Human Development, MANEJEMEN&SAFETY

Bagaimana Dokter Mengeluarkan Tumor dari Hati?

ShareTim bedah dapat mengetahui lokasi-lokasi tepat di mana letak pembuluh-pembuluh vital yang bisa saja terpotong secara tidak disengaja, namun bisa juga untuk...

Written by Boromeus Sihombing · 2 min read >

Tim bedah dapat mengetahui lokasi-lokasi tepat di mana letak pembuluh-pembuluh vital yang bisa saja terpotong secara tidak disengaja, namun bisa juga untuk memandu pisau bedah dokter sehingga bekerja lebih aman dan akurat tanpa resiko bagi pasien.

Dokter bedah harus melihat gambar hati yang dicetak dan membandingkannya dengan gambar di layar iPad. (Sumber foto/@: Junko Kimura/Fraunhofer)

Secara sederhana pembuluh darah yang sudah terpotong itu bisa menghalangi dan bisa menutupi gambar dari pembuluh penting yang lain di dalam jaringan di sekelilingnya. Persoalan itu telah dipecahkan dengan memberikan pilihan “hapus” terhadap pembuluh darah pada tablet yang digunakan oleh para dokter bedah.

Dengan mudah, Alexander Köhn, seorang ilmuwan komputer  di MEVIS harus menyapukan jarinya di atas cabang pembuluh darah pada layar sentuhnya agar dengan demikian cabang itu hilang. Untuk bisa melihat data perencanaan selama suatu operasi, dokter bedah harus mencetak gambar-gambar hasil dan menggantungkannya pada tembok-tembok kamar operasi.

Aplikasi tersebut mempunyai peralatan lain yang membantu ketika terjadi komplikasi, yang seringkali dijumpai pada operasi  hati. Kadangkala tumor yang ditemukan berukuran lebih besar ketimbang yang telah diperkirakan sebelumnya. Oleh karena itu, para dokter bedah harus mengubah rencana mereka tanpa dipertimbangkan sebelum operasi dilakukan.

Untuk mengatasi kejadian semacam itu, disarankan untuk memotong lebih banyak cabang pembuluh darah daripada yang telah direncanakan sebelumnya, meskipun tindakan ini bisa meningkatkan resiko yakni menambah kerusakan organ hati pasien.

Akan tetapi, aplikasi itu justru membantu para dokter bedah untuk mempertimbangkan lebih jauh akan resiko-resiko selanjutnya.  Alexander Köhn mengetukkan jarinya pada pertanyaan tentang pembuluh darah yang muncul di layar.

 

iPad memperlihatkan suatu awan

Beberapa saat kemudian, iPad memperlihatkan suatu bentuk menyerupai awan yang muncul di bagian akhir pembuluh darah, menunjukkan volume hati yang disuplai oleh cabang pembuluh yang akan berhenti bekerja jika pembuluh darahnya dipotong.

“Pada kejadian yang sekarang ini jumlahnya mencapai 37 mililiter,” kata Köhn. “Sekarang dokter bedah bisa memutuskan apakah volume yang tersisa cukup besar bagi pasien untuk melanjutkan operasinya dengan aman.”

Spesialis komputer MEVIS harus menghabiskan beberapa minggu untuk menuliskan software tersebut di dalam Bahasa Jepang dan untuk memperbaikinya sesuai dengan yang diminta oleh para dokter bedah. Maka versi yang pertamanya pun siap digunakan.

“Para dokter bedah terkesan, dan bisa menunggu lama untuk menguji cobakan software yang baru itu di dalam kamar operasi,” kata Köhn.

Peristiwa ini tidak lama sebelum aplikasi yang baru dari Fraunhofer itu membuat gebrakannya untuk bidang bedah berdasarkan pada sebuah iPad yang dibungkus menggunakan plastik steril yang direkayasa secara khusus untuk tujuan-tujuan medis. Para dokter bedah tersebut dengan cepat bisa mencocokkan antara gambar-gambar hati yang nyata dan yang virtual pada layar iPad dan memperlihatkan semua pembuluh darah pasien.

“Ketika Dokter Endo melihatnya, dia berseru ‘sugoi’, yang berarti ‘super’,” kenang Köhn. “Software yang baru tersebut membuat suatu perbedaan nyata yang meyakinkan, di dalam operasi yang sangat awal.”

Para dokter bedah menandai lokasi pembuluh darah dengan tepat pada permukaan hati. Dengan demikian mereka bisa mengetahui lokasi-lokasi tepat dari pembuluh-pembuluh darah  vital yang bisa terpotong secara tidak disengaja, namun bisa juga untuk memandu pisau bedah sehinga tidak menimbulkan resiko yang berbahaya bagi pasien.

Tim bedah telah melakukan serangkaian  tes-tes dan tindak lanjuti dengan penelitian klinis di Jepang dan Jerman.

“Penelitian-penelitian ini bermanfaat untuk memberikan konfirmasi kuantitatif terhadap nilai dari peralatan yang baru yang mempermudah pekerjaan pembedahan,” jelas Andrea Schenk.

Keuntungan ini barulah awal dari perkembangan penelitian. Para pakar MEVIS telah memikirkan tentang kemungkinan yang lain untuk menggunakan iPad di luar kamar operasi, dan sedang mempertimbangkan pula untuk penggunaan iPad di seluruh bagian dari rumah sakit.

Ketika para dokter sedang berkeliling mengunjungi para pasien, sebuah chip pada salah satu sisi setiap tempat tidur dapat mentransfer secara otomatis data medis yang relevan ke dalam komputer tablet milik dokter.

“Hasil tersebut bisa digunakan, misalnya saja, untuk memperlihatkan gambar-gambar unik dari hati para pasien dan menjelaskan dengan tepat kepada para dokter tentang hal-hal yang akan terjadi selama jalannya operasi,” kata Schenk.

“Penemuan itu membantu para dokter maupun pasien,” imbuh Schenk. (Bahan diolah dari Liver operation app tulisan  Frank Grotelüschen, Fraunhofer) 

[box type=”note”]

Simak PERAN TEKNOLOGI  (1)
Cara Merawat Kesehatan Hati

[/box]

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *