Inspiration, MICE

Memadukan Teknologi Adaptasi terhadap Pemanasan Global

ShareMemadukan teknologi adaptasi terhadap pemanasan global Bagaimana teknologi berperan dalam adaptasi kita terhadap perubahan iklim?  Transfer teknologi untuk adaptasi merupakan isyu yang...

Written by Rayendra L. Toruan · 3 min read >
Adaptasi terhadap Pemanasan Global

Memadukan teknologi adaptasi terhadap pemanasan global Bagaimana teknologi berperan dalam adaptasi kita terhadap perubahan iklim?  Transfer teknologi untuk adaptasi merupakan isyu yang kritis dan  sebaiknya kita pahami.  Mari menyimak ringkasan 10 usul dari Charity Knight.

Adaptasi terhadap Pemanasan Global
Bagaimana cara mengelola pertanian dengan teknologi digital  tanpa berdampak negatif terhadap kelestarian pertanian? Mampukah dunia menurunkan emisi karbon hingga di bawah 20C? Negara-negara industri harus membantu negara miskin, dan para pelaku industri pun harus menerapkan green technology.  Memadukan teknologi adaptasi terhadap pemanasan global (Foto: Rayendra L. Toruan)

Iklim mengalami perubahan. Dampak pemanasan global semakin kita rasakan. Implementasi hasil  pembahasan di berbagai forum internasional belum signifikan.

Negara-negara industri seolah tarik-menarik, lebih mengutamakan kepentingannya sendiri. Membantu negara-negara miskin belum kewajiban—seperti tertulis pada dokumen Copenhagen Accord tahun 2009.

Meski demikian, para ahli lingkungan menggaris bawahi agar  pembahasan pemanasan global di tingkat internasional lebih fokus terhadap penemuan teknologi adaptasi agar umat manusia mempunyai panduan cara menghadapi perubahan iklim.

Sebagian para pelaku industri telah menerapkan konsep greentech yakni teknik mitigasi perubahan iklim, dan bagaimana mengurangi emisi karbon.

Akan tetapi, hasil pekerjaan para pelaku industri itu masih relatif sedikit untuk mengurangi persentase emisi di setiap negara. Kita masih merasakan efek pemanasan global.

Kita belum mendapatkan data, apakah setiap pelaku industri di tiap negara telah melakukan  konsep greentech? Apakah penyelenggara pemerintahan telah memberikan sanksi hukum kepada para pelaku industri yang membandel?

Terjadi silang pendapat di  berbagai forum diskusi internasional. Bahkan teknologi adaptasi sering dikecam karena tidak sesuai dengan kepentingan (bisnis) mereka.

Berbagai pihak yang lebih percaya terhadap upaya menciptakan metode untuk mengekang emisi yang terjadi, bukan menciptakan metode untuk menyesuaikan tiap negara tehadap perubahan lingkungan dan cuaca.

Majalah The Economist pernah melaporkan bahwa suhu dunia dapat tercapai di bawah 3,50 C pada tahun 2100. Bagaimana mungkin hal itu terjadi? Syaratnya, jika tiap negara dapat mencapai target untuk mengurangi emisi sesuai dengan Kesepakatan Kopenhagen.

Sebenarnya, konferensi Kopenhagen menghasilkan program bantuan iklim untuk negara-negara miskin. Namun, kesepakatan itu belum mengikat dan tidak wajib dilaksanakan oleh negara-negara besar.

Yang paling utama dan urgen dilaksanakan  adalah  negara-negara maju bersedia memotong emisi gas karbon dioksida dan gas lainnya dalam jumlah yang lebih besar agar pemanasan global tidak meningkat.

Di forum Kopenhagen yang dihadiri banyak kepala negara telah disepakati,  sangat perlu upaya agar suhu tetap berada di bawah 20 Celsius. Bagaimana hal itu dilaksanakan?

Karena hasilnya belum dirasakan oleh umat dunia, para ahli menyatakan, diperlukan kesepakatan yang lebih radikal. Akan tetapi,  bentuk tindakan radikal seperti apa yang dapat diterima oleh dunia—terutama negar-negara maju?

Untuk itu, demikian para ahli, metode atau teknologi adaptasi menjadi lebih penting. Charity Knight mengusulkan 10 teknologi seperti dilaporkan Reuters. Ke-10 usulan Charity Knight dapat membantu pemerintah di seluruh dunia untuk beradaptasi terhadap perubahan iklim.

Jika negara-negara maju menjanjikan dana untuk pencapaian iklim hijau sesuai Perjanjian Cancun, maka teknologi ini dapat dibuat dan digunakan oleh beberapa negara yang paling rentan terhadap dampak pemanasan global.

 

Ringkasan ke-10 usulan Charity Knight seperti berikut:

  1. Inovasi. Suhu global (panas) mengarah pada penyebaran banyak penyakit menular seperti malaria, demam berdarah, dan penyakit Lyme (sesuai Konvensi Kerangka Kerja Perubahan Iklim PBB, UNFCCC). Penyebaran itu terjadi di sebagian besar daerah tropis dan daerah yang dekat dengan geografi tropis. Suhu tinggi menyebabkan meningkatnya penyakit bawaan makanan seperti Salmonella. Cara pengiriman obat, produksi obat-obatan itu sendiri, dan pencegahan penyakit—semuanya memerlukan teknologi inovasi.
  2. Perlindungan banjir. Pemilik properti dan petani di daerah yang rentan banjir semakin membutuhkan teknologi yang dapat membantu agar mampu beradaptasi terhadap potensi banjir. Warga membangun rumah panggung, dan menghambat dampak banjir serta memilih benih tanaman yang lebih tahan terhadap banjir.
  3. Teknologi prakiraan cuaca. Kondisi cuaca ekstrim, dari banjir hingga angin topan, akan menjadi lebih umum di daerah-daerah tertentu yang disebabkan pemanasan bumi. Prakiraan cuaca menjadi bidang inovasi yang sangat bergantung pada alat teknologi informasi (satelit, perangkat lunak, komputasi, sensor) untuk menghasilkan beberapa inovasi yang dibutuhkan.
  4. Alat asuransi. Untuk membantu menyebarkan risiko cuaca ekstrim dan suhu tinggi, maka petani dan pemerintah berinvestasi dalam program asuransi terhadap dampak bencana yang disebabkan cuaca.
  5. Jenis tanaman. Suhu tinggi mengurangi produktivitas pertanian secara dramatis. Lahan rawan risiko harus ditanami dengan benih yang kebal terhadap suhu tinggi, tanaman hasil rekayasa genetika berperan sangat tepat.
  6. Supercomputing. Ramalan cuaca dan data perubahan iklim sangat menguntungkan dengan menggunakan superkomputer yang lebih lebih cepat menghasilkan data dan berguna untuk prediksi cuaca dalam waktu nyata.
  7. Pemurnian air. Kekeringan yang lebih luas menyebabkan masalah bagi masyarakat dan petani. Pada saat yang bersamaan, naiknya permukaan laut memmengaruhi wilayah pesisir, berpotensi menyebabkan peningkatan garam dalam air tanah. Teknologi desalinasi dapat mengatasinya dengan penerapan teknologi pemurnian air.
  8. Daur ulang air. Di luar desalinasi, teknologi air lainnya termasuk menggunakan air hujan untuk tanaman dan kebutuhan sehari-hari. Kuncinya adalah penggunaan teknologi yang tepat dan murah.
  9. Sistem irigasi yang efisien. Meskipun bukan teknologi mutakhir, petani di daerah yang terkena dampak suhu panas dapat menerapkan sistem irigasi yang jauh lebih efisien.
  10. Sensor. Dengan semua potensi masalah dan fluktuasi lingkungan yang disebabkan pemanasan global, membutuhkan teknologi yang tepat dan akurat untuk memantau cuaca—dapat menggunakan teknologi sensor.

Kita dan semua pihak berperan dalam memadukan teknologi adaptasi terhadap pemanasan global—sekecil apa pun peran di lingkungan kita masing-masing amatlah bermanfaat, dan penting.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *