinya? Kenapa hadirin hanya terpusat pada satu kesalahan dan mecemohkannya?

Ia berkata  dengan nada tenang, tiga perhitungan dan jawaban yang ditulisnya benar, kenapa dari antara  hadirin tidak ada yang memujinya?

“Kenapa kalian hanya melihat kesalahan saya pada perhitungan yang satu soal?” tanya Jack Ma. Satu orang pun tidak menyahut.

Jack Ma membungkam seluruh peserta sesi pertemuan itu. Demikianlah kebanyakan manusia yang dengan gampang bereaksi keras ketika mengetahui  kesalahan orang lain.

Kebanyakan orang (bahkan) membesar-besarkan kesalahan yang sangat kecil atau spele dan bahkan meniadakan seluruh kebaikan lain yang pernah diperbuat oleh orang yang bersalah itu.

Kita tidak usah mengikuti tabiat sebagian besar orang yang demikian mudah menyalahkan dan bahkan mencaci orang yang berbuat salah meski kesalahan itu kecil atau tidak disengaja.

Jarang orang  memuji kebaikan-kebaikan seseorang yang dilakukan sebelumnya, dan demikian mudah dihapus karena orang yang berbuat banyak itu—telah membuat satu satu kesalahan kecil.

Apa pesan moral yang hendak disampaikan oleh Jack Ma? Dia berpesan agar tiap orang belajar dari kesalahan dan tidak mengulanginya lagi.

Jack Ma juga mengingatkan ketika seseorang berbuat suatu kesalahan, jangan larut dan merasa sedih karena telah berbuat  kesalahan.

Suatu kesalahan justru memotivasi kita untuk bangkit dan berusaha memperbaiki diri sendiri untuk mencapai sukses.

Luangkan waktu untuk membantu orang yang berbuat salah tanpa mempermalukannya apa lagi mencemohnya. Luangkan waktu untuk memuji (bukan untuk menyombongkan diri sendiri) diri ketika berhasil membuat sesuatu yang baik dan benar.

Jack Ma berpendapat, kesuksesan seseorang sering tercapai karena pernah berbuat salah, dan tentu saja kesalahan itu bukan ditumpuk dengan beragam kesalaan baru, namun dipelajari lagi agar berbuat yang benar.

Jack Ma juga berpendapat bahwa dia tidak selalu yang the best, namun berusaha the first—dalam melakukan seuatu bisnis yang melayani banyak orang/pelanggan.

Indonesia dan Jack Ma  sedang menyusun kolaborasi untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM).

Melalui kerja sama itu, Jack Ma bakal meningkatkan sumber daya—selain SDM juga usaha rintisan atau startups di Indonesia.

Mari belajar dari kesalahan dan hindari mencaci orang lain—hasilnya pasti lebih baik kita rasakan dan nikmati—apa lagi jika kita sudi berbagi kepada sesama.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *